TEMPO.CO, Jakarta - Produk lifedata-style atau gaya hidup berupa obat pelangsing sering dipalsukan. Hal ini diungkap oleh Direktur Eksekutif International Pharmaceutical Manufacturers Group (IPMG) Parulian Simanjuntak di Jakarta, Rabu, 16 Juli 2014.
Parulian mengatakan paparan yang dilakukan oleh Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan ini ditujukan untuk semua pemangku kepentingan karena dampak pemalsuan ini bukan hanya pasien, industri, tetapi semua pihak. "Negara kehilangan pajak dan pendapatan," kata Parulian.
Ia mengatakan bisnis obat akan mengalami kerugian besar jika terjadi pemalsuan. "Untuk masyarakat, ada dampak kesehatan yang tidak diinginkan," kata Parulian. (Baca: Obat Kuat Sildenafil Sitrat Banyak Dipalsukan)
Obat pelangsing palsu bisa merusak ginjal dan tubuh. "Biasanya orang mengkonsumsi obat pelangsing karena informasi dari mulut ke mulut. Asal beli tidak pakai resep," kata Parulian.
MIAP yang berdiri sejak 2003 merupakan gabungan dari beberapa perusahaan untuk menangani masalah pemalsuan. Anggota MIAP terdiri atas 13 perusahaan yakni PT Pfizer Indonesia, PT Epson, PT Unilever Indonesia, Louis Vuitton Moet Hennessey, Oakley Indonesia, P&G, International Pharmaceutical Manufacturers Group, British Petroleum, Nestle Indonesia, Bintang Toedjoe, PT Quiksilver Indonesia, PT Tirta Investama-Aqua Danone, dan Business Software Alliance (BSA).
Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
10 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.