Puncak Everest, di antara puncak-puncak gunung lainnya di pegunungan Himalaya difoto dalam pernerbangan dari Kathmandu, Nepal, pada April 2010. REUTERS/Tim Chong
TEMPO.CO, Jakarta - Sepuluh pendaki asal Indonesia selamat dari badai di Himalaya yang terjadi pada Selasa, 14 Oktober 2014. Salah satunya bernama Nizar Suhendra, pendaki senior yang kerap mendaki gunung-gunung di luar negeri. "Saya tak menduga akan menghadapi badai di Himalaya. Ini pertama kalinya bagi saya," ujar Nizar ketika diwawancarai Tempo, Jumat, 24 Oktober 2014.
Hingga hari ini, tercatat ada 38 korban akibat badai di pegunungan tertinggi di dunia itu. Sebagian besar korban meninggal akibat longsor yang terjadi saat badai. Pemerintahan Nepal sampai memutuskan menutup jalur pendakian hingga aman.
Nizar dan tim mendaki pegunungan dekat Annapurna Circuit, pada tanggal 4 Oktober lalu. Mereka telah mencapai High Camp yang letaknya 5.300 meter di atas permukaan air laut sebelum badai datang dan memaksa mereka turun hingga ketinggian 4.200 meter dari permukaan air laut, tepatnya di Desa Leddar.
Nizar berkata dirinya dan tim selamat setelah menghadapi badai selama kurang-lebih delapan jam sejak turun dari High Camp. Nizar menganggap dirinya dan tim selamat karena sudah melakukan persiapan sejak jauh-jauh hari. "Tapi salah satu anggota tim kami cedera akibat terpeleset. Untungnya, saat kami sudah dekat dengan Desa Leddar," ujar Nizar.
Berikut nama-nama pendaki asal Indonesia yang berhasil selamat dari badai di Himalaya: Nizar Suhendra, Ade Rahmat, Agung Sutiastoro, Ari Nugroho, Adi Seno, Manogari Siahaan, Agus Radjani, Gabriel Tri, Paido Panggabean, dan Unggul Rahadjo.
