Tim medis RSU Dr. Soetomo Surabaya mengevakuasi bayi kembar siam dari RSUD Gambiran Kediri ke Surabaya (17/7). Rencananya bayi ini akan menjalani operasi pemisahan di Surabaya. TEMPO/HARI TRI WASONO
TEMPO.CO, Kediri - Meski telah melewati masa kritis dan keluar dari rumah sakit, bayi kembar siam Citra Fazira Ramadhany dan Nezya Fazira Ramadhany tetap membutuhkan perawatan dan pengawasan yang lebih dibandingkan bayi umumnya. Peluang hidup keduanya disebutkan lebih kecil dibandingkan si kembar fenomenal asal Minessota, Amerika Serikat, Abigail dan Brittany Hensel. (Baca berita sebelumnya: Tak Dapat Dipisahkan, Kembar Siam Kediri Pulang)
"Ini karena organ jantung mereka yang hanya satu," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri Adi Laksono, Rabu, 26 November 2014. Kondisi berbagi jantung yang sama, kata Adi, lebih rumit dibandingkan kembar siam yang bertahan hingga dewasa.
Namun Adi menolak menyimpulkan jika daya bertahan hidup Citra-Nezya sangat rendah. Apalagi sebelumnya tim dokter yang sempat memvonis usia keduanya tak lebih dari sebulan dibuat tercengang dengan kondisi mereka yang mampu bertahan hingga sekarang, 16 bulan dari kelahiran mereka.
Pemerintah Kabupaten Kediri terus mendorong dan memfasilitasi kesehatan Citra-Nezya melalui program BPJS. Bupati Kediri Haryanti juga akan berkoordinasi dengan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kediri Gambiran dan Rumah Sakit Bhayangkara agar siap menerima mereka terutama poli jantung dan penyakit dalam. "Jika setiap saat dirujuk mereka siap," katanya.
Citra-Nezya tinggal di rumah kakeknya di Desa Jambean, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri. Keduanya tinggal di sana sejak Senin lalu setelah 16 bulan menjalani perawatan akibat kelainan pada jantung di Rumah Sakit Umum Daerah dr Soetomo, Surabaya. Keduanya dirujuk ke rumah sakit itu setelah persalinan caesar di Rumah Sakit Gambiran pada Juli tahun lalu.