Waspada TB Kebal yang Lebih Berbahaya!

Reporter

Senin, 2 Maret 2015 04:58 WIB

AP GRAPHIC

TEMPO.CO , Jakarta:Tuberkulosis atau TB di Indonesia kini mulai mengenal MDR TB yaitu Muliti Drug Resistent Tuberculosisa atau dikenal dengan tuberkulosis yang resisten alias kebal. Demikian hal ini dijelaskan Prof dr Tjandra Yoga Aditama pada surat elektroniknya hari Minggu, 1 Maret 2015 di Jakarta.

Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) kantor Kementerian Kesehatan, MDR TB memiliki kekebalan terhadap obat anti TB utama, yaitu rifampisin dan INH.

"Padahal di dunia, TB ini merupakan ancaman serius dalam penanggulangan tuberkulosis," kata dia.

Tjandra juga menjelaskan pengobatan MDR TB lebih sulit, obatnya lebih banyak yang harus diminum. Kemudian waktu pengobatannya lebih lama sampai sekitar dua tahun dan memiliki efek samping yang lebih sering. Diceritakan Tjandra di Indonesia, ada sekitar 6800 kasus MDR TB. Kemudian Indonesia menduduki peringkat ke 10 yang merupakan MDR TB terbanyak di dunia. Selanjutnya, kini di Indonesia ada 28 rumah sakit yang dapat menangani MDR TB.

"Selain MDR TB, Indonesia juga sudah ditemukan kasus Pra XDR TB (MDR TB) dengan resistensi kuinolon atau obat suntik. Bahkan sudah ada kasus XDR TD. Karena itulah, saya serius mengajak mari bersama-sama menangani MDR TB ini."

Tjandra juga menjelaskan pada Sabtu (28/2) sudah diluncurkan Indonesia Initiative on MDR TB Care (Indonesia IMTC), yang dihadiri para tokoh penting dunia kesehatan di Indonesia dari berbagai lapisan termasuk instansi, masyarakat dan swasta. Kemudian juga dihadiri pewakilan dari Asia dan Badan Kesehatan Dunia (WHO).

"Peluncuran Indonesia IMTC merupakan wadah dari berbagai pihak yaitu profesi, organisasi masyarakat, swasta dan pemerintah dalam bentuk Public Private Partnership (PPP) untuk berperan serta dalam penanggulangan MDR TB di Indonesia.

Tjandra juga menjelaskan Indonesia IMTC ini terdiri dari 3 hal yaitu penyebarluasan informasi tentang MDR TB pada para dokter, dan petugas kesehatan lainnya berupa kumpulan artikel TB, newsletter, kegiatan di media masa yang akan dilakukan secara rutin setiap tiga hingga enam bulan sekali.

"Kemudian penelitian TB&MDR TB dalam aspek epidemiologi, klinik dan sosial atau perilaku. Dan pemberian penghargaan pada peneliti TB dalam bentuk pelatihan di dalam dan luar negeri," kata Tjandra.

HADRIANI P.

Berita terkait

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

1 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

1 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

3 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

6 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

8 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

9 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

10 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

10 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

11 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

11 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya