KieBae, Minuman Kopi yang Bukan Terbuat Dari Biji Kopi

Reporter

Selasa, 13 Oktober 2015 22:55 WIB

Ilustrasi kopi. TEMPO/Nita Dian

TEMPO.CO, Jakarta - Eko Yulianto, seorang pemuda asal Wonosobo, Jawa Tengah, mengolah biji salak yang banyak terdapat di daerahnya menjadi minuman serasa kopi.

"Ya, tidak langsung jadi minuman kopi seperti ini. Saya lakukan beberapa kali percobaan sampai menemukan formula yang pas," katanya saat memamerkan kopi dari biji salak hasil kreasinya di Semarang, Selasa, 13 Oktober 2015.

Kopi dari biji salak kreasi Eko adalah salah satu hasil penelitian yang dipamerkan pada "Pameran Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Karya Dosen dan Balitbangda" di Hotel Crowne Plaza Semarang.

Menurut dia, biji salak yang diolah menjadi minuman kopi itu terinspirasi dari melimpahnya biji salak di kawasan tempat tinggalnya di Desa Watumalang, Wonosobo, yang selama ini terbuang sia-sia.

"Di daerah saya, 80 persen warganya merupakan petani salak. Jadi, ketika musim panen, salak sangat melimpah. Bahkan, dihargai murah sekali di tingkat petani, yakni hanya Rp 500 per kilogram," katanya.

Namun, kata dia, selama ini orang hanya mengonsumsi buahnya, sementara bijinya dibuang sehingga muncul ide untuk mengolahnya menjadi produk olahan bernilai jual yang bisa juga dikonsumsi.

Apalagi, Eko mengetahui khasiat biji salak dari jurnal-jurnal yang dibacanya lewat internet yang ternyata bermanfaat untuk kesehatan, seperti membantu mengobati hipertensi, kolesterol, dan diabetes.

"Kalau buahnya (salak, red.), saya olah jadi manisan rasa kurma, kerupuk, dan kue-kue salak. Namun, saya kepikiran biji yang tersisa. Saya putar otak sampai kemudian jadi minuman kopi ini," katanya.

Ia mengakui awalnya kerap mendapatkan omongan kurang sedap dari kawan dan masyarakat sekitar yang menganggapnya aneh, namun semuanya berubah setelah mengetahui rasa kopi ala biji salak buatannya itu.

"Biji salak di sana (Wonosobo, red.) kan disebut geol. Prosesnya mudah, biji salak dijemur, kemudian disangrai, dan ditumbuk seperti kopi. Setelah itu, siap diseduh dengan air panas," katanya.

Bahkan, kopi ala biji salak buatannya itu sudah dipasarkan secara luas secara "online" yang berbuah banyaknya pesanan dari berbagai daerah, seperti 1.000 bungkus untuk dikirim ke Magelang dan Banjarnegara.

Setiap bulan, Eko setidaknya mampu memproduksi sebanyak 500 bungkus kopi biji salak yang dilabeli "KieBae" dengan takaran 100 gram per bungkusnya dan harganya juga terjangkau hanya Rp 15 ribu per bungkus.

"Sudah setahun ini saya menekuni bisnis kopi biji salak ini, apalagi pesanan semakin banyak. Kalau di Wonosobo yang pesan kopi biji salak ini justru sedikit, lebih banyak dari luar kota," pungkasnya.



ANTARA

Berita terkait

10 Makanan Khas Kota Semarang yang Wajib Dicoba: Yang Manis Hingga Asin

2 hari lalu

10 Makanan Khas Kota Semarang yang Wajib Dicoba: Yang Manis Hingga Asin

Wingko babat merupakan makanan tradisional dari area Kota Semarang. Kudapan dari parutan kelapa, tepung beras ketan dan gula ini cocok buat ngeteh.

Baca Selengkapnya

Berusia 477 Tahun, Berikut Sejarah Kota Semarang Hingga Peristiwa Pertempuran Lima Hari

3 hari lalu

Berusia 477 Tahun, Berikut Sejarah Kota Semarang Hingga Peristiwa Pertempuran Lima Hari

Sejarah Kota Semarang bermula pada abad ke-8 M, bagian dari kerajaan Mataram Kuno bernama Pragota, sekarang menjadi Bergota menjadi pelabuhan.

Baca Selengkapnya

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

16 hari lalu

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

Lion Air Group Gandeng 16 Perguruan Tinggi untuk Perkuat Ekosistem Penerbangan

45 hari lalu

Lion Air Group Gandeng 16 Perguruan Tinggi untuk Perkuat Ekosistem Penerbangan

Maskapai penerbangan Lion Air Group menggandeng 16 perguruan tinggi di Indonesia untuk memperkuat ekosistem penerbangan.

Baca Selengkapnya

Sepekan Banjir Semarang, Sejumlah Kelurahan Masih Terendam

47 hari lalu

Sepekan Banjir Semarang, Sejumlah Kelurahan Masih Terendam

Sepekan setelah banjir Semarang, posko pengungsian sudah ditutup. Namun, masih ada genangan di beberapa kelurahan.

Baca Selengkapnya

Mengapa Banjir Selalu Jadi Problem di Semarang dan Pantura?

51 hari lalu

Mengapa Banjir Selalu Jadi Problem di Semarang dan Pantura?

Banjir selalu menjadi masalah di Indonesia. Namun, mengapa Jawa Tengah, terutama Semarang dan Pantura selalu dilanda banjir saban tahun?

Baca Selengkapnya

Gebyar Wirausaha 10: Menuju Kesuksesan dan Berkah melalui Transformasi Bisnis

15 Februari 2024

Gebyar Wirausaha 10: Menuju Kesuksesan dan Berkah melalui Transformasi Bisnis

Gebyar Wirausaha ke-10 ini juga diharapkan menjadi gerbang utama dalam Program One Year Coaching (OYC) Batch 7.

Baca Selengkapnya

Kemenkop UKM: Kesehatan dan Kecantikan jadi Sektor Unggulan Pengembangan UMKM

6 Februari 2024

Kemenkop UKM: Kesehatan dan Kecantikan jadi Sektor Unggulan Pengembangan UMKM

Kemenkop UKM berharap dapat menciptakan lingkungan yang mendukung lahirnya wirausaha yang inovatif, berbasis teknologi, dan bertahan.

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Umumkan Jawara Wirausaha Muda Mandiri 2023

20 Januari 2024

Bank Mandiri Umumkan Jawara Wirausaha Muda Mandiri 2023

Terpilih 12 pemenang di kategori Business Existing dan satu pemenang untuk kategori Business Plan.

Baca Selengkapnya

Finalis WMM 2023 Pamerkan Karya dan Kreasi Unggulannya

19 Januari 2024

Finalis WMM 2023 Pamerkan Karya dan Kreasi Unggulannya

Para finalis yang berhasil lolos seleksi dari lebih dari 8.000 pendaftar dari berbagai daerah di Indonesia memamerkan inovasi, kreativitas, dan inspirasi mereka.

Baca Selengkapnya