DI JFW 2016, Arsitektur Hingga Dimsum Jadi Inspirasi
Editor
Subkhan tnr
Senin, 26 Oktober 2015 23:00 WIB
Jakarta, TEMPO.CO--Arsitektur menjadi inspirasi bagi Randy W. Sastra dan Yessi Kusumo untuk menciptakan koleksi bagi label mereka Byvelvet. Ini merupakan label premium dari toko obline Shopatvelvet milik duo desainer lulusan Universitas Tarumanegara ini. Terinspirasi dari Farnsworth House karya arsitek Amerika-Jerman Ludwig Mies Van Rohe, pasangan Randy dan Yessi mengembangkan koleksi bertajuk Solitude di Jakarta Fashion Week 2016.
“Kami berdua sangat suka arsitektur,” ujar Randy kepada Tempo, Kamis, 22 Oktober 2015. Ini juga menjadi alasan keduanya memulai label pakaian siap pakai Shopatvelvet yang punya basis online. Saat ini Shopatvelvet mampu memproduksi ribuan potong pakaian setiap bulannya.
Berbeda dengan Shopatvelvet yang diproduksi secara masif, label Byvelvet, kata Randy, menjadi laboratorium untuk mengembangkan idealisme desain mereka. “Konsep label ini juga lebih premium,” kata Yessi. Untuk anda yang belum bisa memahami minimalisme dalam mode, mungkin bakal tidak suka pakaian karya mereka.
Permainan tekstur yang kaya, lewat bahan semacam serat nanas, ataupun linen, serta konstruksi yang asimetris sebenarnya terinspirasi dari periode modern awal dalam bidang arsitektur. Itu sebabnya, tidak ada taburan payet ataupun kristal dalam koleksi mereka.
Bagi Yessi, koleksi ini adalah cerita soal wanita yang independen. “Bayangkan dia seorang wanita yang sibuk bekerja pada hari kerja, dan pergi menyepi di akhir pekan ke sebuah rumah persitirahatan di luar kota,” kata dia. Pengembangan Byvelvet sebagai label baru dari Shopatvelvet, menjadi pengembangan yang sangat menarik untuk disimak.
Sedangkan bagi desainer label Jii, Gloria Agatha, humor dan kelucuan adalah salah satu formula paling ampuh dalam resep koleksi baru miliknya. Tahun ini, dia memilih 'Dimsum' sebagai tema koleksi pakaian miliknya. Jangan bayangkan ada bentuk-bentuk makanan asal Tiongkok yang muncul dalam busana rancangannya.
Ikon hewan langka berupa panda (Ailuropoda melanoleuca), muncul dalam berbagai ornamen pada pakaiannya. Warna merah darah yang mengingatkan kita pada warna angpao tradisional Tiongkok, serta siluet pakaian mirip qipao ataupun hanbok dengan pita besar di bagian dada mampu menarik perhatian banyak orang yang menonton. Paling tidak untuk menjepret dan mengunggahnya ke media sosial semacam Instagram.
Peragaan busana slot kedua dari program Indonesia Fashion Forward hasil kerjasama Femina Group, Badan Ekonomi Kreatif, dan British Council ini juga menjadi saksi lahirnya label baru SOE Jakarta. Ini merupakan pengembangan label Alex[a]lexa yang sebelumnya sudah dikenal luas lewat beragam curated market di pelosok Jakarta ataupun toko belanja daring.
Pasangan Monique Natalia Soeriaatmadja dan Sendy Soeriaatmadja selaku desainer label ini berhasil membuat koleksi yang menarik. Terinspirasi dari beragam cabang olahraga mulai dari karate hingga bisbol, duo desainer ini menerjemahkannya dengan membikin jaket varsity ataupun sandal dengan aksen yang unik. Sandal dengan aksen sabuk karate yang dibentuk pita misalkan, menjadi salah satu koleksi menarik mereka. Di tangan SOE, sporty tak melulu serius. Tapi juga bisa unik dan lucu.
SUBKHAN J. HAKIM