Tren Warna 2017, dari Denim Niagara hingga Pink Yarrow
Editor
Efri NP Ritonga
Senin, 31 Oktober 2016 13:27 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pekan mode Jakarta Fashion Week 2017 baru saja usai pada Jumat, 28 Oktober lalu. Dari ratusan peragaan koleksi busana yang diadakan, muncul berbagai prediksi tren yang akan menghiasi industri mode sepanjang setahun mendatang. Termasuk prediksi warna yang akan populer pada 2017.
Pada deretan pertama ada warna biru yang terbentang luas dari spektrum denim blue hingga sky blue. Tren ini menggeser sedikit spektrum warna navy blue dan serenity, yang mendominasi sepanjang 2016. AkzoNobel, perusahaan yang menaungi banyak perusahaan cat, mendaulat warna denim blue sebagai warna yang paling menonjol dalam roda tren 2017.
Di atas panggung, warna denim blue digunakan oleh Patrick Owen, yang berkolaborasi dengan AkzoNobel/Dulux. Untuk bersantai dan berlibur, kita akan kebanjiran baju berwarna biru rancangan kakak-adik Faustine Arthaputri-Eda Arthaputri dalam label Milcah. Warna ini juga muncul pada modest wear rancangan Restu Anggraini lewat label Etu.
Di panggung yang lebih mendunia, di New York, beberapa rumah mode ternama yang menjadi kiblat mode dunia juga mengeluarkan koleksi warna biru. Alexander McQueen, Emporio Armani, Carolina Herrera, dan Alberta Ferretti menggunakan warna denim niagara untuk koleksinya. Ada juga Salvatore Ferragamo, Gucci, dan Hugo Boss yang menggunakan biru lapis untuk koleksi Spring/Summer 2017.
Warna ini tampak selaras dengan tren warna dunia yang dirilis oleh Pantone pada pekan mode dunia, seperti New York Spring/Summer 2017. Pantone merilis sepuluh warna yang akan menjadi acuan tren warna dalam industri mode sepanjang musim semi dan panas 2017. Warna tersebut adalah niagara denim blue, lapis blue, island paradise, greenery, kale, flame, primrose yellow, pink yarrow, pale dogwood, dan hazelnut.
Pantone sendiri menahbiskan warna denim niagara sebagai warna yang mendominasi tren mode setahun mendatang. Menurut Pantone, warna ini menggambarkan hasrat setiap individu yang menginginkan kenyamanan dan relaksasi.
Leatrice Eiseman, Direktur Eksekutif Pantone Color Institute, mengatakan warna yang menjadi tren pada 2017 adalah warna yang dihasilkan dari perspektif berbeda sehingga muncul dengan konteks berbeda. “Warna ini mengingatkan kita pada warna alam sehingga sangat berkaitan erat dengan emosi dan perasaan,” katanya.
Patrick Owen, yang juga bereksperimen dengan warna denim dalam kolaborasi dengan AkzoNobel, mengatakan warna biru identik dengan ketenangan. “Warnanya sangat mudah dipadupadankan dengan warna lain,” ujar Patrick. Dalam busananya, Patrick lebih banyak mengawinkan warna biru denim dengan warna putih.
Jika dikolaborasikan dengan rilis Pantone, warna cokelat seperti hazelnut dan warna pink feminin seperti pale dogwood pink juga layak dijagokan sebagai warna yang akan mewarnai tren mode Tanah Air selama 2017. Sebab, warna ini kerap berseliweran di atas panggung, selain hitam dan putih tentunya, yang menjadi warna abadi dalam industri mode.
Rentang warna cokelat pastel, seperti hazelnut, dijumpai dalam koleksi label busana Nadjani bertajuk “Lorategia”. Beberapa koleksi Anandia Putri dalam label IKYK juga menggunakan warna ini. Adapun pada deretan warna pink ada Ria Miranda yang setia dengan busana muslim feminin. Kita juga dapat melihat sentuhan warna pink dalam koleksi Itang Yunasz dan Billy Tjong.
Pada pekan mode New York, warna ini menginspirasi Monique Lhuillier. Deretan warna pink yang lebih terang, seperti pink yarrow, ada pada koleksi musim semi 2017 milik Hermes. Di luar panduan warna Pantone, warna abu-abu tampaknya juga patut dipertimbangkan. Sebab, koleksi modest wear Rani Hatta menuai pujian di sana-sini. Rani Hatta mengkombinasikannya dengan warna putih dan hitam untuk koleksi Youth miliknya.
DINI PRAMITA