OpenNotes Dorong Dokter bagi Rekaman Medis Pasien

Jumat, 3 November 2017 13:59 WIB

Empat Alasan Resep Dokter Sulit Dibaca

TEMPO.CO, Jakarta - Rekaman medis yang memuat tentang informasi kesehatan seseorang merupakan dokumen medis dan legal. Secara hukum, seseorang memiliki hak atas rekaman medisnya termasuk catatan dokter, dan dapat mengoreksinya bila ada kesalahan.

Akan tetapi, dikutip dari webmd.com, rekaman medis sulit diperoleh. Bahkan, informasi medis elektronik mungkin saja tidak akurat atau tidak lengkap. Salah satu pendiri proyek OpenNotes, Tom Delbanco dari Sekolah Medis Harvard mendesak dokter untuk membagikan catatan medisnya kepada pasien. Pembagian catatan itu dapat dilakukan melalui portal online sebagai salah satu strategi medis dan membangun kepercayaan antara pasien dengan dokter. Hal ini juga untuk memudahkan pasien membaca rekaman medisnya. “Kami melihat OpenNotes sebagai obat baru,” kata Delbanco. Baca: Makanan Unik di Instagram, 'lapar sih lapar tapi gak gini juga'

OpenNotes adalah sebuah gerakan kesehatan agar pelayanan medis lebih terbuka dan transparan. Caranya dengan mendorong dokter merilis catatan medis dan memberikannya kepada pasien. Dikutip dari laman resmi OpenNotes, opennotes.org, pasien dapat menanyakan salinan catatan medis kepada dokter. Dokter pun diharapkan segera membagikan catatan medis kepada pasien terkait melalui portal online yang aman. “Dokter juga dapat mengirimkan salinan rekaman medis kepada pasien setelah kunjungan,” seperti tertulis dalam opennotes.org.

Menurut Delbanco, berjalannya OpenNotes membantu masyarakat memperoleh obat yang lebih baik, terdidik seputar kesehatannya, dan membantu mempersiapkan diri untuk kunjungan kesehatan berikutnya. Baca: Alexis Ditutup, Selebgram: Semoga Moral Masyarakat Lebih Baik

Sebuah studi menemukan, pasien yang membaca rekaman medisnya akan mengikuti perilaku hidup sehat dengan lebih baik. Meski begitu, beberapa orang mungkin merasa khawatir setelah mengetahui seperti apa kondisi kesehatannya.

Dalam laman finance-commerce.com tertuliskan, tak semua dokter merasa bahagia dengan sistem rekaman medis elektronik yang kerap wajib memasukkan data dokter. Ada juga dokter yang mengeluh lantaran lebih banyak berinteraksi dengan pasien lewat layar ketimbang tatap muka. Hal ini dianggap mengurangi perawatan pasien dan produktivitas dokter.

WebMD | FINANCE & COMMERCE | LANI DIANA

Berita terkait

5 Kampus Kedokteran Terbaik di Indonesia Versi QS WUR by Subject 2024

13 hari lalu

5 Kampus Kedokteran Terbaik di Indonesia Versi QS WUR by Subject 2024

QS World University Rankings atau QS WUR by Subject 2024 kembali menghadirkan daftar kampus dengan jurusan kedokteran terbaik di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Peneliti UI Ungkap Tantangan Pemanfaatan Kecerdasan Buatan dalam Bidang Kedokteran

43 hari lalu

Peneliti UI Ungkap Tantangan Pemanfaatan Kecerdasan Buatan dalam Bidang Kedokteran

Pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) di bidang kedokteran harus tetap memperhatikan prinsip etika.

Baca Selengkapnya

Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

48 hari lalu

Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

Setidaknya ada 731 tenaga medis meninggal saat bertugas pandemi Covid-19, sekitar 4 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Masih Mogok Kerja, Polisi Korea Selatan Gerebek Kantor Ikatan Dokter

1 Maret 2024

Masih Mogok Kerja, Polisi Korea Selatan Gerebek Kantor Ikatan Dokter

Polisi Korea Selatan menggerebek kantor ikatan dokter karena mogok kerja masih berlangsung.

Baca Selengkapnya

Cerita Teman Anggi si Pembajak Shopee Mau Pinjamkan Rekening Banknya untuk Penipuan

20 Februari 2024

Cerita Teman Anggi si Pembajak Shopee Mau Pinjamkan Rekening Banknya untuk Penipuan

Kepada hakim, ALI tak menyangka temannya, Anggi, akan membajak paket Shopee dan menggunakan akun banknya untuk penipuan lantaran mahasiswi kedokteran.

Baca Selengkapnya

Kisah Marie Thomas Melawan Diskriminasi hingga Jadi Dokter Perempuan Pertama di Hindia Belanda

19 Februari 2024

Kisah Marie Thomas Melawan Diskriminasi hingga Jadi Dokter Perempuan Pertama di Hindia Belanda

Marie Thomas dikenal sebagai dokter perempuan pertama. Ia melalui diskriminasi saat sekolah kedokteran

Baca Selengkapnya

Apa Syarat Pendirian Fakultas Kedokteran di Indonesia?

8 Februari 2024

Apa Syarat Pendirian Fakultas Kedokteran di Indonesia?

Pendirian Fakultas Kedokteran diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2021.

Baca Selengkapnya

Prabowo Janjikan Bangun 300 Fakultas Kedokteran, Apa Tanggapan IDI dan IDAI?

8 Februari 2024

Prabowo Janjikan Bangun 300 Fakultas Kedokteran, Apa Tanggapan IDI dan IDAI?

IDI dan IDAI menilai rencana Prabowo mendirikan 300 Fakultas Kedokteran Prabowo bukan solusi yang tepat mengatasi masalah kesehatan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Prabowo Janji Bangun 300 Fakultas Kedokteran dan Beasiswa 10 Ribu Pelajar

4 Februari 2024

Prabowo Janji Bangun 300 Fakultas Kedokteran dan Beasiswa 10 Ribu Pelajar

Calon presiden Prabowo Subianto menjanjikan 300 fakultas kedokteran dan beasiswa untuk 10 ribu pelajar.

Baca Selengkapnya

Biaya Kuliah Fakultas Kedokteran di ITS hingga IPB University

16 Januari 2024

Biaya Kuliah Fakultas Kedokteran di ITS hingga IPB University

Berapa besaran UKT untuk Program Studi Kedokteran?

Baca Selengkapnya