Kesehatan Mental, Kapan Harus Diwaspadai? Tilik Gejalanya

Reporter

Tempo.co

Editor

Susandijani

Sabtu, 27 Januari 2018 22:42 WIB

Ilustrasi Pria Stres (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta – Pekerja kreatif ekonomi digital dituntut untuk bekerja di bawah tekanan berat dan tenggat waktu yang padat karena diharuskan bekerja selama 24/7. Hal itu berujung pada perburukan kesehatan mental yang seringkali terabaikan.

Menurut riset dari BPJS Ketenagakerjaan dengan Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif), hampir sepertiga dari pekerja kreatif mengalami overwork. Nur Aini, Koordinator Divisi Advokasi, menyatakan bahwa data tersebut mengindikasikan bahwa kesehatan mental pekerja banyak yang mengalami perburukan. Demikian terungkap di seminar pada acara WorkLife Balance Festival yang diadakan Serikat Pekerja Media dan Industri Kreatif untuk Demokrasi (Sindikasi) di Jakarta 27 Januari 2018.

Baca juga:
Pasca Anestesi: Begini Menyadarkannya, Ada Halusinasi Seksual?

Perburukan kesehatan mental sulit untuk diketahui secara fisik, kecuali seseorang sudah mengalami gangguan jiwa berat, seperti kegilaan. “Kadang-kadang, gejala gangguan jiwa itu sulit diketahui. Penderita aja bingung. Kadang, kita terlambat mengetahui dan terapi,” jelas salah seorang pembicara, Spesialis Kedokteran Jiwa dr. Rama Giovani, SpKJ.

“Prevalensi (penyakit jiwa) terus meningkat. 1 dari 5 orang pasti punya masalah kejiwaan,” ujarnya dalam acara bertajuk “Kesehatan Mental bagi Pekerja Ekonomi Digital” itu.

Menurut Rama, gejala perburukan kesehatan mental dapat ditandai dengan banyak hal, seperti insomnia, hipersomnia (kelebihan tidur), lesu, dan rasa sakit pada tubuh. Lebih dari 80 persen pasien yang stres atau depresi karena pekerjaan, mengeluh mengalami kesulitan tidur atau sering terbangun di tengah malam.

"Orang yang mengidap penyakit jiwa seperti depresi dapat mengalami gejala sakit seperti pada umumnya. Contohnya adalah sakit kepala dan nyeri lambung," kata Rama.

Tanda lain Anda mengalami gangguan mental adalah jika ke dokter umum dan dokter tidak dapat menemukan penyebab penyakit Anda. "Sebaiknya segera ke psikiater. Sebab, penyakit Anda bisa saja dipicu oleh perburukan kesehatan mental," katanya.

Advertising
Advertising

Pembicara lainnya, seorang Psikolog Danika Nurkalista, M.Psi, juga menjelaskan ciri-ciri yang menandakan Anda harus segera mendapat pertolongan ahli, baik psikiater maupun psikolog. Baca juga: Waspada Waze: Wisatawan Ini Cari Alamat Diarahkan Masuk Danau

Pertama, orang-orang disekitar Anda melihat perubahan kepribadian Anda, seperti dari ceria ke murung. Lalu, Anda tidak bisa mengontrol apa yang Anda pikirkan atau rasakan. Terakhir, perilaku dan pikiran yang tidak sejalan. Hal itu menandakan, ada sesuatu yang harus diperbaiki dalam diri Anda agar perilaku dan pikiran dapat bekerja dengan sejalan.

Dalam seminar tersebut, terus ditekankan perlunya tindakan preventif untuk kesehatan mental. Oleh karena itu, Anda harus meningkatkan kewaspadaan kesehatan mental diri sendiri maupun orang-orang disekitar. Sebab, keterlambatan penanganan penyakit jiwa umumnya disebabkan oleh pasien yang tidak mau mengakui penyakitnya tersebut.

MAGNULIA SEMIAVANDA HANINDITA

Berita terkait

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

1 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

3 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

3 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

10 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

11 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

12 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

12 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

13 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

13 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Sosiolog Ungkap Masalah yang Masih Dialami Perempuan

16 hari lalu

Hari Kartini, Sosiolog Ungkap Masalah yang Masih Dialami Perempuan

Hari Kartini merupakan momentum refleksi masih banyak persoalan terkait perempuan dan anak. Ini harapan sosiolog.

Baca Selengkapnya