Tangan Terus Menggigil, Wanita Ini Lakukan Terapi dengan Musik

Reporter

Nur Alfiyah

Editor

Mitra Tarigan

Minggu, 11 Februari 2018 16:23 WIB

Dokter, Model dan Pemain Harpa Mesty Ariotedjo saat tampil pada acara "Panggung Para Perempuan Kartini" di Museum Bank Indonesia, Kota, Jakarta Barat, 1 April 2017. Kegiatan istimewa ini digelar TEMPO dalam memperingati Hari Kartini. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Susan Lilianti Sunarti memejamkan mata seraya memeluk harpa yang bersandar di bahunya. Jari-jarinya bergerak perlahan memetik senar. Berawal dari dua jari, empat jari, sampai delapan jari. Susan seolah-olah berdansa di atas alat musik petik itu. Nada-nada murni mengalun ke udara-lembut, meneduhkan hati saat dia memainkan beberapa lagu untuk Tempo pada awal Desember lalu. Dia memainkan German Dance yang lincah hingga Wonderful Tonight yang lembut mesra. "Ini terapi untuk tangan saya yang gemetar hebat," kata Susan, 53 tahun.

Gigil tangan itu melanda Susan sejak 15 tahun lalu lantaran salah satu saraf di otaknya menyempit. Dia menderita sinusitis sejak kecil. Tapi Susan tak mempedulikannya hingga usianya masuk kepala empat. Sinusitis itu menyusutkan asupan oksigen yang memicu penyusutan salah satu saraf otak. Pada suatu hari, kedua telapak tangannya tiba-tiba bergetar kencang tanpa henti. "Saya tak bisa mengancingkan baju, makan sup berantakan ke mana-mana," tuturnya kepada Tempo. Baca: Ketika Presiden Emoh Pakai Rompi Anti Peluru, Tugas Paspampres...

Susan terguncang. Segera dia berikhtiar mencari aneka pengobatan—dari sederet dokter sampai sinse. Ia banting setir dari pekerjaannya sebagai sekretaris di sebuah perusahaan menjadi pengusaha kayu kecil-kecilan di Papua untuk menghidupi keempat anaknya. "Dengan tangan seperti ini, saya tak bisa kerja kantoran," Susan memberi alasan.

Bertahun-tahun mengkonsumsi obat, gemetar pada tangan kanannya pelan-pelan berkurang. Tapi kemajuan itu tak terjadi pada tangan kirinya. Dalam posisi telapak tangan telungkup, kelima jari tangan kirinya masih tetap bergoyang keras. Penyembuhan signifikan pada tangan kirinya terjadi saat dia mulai belajar terapi musik pada harpis senior, Maya Hasan. Baca: Advent Bangun Gagal Ginjal, Penyakit Ini Rentan Menyerang Wanita

Buta not balok, Susan belajar benar-benar dari nol. Dia mulai dengan lagu sederhana dengan dua jari, seperti lagu anak-anak Old McDonald Had a Farm. Progres Susan sangat signifikan. Setahun sejak mulai latihan, ia sudah bisa bermain harpa dengan semua jarinya. Misalnya, lagu German Dance yang memerlukan delapan jari kiri dan kanan. "Bunyi musik ini menenangkan, membuat saya bahagia," tuturnya.

Advertising
Advertising

Susan hanya satu contoh di antara banyak pasien yang mulai mencari penyembuhan lewat musik. Rini Wardani, 51 tahun, yang beberapa bulan belakangan ini stres oleh proyek pekerjaan yang datang bertubi-tubi, juga menjajal terapi harpa. Mulai mengenal harpa beberapa waktu lalu, perempuan yang bekerja di lembaga swadaya masyarakat di bidang kesehatan ini menikmati melodi yang dibawakan sambil memejamkan mata. "Pikiran saya jadi tenang," ujarnya seusai terapi. Baca: Waspada Dampak Diet Keto, Mayo dan OCD, Ini Kata Ahli

Andreas Harry, neurolog senior—dengan pengalaman tiga dekade lebih sebagai dokter ahli saraf—menegaskan besarnya pengaruh musik pada pemulihan kesehatan. Musik, menurut Andreas, berperan membangun kesadaran. Dia mencontohkan hasil penelitian sejumlah saintis Austria yang dipublikasikan di jurnal Frontiers in Neuroscience pada 2015 tentang pasien yang mendapat terapi musik selama lima pekan. Hasilnya? Ada peningkatan aktivitas otak di tiga regio sampai 50 persen, yakni di bagian otak depan, hippocampus—bagian otak besar yang bertugas membentuk, memilih, dan menyimpan memori—serta di cerebellum atau otak kecil, yang bertugas mengontrol gerak dan keseimbangan, serta mengingat kemampuan motorik. "Perilaku (pasien yang diterapi) berubah secara signifikan," katanya.

MAJALAH TEMPO

Berita terkait

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

14 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

2 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

2 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

44 Tahun Duta Sheila on 7 Kelahiran Kentucky AS, Mau Tau Motto Hidupnya?

5 hari lalu

44 Tahun Duta Sheila on 7 Kelahiran Kentucky AS, Mau Tau Motto Hidupnya?

Duta Sheila on 7 hari berusia 44 tahun tetap menunjukkan eksistensinya dalam berkiprah di industri musik Tanah Air. Ini profilnya.

Baca Selengkapnya

Diperingati Setiap 30 April, Begini Sejarah Lahirnya Musik Jazz

6 hari lalu

Diperingati Setiap 30 April, Begini Sejarah Lahirnya Musik Jazz

Tanggal 30 April diperingati sebagai Hari Jazz Sedunia. Bagaimana kisah musik Jazz sebagai perlawanan?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

10 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Mengenal terapi Chiropractic, Apakah Pijat Kretek Aman Dilakukan?

10 hari lalu

Mengenal terapi Chiropractic, Apakah Pijat Kretek Aman Dilakukan?

Chiropractic merupakan salah satu metode pengobatan terapi manual yang awal mengenalnya sebagai pijat kretek. Amankah?

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

11 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

11 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

7 Cara Berhenti dari Kecanduan Judi Online

11 hari lalu

7 Cara Berhenti dari Kecanduan Judi Online

PPATK menemukan bahwa 3,2 juta warga Indonesia menjadi pemain judi online dengan perputaran uang mencapai Rp 100 triliun. Ini 7 cara berhenti main judi online.

Baca Selengkapnya