Hipertensi Indonesia Nomor 4 Dunia, Cek Tekanan Darah di Rumah

Kamis, 22 Februari 2018 15:59 WIB

Front Page Cantik. Menangkal Hipertensi. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Hipertensi masih menjadi momok bagi masyarakat Indonesia. Menurut Survei InaSH(Indonesian Society of Hypertension) pada Mei 2017, Indonesia berada di urutan ke empat sebagai pengumpul data terbanyak terkait masalah hipertensi. Oleh karena itu, upaya pencegahan dan pengontrolan penyakit hipertensi di Indonesia masih harus ditingkatkan.

Upaya termudah yang bisa dilakukan adalah mengukur tekanan darah secara rutin di rumah. InaSH, dalam konferensi pers acara The 12th Annual Scientific Meeting of Indonesian Society of Hypertension pada 22 Februari 2018 di Jakarta, mengkampanyekan metode CERAMAH, yaitu Cek Tekanan Darah di Rumah. Melalui kampanye ini masyarakat diajak untuk lebih peduli melakukan pengecekan tekanan darah secara benar di rumah.

Ketua InaSH, Yuda Turana, mengungkapkan fakta terkait kampanye CERAMAH, "Hasilnya, mengecek tekanan darah sendiri dengan cara yang benar di rumah lebih akurat dibanding Anda cek di klinik."

Baca juga:
SNMPTN 2018 Dibuka : 4 Hal Ini Bantu Anak Tentukan Pilihan
Lempari Pelakor dengan Uang, Wajarkah Ungkapan Emosi Bu Dendy?
Sylvester Stallone Masih Hidup, Ini 2 Rahasia Bugarnya

Tentunya, Yuda melanjutkan, ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses pengecekan tersebut. Mulai dari pemeriksa, yang diperiksa, hingga alat pengecekan.

Advertising
Advertising

1. Persiapan Pasien
Sebelum pengecekan, pasien usahakan tubuh dengan posisi duduk selama 2-5 menit. Pasien juga diminta untuk tidak sarapan sebelum melakukan cek tekanan darah. Selain itu, pasien juga tidak disarankan untuk minum kopi. "Jangan konsumsi obat sebelum pengecekan," kata Yuda.

Merokok dan mengkonsumsi alkohol tentunya sangat dilarang untuk pasien yang hendak melakukan pengecekan darah sendiri. Dalam 30 menit terakhir, pasien juga tidak dibolehkan untuk berolahraga saat melakukan pengecekan. "Pasien perlu buang air kecil terlebih dahulu, karena bisa mempengaruhui ukuran tekanan darah," katanya.

2. Persiapan yang mengukur (keluarga, teman, pasangan)
Saat pertama kali mengukur, lakukan di kedua sisi lengan. Setelah itu, lakukan pengecekan kembali pada sisi yang ukuran tekanannya lebih tinggi, “Lakukan pengulangan minimal dua kali. Lebih baik lakukan pengecekan pada bagian lengan,” ucap Yuda.

3. Alat ukur tekanan darah
“Alat ukur tekanan darah itu sendiri umumnya ada tiga jenis, yang pakai jarum, pakai air raksa dan juga yang digital. Namun, seiring perkembangan, pemakaian jarum sudah tidak direkomendasikan. Begitu pula dengan pemakaian air raksa, dianggap mencemari lingkungan. Maka, alat ukur tekanan darah yang paling dianjurkan adalah jenis digital,” Yuda menjelaskan. Yang terpenting adalah gunakan alat pengukuran yang sudah tervalidasi. Dan, Yuda melanjutkan, lebih baik gunakan alat ukur yang menggunakan manset dan dililitkan pada lengan (brachial blood pressure).

Dengan melakukan pengecekan tekanan darah di rumah secara rutin, akan meningkatkan kesadaran serta melibatkan masyarakat secara aktif dalam hal penanganan penyakit. Karena, selain hipertensi umumnya tidak memiliki gejala yang pasti, hipertensi juga menjadi pemicu timbulnya penyakit-penyakit lain seperti, gagal ginjal atau diabetes. Oleh karena itu, lakukan sedini mungkin rutinitas pengecekan tekanan darah di rumah untuk meminimalisir risiko penyakit Anda.

Berita terkait

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

14 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

2 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

2 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

10 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

11 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

11 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

12 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

12 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

12 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Diet Mediterania Bantu Pasien Kurang Risiko Hipertensi

13 hari lalu

Diet Mediterania Bantu Pasien Kurang Risiko Hipertensi

Peserta diet Mediterania biasanya konsumsi lebih banyak sayuran, buah, kacang, biji-bijian, minyak sehat, serta ikan dan makanan laut jumlah sedang.

Baca Selengkapnya