Aktivitas Padat Tidak Picu Stroke, Asal...

Kamis, 1 Maret 2018 16:41 WIB

Front Page Cantik. Menangkal Hipertensi. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Calon Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Nusyirwan Ismail, meninggal dunia akibat stroke. Nusyirwan sempat pingsan dan mendapatkan perawatan sebelum akhirnya menghembuskan nyawa terakhir. Ia diduga kelelahan ketika mengikuti kegiatan kampanye.

Apakah aktivitas yang terlalu padat mampu memicu stroke? Apa saja risiko masalah kesehatan yang dapat terjadi akibat aktivitas yang berlebih?

Dokter spesialis saraf, Yuda Turana, mengatakan sebenarnya seseorang boleh saja memiliki aktivitas yang padat. Ia mengatakan ada beberapa orang yang memiliki aktivitas padat namun tetap sehat. "Sehat disini berarti seimbang antara aspek psikis dan fisik,” kata Yuda saat dihubungi Tempo pada 28 Februari 2018. Baca: Menghindari Trauma : Ini yang Dilakukan Edison Wardhana

Yang dimaksud dengan aktivitas yang berlebih, Yuda melanjutkan, dan memicu risiko kesehatan adalah bekerja berlebihan yang memicu rasa lelah pada fisik juga psikis. Saat psikis dan fisik mengalami kelelahan, hal ini akan mempengaruhi metabolisme tubuh secara keseluruhan. Dan dengan terganggunya metabolisme, semua sistem dan organ tubuh otomatis akan terganggu.

“Ambil contoh, hormon kortisol sebagai pemicu hormon stres yang meningkat. Konsekuensinya tensi naik, gula naik, kecenderungan menjadi gemuk juga. "Nah, ketika ini semua naik, ini ‘kan menjadi faktor risiko kardiovaskular, tidak hanya stroke tapi jantung bisa. Jangka panjangnya, bisa terkena hipertensi atau kencing manis,” kata dokter yang juga Ketua Perhimpunan Hipertensi Indonesia ini.

Advertising
Advertising

Lalu, apa yang bisa dilakukan untuk meminimalisir atau mencegah risiko kesehatan dengan tuntutan aktivitas yang padat?

“Saya sering mengungkapkan kalau stroke merupakan hasil akhir dari faktor risiko. Jadi, stroke bisa terjadi akibat apa yang dilakukan penderita itu sendiri,” kata Yuda. Faktor risiko yang merupakan akibat dari perbuatan diri sendiri adalah faktor risiko yang dapat diubah. Dan hampir semuanya berhubungan dengan gaya hidup. Baca: Mulan Jameela Pakai Softlens : Keratitis Mengintai, Apa Itu?

Yang dapat dilakukan tentunya dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih positif. Bukan hanya dari aspek fisik, seperti olahraga, namun juga aspek psikis. Pola gaya hidup yang harus diperhatikan adalah jangan terlalu banyak stres. Setiap orang juga perlu mendapatkan tidur yang cukup. Selain itu mengurangi rokok juga bisa membantu mengurangi risiko stroke. Menurut Yuda data membuktikan bahwa tingkat stroke atau jantung pada perokok pemula cukup tinggi.

Selain itu, untuk terhindari dari penyakit stroke, seseorang juga perlu mengkonsumsi gizi yang seimbang. "Sebaiknya hindari makanan yang menjadi sumber lemak, garam, kolesterol," lanjutnya. Terakhir, Yuda mengatakan bahwa sangat penting bagi masyarakat untuk memahami deteksi dini faktor risiko stroke. Dengan begitu, setidaknya masyarakat dapat meminimalisir tingkat risiko stroke mulai dari diri sendiri. Baca: Lelang Koleksi Pribadi Pejabat : Ini Dia Koleksi Iriana Jokowi

Berita terkait

Istirahat Tak Sekadar Bersantai, Apa Itu Rest Day?

1 jam lalu

Istirahat Tak Sekadar Bersantai, Apa Itu Rest Day?

Kebugaran dan kesehatan tubuh tak hanya soal olahraga rutin, tapi juga istirahat yang tepat

Baca Selengkapnya

Manfaat Latihan Burpee, Apa Saja?

2 jam lalu

Manfaat Latihan Burpee, Apa Saja?

Latihan burpee menggabungkan beberapa gerakan berbeda yang dilakukan berturut-turut, yaitu melompat, jongkok, posisi plank, dan push-up

Baca Selengkapnya

Kemenkes Ungkap Perilaku Masyarakat Tingkatkan Risiko Hipertensi

11 jam lalu

Kemenkes Ungkap Perilaku Masyarakat Tingkatkan Risiko Hipertensi

Kemenkes menyebut tekanan darah tinggi merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia dengan 90-95 persen kasus didominasi hipertensi esensial.

Baca Selengkapnya

Orang Asia Lebih Rentan Terkena Hipertensi, Ini Faktornya

1 hari lalu

Orang Asia Lebih Rentan Terkena Hipertensi, Ini Faktornya

Orang Asia punya gen yang sensitif dengan garam. Mereka rentan terkena hipertensi dibanding ras lainnya.

Baca Selengkapnya

10 Tips Pencegahan Penyakit Hipertensi, Tak Perlu Habiskan Kuah

1 hari lalu

10 Tips Pencegahan Penyakit Hipertensi, Tak Perlu Habiskan Kuah

Penyakit hipertensi seringkali timbul tanpa adanya gejala. Cegah dengan lakukan 10 kebiasaan ini.

Baca Selengkapnya

Pakar Ingatkan Jemaah Haji dengan Hipertensi Rutin Minum Air dan Obat

2 hari lalu

Pakar Ingatkan Jemaah Haji dengan Hipertensi Rutin Minum Air dan Obat

Pakar meminta jemaah haji dengan riwayat hipertensi rutin minum air putih dan obat selama di Tanah Suci.

Baca Selengkapnya

14 Tahun Mama Lauren Berpulang, Berikut Ramalan dan Pesan Terakhirnya: Politikus Jangan Serakah

2 hari lalu

14 Tahun Mama Lauren Berpulang, Berikut Ramalan dan Pesan Terakhirnya: Politikus Jangan Serakah

Mama Lauren kondang sebagai peramal, ia meninggal 14 tahun lalu. Apa ramalan terakhirnya?

Baca Selengkapnya

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

2 hari lalu

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

Banyak pula orang yang baru mulai olahraga setelah divonis mengalami penyakit tertentu.

Baca Selengkapnya

6 Buah Penurun Hipertensi, Ini Kandungan yang Membuatnya Berkhasiat

2 hari lalu

6 Buah Penurun Hipertensi, Ini Kandungan yang Membuatnya Berkhasiat

Ada beragam cara menurunkan hipertensi. Rutin mengonsumsi sejumlah buah-buahan bisa jadi pilihan.

Baca Selengkapnya

7 Cara Alami Meredakan Hipertensi Tanpa Obat

2 hari lalu

7 Cara Alami Meredakan Hipertensi Tanpa Obat

Mengatasi hipertensi tidak selalu dengan obat. Masalah kesehatan ini juga bisa diatasi dengan melakukan beberapa hal berikut ini.

Baca Selengkapnya