Masih Ingat Kejayaan Teh Indonesia? Simak Kata Pakar Teh

Reporter

Tempo.co

Editor

Mitra Tarigan

Senin, 26 Maret 2018 08:45 WIB

Ilustrasi teh hitam. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Sudah sejak 1800-an Indonesia dikenal sebagai produsen teh di dunia. Tepatnya setelah teh jenis Assamica mulai ditanam secara massal di perkebunan Gambung pada 1877. "Teh kita merajai pasar teh di dunia dengan kualitas bersaing," kata pakar teh Indonesia yang juga penulis buku Teh Minuman Bangsa-bangsa di Dunia, Prawoto Indarto.
Tapi, menurut Indarto, saat ini teh Indonesia kalah pamor dan dihadapkan kepada banyak problematika. Dimulai dari berkurangnya jumlah lahan sebesar delapan hektare per hari, turunnya kualitas teh, hingga pasar dalam negeri yang kurang berkembang dan dikuasai teh impor asal Vietnam. Di kafe-kafe bergengsi, teh tidak lagi berada di urutan pertama daftar menu. "Padahal teh itu dulunya identik sebagai minuman bangsawan, sementara kopi adalah minuman rakyat," kata dia. Baca: Earth Hour, Lihat Cuitan Tokoh Dukung Kegelapan

Menilik data yang dimiliki Asosiasi Industri Minuman Ringan tahun 2014, jumlah konsumsi teh dalam kemasan di Indonesia mencapai dua miliar liter atau sebanyak setengah kilogram daun teh per orang per tahun. Meski merujuk pada teh dalam kemasan, setidaknya data ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia sangat gemar mengkonsumsi teh.

Riset lain yang dilakukan oleh Kantar Worldpanel Indonesia menemukan teh sebagai produk paling diminati untuk konsumsi luar rumah. Dari 30–40 wilayah perkotaan yang disurvei, produk teh menempati opsi pertama dari produk yang dicari untuk konsumsi luar rumah. Ceruk yang besar ini dilirik oleh Danone Aqua, yang meluncurkan teh dalam kemasan siap minum, CAAYA, 8 Maret lalu. Baca: Insiden Holocaust Syahrini, Pentingnya Berpikir Kritis dan Empati

Pasar yang gemuk tersebut diisi anak-anak muda yang butuh relaksasi di tengah tekanan pekerjaan dan ingar-bingar gaya hidup. Demi menyesap teh, mereka tak sungkan menciptakan momen spesial seperti berkumpul bersama orang-orang terdekat, hanya untuk meminum teh sembari berbincang santai. Bagi mereka, menyesap teh sudah jadi kebutuhan.

Artis Maudy Ayunda, misalnya, menganggap teh sebagai kebutuhan. Dalam sehari dia bisa meminum teh lebih dari lima cangkir. Maudy tak mengingat persis sejak kapan dia menggemari teh. "Saya jadi semakin sering meminum teh sejak kuliah di Inggris. Mungkin terbawa suasana di sana yang kebiasaan minum tehnya tinggi," kata dia. Sewaktu masih berkuliah di Oxford University, Inggris, Maudy terbiasa menyeruput teh di antara jam makan siang dan jam makan malam sambil membaca buku. Baca: Kampanye TBC, Reza Rahadian Ingat Sahabatnya


SYAIPUL BAKHORI | DINI PRAMITA | KORAN TEMPO


Advertising
Advertising

Berita terkait

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

1 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

3 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

3 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

10 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

12 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

12 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

13 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

13 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

13 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

16 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya