Feses Berdarah, Waktu BAB Tidak Teratur, Waspadai Kanker Usus

Reporter

Tempo.co

Editor

Mitra Tarigan

Selasa, 3 April 2018 18:40 WIB

Ilustrasi usus besar. Cellularhealthinc.com

TEMPO.CO, Jakarta - Dokter Divisi Hematologi-Onkologi Medik Departemen Penyakit Dalam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Nadia A Mulansari mengatakan ada beberapa cara seseorang mendeteksi dini kanker usus alias kanker kolorektal. "Yang paling mudah gejalanya itu feses yang berdarah," kata Nadia pada acara bertema 'Kenali Kanker Kolorektal Lebih Dekat' pada Selasa 3 April 2018 di Kantor Yayasan Kanker Indonesia, Jakarta.

Selain itu, gejala kanker usus juga bisa dilihat dari bentuk feses kita yang bentuknya seperti kotoran kambing. "Bentuknya kecil-kecil kayak kotoran kambing," kata Nadia.

Lalu gejala juga bisa dilihat dari perubahan jadwal buang air besar atau memang sulit buang air besar. Selain itu, ada juga gejala lain yaitu perut kembung, nyeri dan tegang. Terkadang bila diraba ada masa atau tonjolan pada perut. Bila nafsu makan seseorang menurun juga bisa menjadi gejala masalah kanker usus.

Baca juga:
Festival Cheng Beng: Kremasi Sudah Dilakukan Sejak Zaman Kuno
Festival Cheng Beng Saatnya Mengingat Leluhur, Puncaknya 5 April
Waspada 3 Zodiak Ini, Cinta Bisa Putus Tiba-tiba

Nadia mengatakan indikasi buang air besar berdarah bisa jadi gejala kanker usus, namun juga bisa gejala wasir. Perbedaannya, biasanya pada letak sakit di perut. Pada penderita wasir akan terasa lebih di bagian bawah perut. "Wasir biasanya terjadi di bagian bawah, dokter pasti bisa melihat bedanya kanker dengan wasir," katanya.

Nadia menyarankan agar bila seseorang mengalami feses yang berdarah atau gejala lainnya, segera berkonsultasi ke dokter agar segera dikenakan tindakan. Nadia mengatakan semakin cepat deteksi dini dilakukan, maka semakin tinggi kesempatan penderita kanker usus ini untuk sembuh. "Semakin awal dideteksi, kesembuhan kanker usus bisa mencapai 85-95 persen," katanya.

Seminar "Kenali Kanker Kolorektal Lebih Dekat" di Yayasan Kanker Indonesia, Jakarta Selasa 3 April 2018/Istimewa

Kanker kolorektal menjadi salah satu masalah kesehatan di Indonesia, baik pria maupun wanita. Data GLOBOCAN 2012 menunjukkan insiden kanker ini adalah 12,8 per 100.000 orang penduduk, dengan tingkat kematian 9,5 persen.

Bahkan, secara keseluruhan risiko terkena kanker kolorektal adalah 1 dari 20 orang. "Di negara barat yang maju, kanker kolorektal diderita usia 40 tahun ke bawah sekitar 6 persen. Di Indonesia, jumlah penderitanya 35 persen di bawah usia 40 tahun," kata Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia Aru W. Sudoyo.

Advertising
Advertising

Ada beberapa cara deteksi dini untuk pasien yang tidak mengalami gejala kanker usus. Salah satunya dengan melakukan pemeriksaan colok dubur.Hal itu bisa menjadi bagian dari pemeriksaan kesehatan rutin. Lalu ada pula masalah pemeriksaan tes darah dan samar pada tinja di laboratorium klinik. Sebaiknya pemeriksaan ini dilakukan pada orang berusia 50 tahun ke atas. Kemudian ada lagi pemeriksaan dengan alat yang dimasukkan ke dalam dubur. Bila dalam dua kali pemeriksaan kesehatan rutin hasilnya negatif, maka pemeriksaan rutin bisa dilakukan setiap 3-5 tahun sekali.

Berita terkait

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

1 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

3 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

3 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

3 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

5 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

7 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

8 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

10 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

11 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

12 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya