Dalami Penyakit Al Ghazali, EM Lebih Banyak Dialami Pria
Reporter
Anisa Luciana
Editor
Mitra Tarigan
Rabu, 26 September 2018 18:45 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Anak pertama Ahmad Dhani dan Maia Estianty, Al Ghazali, menderita menyakit Erythema Multiforme Major (EMM). Hal itu diketahui setelah Al dirawat di rumah sakit setelah mengalami kecelakaan mobil beberapa waktu lalu.
Baca: Al Ghazali Menderita Penyakit Langka, Turunan dari Ahmad Dhani?
"Al itu kena EMM (Erythema Multiforme Major). Itu penyakit keracunan obat, ada beberapa obat yang enggak bisa dikonsumsi seperti saya. Penyakit ini (perbandingannya) 1 dari 1500 laki-laki, dan ternyata Al kena," kata Ahmad Dhani saat ditemui di PN Jakarta Selatan, Senin, 24 September 2018.
Dhani menduga penyakit yang diderita Al merupakan penyakit turunan dari dirinya. Pasalnya waktu masih muda dulu, Dhani juga sempat menderita penyakit serupa.
Penyakit Erythema Multiforme Major pada diri Al, menurut Ahmad Dhani, menyerang pada bagian bibir dan bagian kelamin.
"Yang diserang itu mohon maaf ya, kelamin. Dan Al bibir juga kena. Kalau saya yang diserang kelamin saja. Jadi kalau diserang penyakit itu harus istirahat," kata Ahmad Dhani.
Erythema multiforme (EM) adalah gangguan kulit yang langka yang umumnya menyerang anak-anak. Pada orang dewasa biasanya terjadi antara usia 20-40 tahun, meskipun dapat juga terjadi pada orang-orang dari segala usia. Pria memiliki kecenderungan lebih tinggi mengalami EM daripada wanita.
Baca: Al Ghazali Kena Penyakit EMM, Menyerang Bibir dan Kelamin
Erythema Multiforme adalah ruam yang biasanya disebabkan oleh infeksi atau obat-obatan. Biasanya ringan, dan akan hilang setelah beberapa minggu. Ini disebut Erythema Multiforme Minor.
Pada kasus EM minor, ada lesi yang menutupi area yang terkena. Ruam akan mempengaruhi kedua sisi tubuh. Misalnya, jika menggunakan satu kaki, itu juga akan mempengaruhi kaki yang lain. Jika Anda menderita EM minor, Anda mungkin hanya merasakan gejala seperti ruam yang gatal atau terasa seperti terbakar yang disertai demam.
Ada juga bentuk Erythema Multiforme yang jauh lebih berat dan mengancam nyawa yang dapat mempengaruhi mulut, mata, dan alat kelamin. Jenis ini disebut Erythema Multiforme Major.
Dalam kasus EM mayor, bisa ada gejala tambahan, seperti kelelahan, sakit sendi, dan muncul warna kecoklatan setelah ruam memudar. Lesi EM mayor dapat mempengaruhi salah satu selaput lendir tubuh, yang paling sering diserang adalah bibir dan bagian dalam pipi. Itu juga dapat mempengaruhi dasar mulut, langit-langit, gusi, mata, alat kelamin dan anus, trakea (tabung pernapasan) dan saluran pencernaan.
Lesi atau jaringan yang abnormal pada tubuh di area ini dapat menyebabkan pembengkakan dan kemerahan disertai lepuhan. Lepuh juga pecah, meninggalkan ulkus yang nyeri, besar, berbentuk tidak beraturan yang ditutupi dengan membran keputih-putihan. Ketika bibir terkena, mereka bengkak dan tertutup dengan kerak berdarah hingga kesulitan bicara dan menelan karena kesakitan.
Erythema Multiforme dikaitkan dengan virus herpes simplex. Dokter percaya banyak kasus Erythema Multiforme terjadi ketika infeksi lain merangsang sistem kekebalan tubuh untuk menyerang sel-sel kulit.
Obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan seseorang terkena Erythema Multiforme, seperti obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID), obat anti bakteri, antibiotik, obat kejang, obat anestesi dan barbiturat.
Imunisasi penyakit seperti tetanus-diphtheria-acellular pertussis (Tdap) atau hepatitis B juga dapat menyebabkan seseorang terkena EM. Namun, ini jarang terjadi, dan apabila terjadi risikonya rendah.
Karena biasanya disebabkan oleh virus herpes simpleks atau reaksi terhadap obat atau vaksin, Erythema Multiforme tidak menular. Ini berarti seseorang yang mengidapnya tidak dapat menularkannya kepada orang lain.
Baca: 5 Fakta Al Ghazali, dari Mirip Prabowo sampai Dikawal BNN
Gejala Erythema Multiforme, baik Major maupun Minor, dapat diobati menggunakan antihistamin, penghilang rasa sakit, salep, obat kumur saline atau yang mengandung antihistamin, dan Kaopectate.
TABLOIDBINTANG | HEALTHLINE | NHS.UK