CAPD, Solusi Terapi Penderita Gagal Ginjal? Cek Plus Minusnya

Reporter

Bisnis.com

Editor

Susandijani

Sabtu, 17 November 2018 15:38 WIB

Seorang wanita pengidap penyakit gagal ginjal, Monalisa Theresia melakukan cuci darah menggunakan proses Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysys (CAPD) di RSCM Salemba, Jakarta, (28/3). Tempo/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu penyakit katastropik yang membutuhkan biaya besar adalah penyakit gagal ginjal kronis (GGK) tahap akhir yang harus menjalani perawatan dialisis. Seperti diketahui bahwa pasien gagal ginjal tersebut harus menjalani prosedur dialisis sepanjang hidupnya sehingga biayanya pun terus membengkak.

Baca juga: Penyakit Ginjal : Sedot Biaya Besar, Cek Pencegahan dari Kemenkes

Berdasarkan data dari JKN, biaya perawatan dialisis yang ditanggung JKN dalam 2 tahun terakhir meningkat dari Rp3,9 triliun pada 2016 menjadi Rp4,6 triliun pada 2017, menempati posisi kedua biaya perawatan tertinggi.

Besarnya biaya dialisis yang harus ditanggung, menjadi salah satu penyebab terjadinya defisit Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Jika defisit keuangan BPJS terus bertambah, dikhawatirkan akan berdampak pada kualitas pelayanan kesehatan.

“Dengan semakin banyaknya peserta, penyakit tidak menular dan penyakit menular juga naik. Penyakit katastropik menyerap paling besar dana JKN, lebih dari 30% termasuk gagal ginjal. Sekarang yang menjadi PR besar bagaimana bisa menekan biaya tersebut tanpa harus mengurangi kualitas,” ungkapnya.

Dalam diskusi kebijakan yang dilaksanakan oleh Indonesia Health Economics Association (InaHEA) muncul tawaran untuk mencari layanan yang lebih efektif dan efisien bagi pasien gagal ginjal kronis, selain hemodialisis.

Budi Hidayat, Kepala Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia menyatakan terdapat tiga terapi yang bisa dijalankan oleh pasien gagal ginjal. Yaitu hemodialisis, Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD), dan transplantasi.
Monalisa Theresia, pasien gagal ginjal sedang melakukan cuci darah menggunakan proses Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysys (CAPD) dikediamannya dikawasan Cibinong, Jakarta, Jumat (28/3). Tempo/Aditia Noviansyah
Menurutnya, transplantasi merupakan terapi terbaik yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien gagal ginjal. Namun, sayangnya transplantasi ginjal masih sangat sulit dilaksanakan.

Saat ini sekitar 95 persen pasien melakukan perawatan melalui terapi hemodialisis yaitu cuci darah dengan menggunakan mesin khusus untuk menyaring darah menggantikan fungsi ginjal yang rusak.

Hanya 3 persen pasien gagal ginjal kronik yang menggunakan CAPD yaitu terapi cuci darah dengan menggunakan membran di dalam rongga perut sebagai pengganti fungsi ginjal khususnya dalam menyaring dan membuat racun dari dalam tubuh.

“Terapi CAPD ini lebih efektif dari segi biaya dan peningkatan kualitas hidup pasien dibandingkan dengan hemodialisis sehingga dapat digunakan untuk menekan defisit BPJS,” tuturnya.

Senada disampaikan Ketua Perhimpunan Nefrologi Indonesia Aida Lydia yang menyebutkan bahwa CAPD merupakan alternatif terapi pengganti ginjal yang paling tepat untuk mengendalikan biaya kesehatan Negara.

Biaya untuk terapi CAPD sekitar 10 persen hingga 15 persen lebih murah dibandingkan dengan hemodialisis. Selain itu, CAPD juga lebih mudah dan fleksibel digunakan pasien gagal ginjal karena dapat digunakan kapan saja dan di mana saja, tidak harus di rumah sakit.

“Pasien bisa melakukannya sendiri tanpa memerlukan bantuan perawat seperti perawatan hemodialisis,” tuturnya.

Berikutnya, kelebihan dan kekurangan CAPD, bagaiaman IRR nya?
<!--more-->

Namun sayangnya, penyedia CAPD di Indonesia masih sangat terbatas ditambah dengan belum siapnya sistem distribusi dan rendahnya edukasi baik kepada pasien maupun dokter sehingga pertumbuhan pasien CAPD masih sangat rendah.

“Kenyataan ini diperkuat dengan data IRR [Indonesia Renal Registry] yang baru diluncurkan Oktober 2018 bahwa pertumbuhan pasien CAPD dari tahun ke tahun hanya 8 persen sedangkan pasien hemodialisis per tahun mencapai 40 persen hingga 50 persen,” tuturnya.

Budi menambahkan bahwa rendahnya jumlah pasien yang menggunakan CAPD ini karena suplai cairan CAPD yang masih terbatas sehingga diperlukan adanya endorsement untuk menyediakan bahan bakunya.

Saat ini, Fresenius Medical Care sebagai penyedia masih menunggu registrasi cairan CAPD dikeluarkan oleh BPOM. Semakin cepat registrasi dikeluarkan oleh BPOM, akan semakin mudah para pasien mendapatkan produk tersebut.

Begitu pula dengan alatnya yang masih terbatas karena Indonesia masih belum mampu menciptakan sendiri sehingga masih harus diimpor. “Karena saat ini sosialisasi CAPD ini juga masih kurang di Indonesia.”

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, CAPD dapat memperpanjang fungsi ginjal sisa lebih lama. Selain itu, pasien memiliki angka survival (bertahan hidup) yang lebih tinggi dibandingkan hemodialisis khususnya pada dua tahun pertama setelah menjalani terapi pengganti ginjal.

Baca: Bahaya Sering Minum Obat Pereda Sakit, Penyakit Ginjal Kronis

Prosesnya pun lebih mudah karena dapat dilakukan secara mandiri tanpa harus datang ke pusat hemodialisis. Prosedur penggantian cairan dapat dilakukan di rumah, sekolah, tempat kerja atau tempat lainnya selama memiliki ruang yang memenuhi kriteria ruang pergantian cairan CAPD. Alhasil, pasien gagal ginjal dapat lebih bebas beraktivitas seperti bekerja atau bersekolah tanpa harus menyediakan waktu khusus untuk datang ke pusat hemodialisis.

Berita terkait

Sering Disisihkan dari Piring Makan karena Pahit, Ketahui Manfaat Luar Biasa Pare

6 hari lalu

Sering Disisihkan dari Piring Makan karena Pahit, Ketahui Manfaat Luar Biasa Pare

Pare merupakan salah satu sayuran yang menyimpan beragam manfaat kesehatan yang luar biasa.

Baca Selengkapnya

Aneka Bahaya Menahan Kencing, Termasuk pada Ginjal

12 hari lalu

Aneka Bahaya Menahan Kencing, Termasuk pada Ginjal

Jangan sering menahan kencing karena banyak dampaknya bagi kesehatan, salah satunya anyang-anyangan. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

Mudik Lebaran, Pasien Penyakit Ginjal Hati-hati bila Mau Minum Obat Antimabuk Perjalanan

22 hari lalu

Mudik Lebaran, Pasien Penyakit Ginjal Hati-hati bila Mau Minum Obat Antimabuk Perjalanan

Penderita penyakit ginjal diminta berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter terkait sebelum meminum obat untuk mabuk perjalanan saat mudik Lebaran.

Baca Selengkapnya

Inilah Faktor Risiko dan Pencegahan Penyakit Batu Ginjal

29 hari lalu

Inilah Faktor Risiko dan Pencegahan Penyakit Batu Ginjal

Dengan pengetahuan yang tepat dan tindakan pencegahan yang sesuai, risiko terjadinya batu ginjal dapat diminimalkan.

Baca Selengkapnya

4 Jenis Batu Ginjal dan Cara Terbentuknya

29 hari lalu

4 Jenis Batu Ginjal dan Cara Terbentuknya

Dalam kebanyakan kasus, batu ginjal terbentuk karena penurunan volume urine atau peningkatan mineral pembentuk batu dalam urine.

Baca Selengkapnya

Inilah Perbedaan Penyakit Gagal Ginjal dan Batu Ginjal

29 hari lalu

Inilah Perbedaan Penyakit Gagal Ginjal dan Batu Ginjal

Dua kondisi umum yang terjadi pada ginjal adalah penyakit gagal ginjal dan batu ginjal. Meskipun melibatkan gangguan pada ginjal, ada perbedaan signifikan dari dua jenis penyakit ini.

Baca Selengkapnya

Seorang Wanita Cedera Ginjal setelah Meluruskan Rambut, Ini Sebabnya

32 hari lalu

Seorang Wanita Cedera Ginjal setelah Meluruskan Rambut, Ini Sebabnya

Seorang wanita muda mengalami cedera ginjal setelah melakukan pelurusan rambut di salon. Penyebabnya kandungan zat berbahaya pada produk.

Baca Selengkapnya

Bahaya Etilen Glikol dan Jengkol pada Ginjal

33 hari lalu

Bahaya Etilen Glikol dan Jengkol pada Ginjal

Pakar penyakit dalam menyebut ginjal bisa terganggu hambatan kimiawi seperti etilen glikol hingga kebanyakan makan jengkol.

Baca Selengkapnya

Olahraga untuk Penderita Penyakit Ginjal Kronis yang Dianjurkan Guru Besar FKUI

33 hari lalu

Olahraga untuk Penderita Penyakit Ginjal Kronis yang Dianjurkan Guru Besar FKUI

Guru besar FKUI menyarankan penderita penyakit ginjal kronis berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui jenis olahraga yang tepat.

Baca Selengkapnya

Dua Tewas, Lebih 100 Orang Dirawat di Jepang akibat Suplemen Angkak

33 hari lalu

Dua Tewas, Lebih 100 Orang Dirawat di Jepang akibat Suplemen Angkak

Dua orang tewas dan lebih dari 100 lainnya dilarikan ke rumah sakit di Jepang akibat mengonsumsi suplemen makanan angkak dalam waktu lama

Baca Selengkapnya