La Nyalla Akui Sebarkan Hoax, Mythomania Orang yang Selalu Bohong

Reporter

Tempo.co

Editor

Mitra Tarigan

Kamis, 13 Desember 2018 10:55 WIB

La Nyalla Mattaliti. Dok.TEMPO/Ilham Fikri

TEMPO.CO, Jakarta - Eks Kader Gerindra La Nyalla Mattalitti blak-blakan mengakui bahwa dirinya pernah menyebarkan isu Presiden Joko Widodo atau Jokowi simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada pemilu 2014 silam. "Saya sudah minta maaf ke Pak Jokowi. Saya datang ke beliau, saya minta maaf bahwa saya yang isukan Pak Jokowi PKI," ujar La Nyalla saat ditemui di kediaman Ma'ruf Amin, Selasa, 11 Desember 2018.

Baca: La Nyalla Blak-blakan Mengakui Sebarkan Isu Jokowi PKI di 2014

Selain itu, ujar La Nyalla, dia juga mengaku pernah memfitnah Jokowi beragama kristen dan keturunan Cina. "Saya yang sebarkan obor di Jawa Timur dan Madura," ujar dia.

Menurut La Nyalla, permintaan maaf-nya sudah diterima oleh Jokowi. Untuk menebus kesalahannya, La Nyalla mengaku sudah berkeliling ke berbagai daerah dan memviralkan bahwa Jokowi bukan PKI. "Saya minta maaf bahwa saya yang sebarkan isu PKI itu, saya yang ngomong Pak Jokowi PKI dan agamanya enggak jelas, saya sudah minta maaf," ujar La Nyalla.

Ada gangguan psikologis yang membuat orang tak bisa berhenti berbohong, istilahnya adalah mythomania atau kebohongan patologis. Seorang pembohong patologis tak hanya mengelabui orang lain, tapi juga membohongi diri sendiri hingga dia yakin kebohongannya adalah sebuah kebenaran.

Baca: La Nyalla: Lupakan Prabowo, Saya Harus Tobat

Saking seringnya membual, penderita gangguan mythomania juga bisa tidak sadar bahwa mereka sedang berbohong. Apa yang menyebabkan orang bisa terkena gangguan ini? Psikolog Ratih Zulhaqqi mengatakan mythomania bisa terjadi pada orang-orang yang kurang percaya diri. Kebohongan demi kebohongan dilontarkan untuk membuat dirinya terlihat lebih baik dari yang sebenarnya. "Mythomania juga bisa terjadi pada orang yang sulit menerima kenyataan, sering melakukan peniadaan kondisi, jadi menutupi kondisi," kata Ratih saat dihubungi Senin 9 Oktober 2017.

Advertising
Advertising

Kebohongan itulah yang jadi senjata untuk menutupi kondisi sebenarnya. Faktornya bisa macam-macam, bisa juga berawal dari gangguan di otak. "Harus ada pemeriksaan neurologis di area tertentu," ujar dia.

Ilustrasi berbohong. Shutterstock

Menurut psikolog Ajeng Raviando, mythomania bisa diawali dari kebiasaan berbohong sejak kecil tanpa pembekalan moral bahwa kebiasaan itu tidak benar. "Karena dia merasa tidak apa-apa, orang percaya sama kebohongannya, lama-lama dia menganggap itu wajar," katanya.

Contoh sederhana, seorang anak mengaku-aku sebagai juara satu, padahal dia sama sekali tidak mendapat peringkat di kelas. Ketika orangtua dan lingkungan mendiamkan, dia merasa kebohongannya sah-sah saja dilakukan.

Baca: Pernyataan La Nyalla, Kubu Prabowo: Biang Fitnah Dukung Jokowi

Wajar bila orangtua membiarkan buah hatinya bicara hal yang sesuai kenyataan karena sewajarnya anak-anak memiliki imajinasi sendiri. Tapi, orangtua harus waspada bila anak masih melakukan hal itu saat usianya sudah di atas 6-7 tahun.

Jadi apakah menurut Anda La Nyalla sudah terbiasa berbohong sejak kecil?

Berita terkait

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

29 menit lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

48 menit lalu

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

Presiden Jokowi nge-prank jurnalis yang sudah menuggu sekitar setengah jam untuk sesi wawancara cegat atau doorstop.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

1 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

2 jam lalu

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

PLN mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di tanah air

Baca Selengkapnya

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

2 jam lalu

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Presiden Jokowi menyoroti pentingnya infrastruktur kesehatan negara dalam jangka panjang.

Baca Selengkapnya

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

4 jam lalu

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

Pengajuan nama Budi Gunawan oleh Jokowi, kata narasumber yang sama, bertujuan untuk meluluhkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri.

Baca Selengkapnya

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

5 jam lalu

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

Luhut menyebut istilah toxic saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang pemerintahan mendatang. Siapa yang dimaksud Luhut?

Baca Selengkapnya

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

20 jam lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

23 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

1 hari lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya