Kaleidoskop 2018, Mabuk Rebusan Pembalut Hingga Kecanduan Seks
Reporter
Mitra Tarigan
Editor
Susandijani
Kamis, 27 Desember 2018 07:45 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pada Kaleidoskop 2018 ini, masalah kesehatan menjadi salah satu topik pilihan. Tahun ini, misalnya, ada beberapa masalah kesehatan yang sempat menjadi sorotan. Beberapa di antaranya adalah masalah tentang gizi, tentang perilaku masyarakat, atau masalah kesehatan yang sempat menyeret tokoh ternama
Baca juga: Air Rebusan Pembalut Tidak Bikin Mabuk, tapi Menyebabkan Kanker
Simak 10 masalah kesehatan yang sempat hangat diperbincangan masyarakat pada 2018.
1. Mabok dengan rebusan pembalut
November lalu masyarakat dihebohkan oleh berita tentang sekelompok remaja yang meminum air rebusan pembalut untuk mendapatkan sensasi nge-fly bak usai menyalahgunakan zat psikotropika.
Ahli kimia farmasi dari Badan Narkotika Nasional (BNN) Mufti Djusnir, mengatakan, bukannya nge-fly, para remaja itu justru keracunan akibat mnum rebusan pembalut itu. "Reaksi zat yang terkandung dalam pembalut itu menyebabkan penyalaguna menjadi pusing, yang dia anggap nge-fly. Padahal pusing karena keracunan. Tetapi kami belum memastikan apakah semua pembalut mengandung chlorine," kata dia.
2. Vaksin Measless dan Rubella (MR) belum halal kata MUI
Belum ada sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk vaksin MR sempat menjadi polemik di dalam masyarakat pada Agustus lalu. Sebagian dari mereka menunda vaksinasi pada anak mereka hingga ada juga yang terang-terangan menolak pemberian vaksin.
Menteri Kesehatan Nila F Moeloek akhirnya menyatakan bahwa vaksin MR tetap dapat digunakan meski belum mendapatkan sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
3. Kecanduan game jadi masalah mental kata WHO
Pada Juni lalu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan bahwa menghabiskan terlalu banyak waktu bermain game atau kecanduan game memenuhi syarat sebagai masalah kesehatan mental.
Direktur departemen kesehatan mental dan penyalahgunaan zat di WHO, Shekhar Saxena, mengatakan "gangguan permainan" harus terdaftar sebagai masalah baru berdasarkan bukti ilmiah, di samping kebutuhan dan permintaan untuk perawatan masalah ini di banyak belahan dunia.
Selanjutnya, kenapa seorang anak kecil bisa kecanduan seks?
<!--more-->
4. Seorang bocah Surabaya kecanduan seks
Pada akhir Januari, seorang anak berusia sekitar delapan tahun di Surabaya diketahui mengalami gangguan kecanduan seks alias sex addict sebagai dampak negatif lingkungan eks lokalisasi Dolly.
Perlahan, kondisi anak ini berangsur normal atau membaik. Kepala Dinas Pengendalian Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) Kota Surabaya, Nanis Chairani, sempat mengatakan kondisi bocah itu dalam tahap penyembuhan dan pendampingan, karena memang sudah cukup lama mengalami kondisi tersebut.
5. Mikroplastik pada botol air kemasan kata BPOM
Masalah kesehatan lain yang juga sempat membuat heboh masyarakat adalah temuan hasil investigasi TEMPO yang bekerja sama dengan organisasi media nirlaba di Amerika Serikat, Orb Media. Tim ini menemukan bahwa air minum kemasan yang beredar luas di pasar mengandung mikroplastik. Temuan itu terungkap dalam hasil penelitian global State University of New York at Fredonia yang didukung Orb Media.
Menanggapi hal itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI menyebutkan, perkembangan isu mikroplastik masih diamati oleh lembaga pangan internasional, seperti European Food Safety Authority (EFSA) otoritas US-Environmental Protection Agency (US-EPA). “Saat ini sedang mengembangkan pengkajian termasuk metode analisis untuk melakukan penelitian toksikologi terhadap kesehatan manusia,” pada pers rilis Maret lalu.
6. Cacing di Ikan Makarel?
Pemberitaan ditemukannya cacing pada tubuh ikan makarel dan ikan sarden kemasan kaleng sempat meresahkan masyarakat pada akhir Maret 2018. Terlebih, setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan mengeluarkan pernyataan ada 27 merek makarel kaleng yang terindikasi mengandung cacing.
Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan cacing pada ikan makarel ini tidak berbahaya selama makanan itu diolah dengan benar. Menurut Nila, cacing justru mengandung protein. "Setahu saya itu (ikan makarel) kan enggak dimakan mentah, kita kan goreng lagi atau dimasak lagi. Cacingnya matilah. Cacing itu sebenarnya isinya protein, berbagai contoh saja tapi saya kira kalau sudah dimasak kan saya kira juga steril. Insya Allah enggak kenapa-kenapa," kata Nila di Gedung DPR RI, Kamis 29 Maret 2018.
7. Heboh Terapi Cuci Otak ala Dokter Terawan
Nama Dokter Terawan sempat heboh pada April 2018. Terawan merupakan Kepala Rumah Sakit Kepresidenan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat. Dokter radiologi ini dikenal berkat terapi 'cuci otak' yang dipakai untuk pengobatan stroke.
Sejumlah kalangan elite dan politikus, termasuk Wakil Presiden Jusuf Kalla, telah mencoba terapi ini dan mengaku bisa sembuh. Namun di sisi lain, terapi ala Terawan ini menuai kontroversi di kalangan dokter saraf. Para dokter saraf menilai metode cuci otak itu bukan terapi, apalagi tindakan pencegahan. Metode itu hanyalah prosedur diagnosis saja. Perkara itu yang diduga menjadi penyebab pemecatan sementara Dokter Terawan.
8. Masalah Susu Kental Manis yang Ternyata Bukan Susu
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melarang produsen susu kental manis menggunakan anak di bawah usia lima tahun sebagai bintang iklan pada Juli.
Sebabnya, menurut Kepala Badan POM Penny Lukito, [demi kesehatan] susu kental manis sangat tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi anak-anak karena mengandung lebih banyak gula ketimbang protein. Susu kental pun seharusnya dijadikan bahan pelengkap makanan, bukan diminum seperti susu segar untuk pengganti asupan gizi.
Baca: Intip Tanda Perubahan Seks Primer dan Sekunder pada Remaja