Bakteri Mudah Menempel Pada Plastik, Yakin Botol Minummu Bersih?

Reporter

Antara

Editor

Mila Novita

Kamis, 3 Januari 2019 14:18 WIB

Ilustrasi botol minum (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta -Kapan terakhir kali Anda mencuci botol minum? Lakukanlah sekarang juga. Sebab, botol minum plastik bisa menjadi tempat tumbuh bakteri. Sebuah penelitian terbaru dari Brazil menunjukkan “shaker bottle” (botol minum) yang dapat digunakan lagi mungkin mengandung kotoran dengan jumlah yang lebih dari perkiraan.

Baca juga: Sekitar 18 Persen Kulit Alpukat Terinfeksi Bakteri? Cek Solusinya

Dalam penelitian tersebut, para peneliti meminta 30 peserta olahraga untuk menyerahkan “shaker bottle” mereka untuk pengujian, dan membandingkan hasilnya dengan 30 botol yang tidak pernah digunakan. Mereka menemukan kontaminasi bakteri sebanyak 83 persen pada botol plastik bekas, sebagaimana dilansir Runners World, Kamis 3 januari 2019.

Yang paling umum adalah bakteri Staphylococcus aureus (ditemukan pada 27 persen botol) dan bakteri E. coli (ditemukan pada 17 persen).

“Kami secara mendadak meminta botol-botol di tempat olahraga. Kami meminta mereka secara mendadak untuk menghindari mereka membersihkannya secara berlebihan sebelum dilakukan tes ini," ujar penulis penelitian Gilmar Weber Senna, Ph.D., profesor di Federal University of State of Rio de Janeiro kepada Runner’s World.

Para pemilik botol tidak kaget dengan hasil penelitian yang mengatakan botol mereka kotor, ujar Philip Tierno, Ph.D., profesor mikrobiologi dan patologi di NYU School of Medicine. Pertama, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengumumkan sebenarnya bakteri Staphylococcus aureus ada di dalam hidung 30 persen manusia, dan umumnya tidak menyebabkan kerusakan. Begitu juga bakteri E. coli yang sebenarnya ada di saluran sistem pencernaan yang sehat. Walau begitu, CDC juga mengungkapkan bahwa jenis tertentu bakteri E.coli dapat menyebabkan penyakit diare.

Jadi seberapa besar kemungkinan botol minum membuat Anda sakit? Menurut Tierno, ada beberapa faktor yang diperhitungkan. Jumlah dan jenis bakteri yang ada, dan sistem kekebalan tubuh seseorang.

Menurut Tierno, bakteri berasal dari kontaminasi selama penanganannya. Banyak orang hanya mengisi botol, bakteri dapat berpindah melalui kontak tidak langsung. Jika Anda tidak mencuci tangan setelah dari toilet atau menyentuh wajah Anda, misalnya, Anda menyebarkan kuman ke botol.

Advertising
Advertising

“Cuci tangan selama 20 detik. Taruh sabun di bagian atas dan bawah tangan dan di antara sela-sela jari dan buku-buku kuku. Kemudian, basuh tangan seperti mencakar di tengah telapak tangan dengan arah berlawanan ke arah buku-buku kuku sembari menyanyikan lagu ‘Happy Birthday’ dua kali untuk mencuci tangan

Ia menyarankan agar orang menggunakan botol baja, logam, atau gelas jika memungkinkan, karena bakteri lebih mudah menempel pada plastik dan permukaan yang lebih kasar. Permukaan baja, logam, kaca yang lebih halus lebih mudah dibersihkan dan mencegah terbentuknya biofilm (tempat bakteri bisa tumbuh).

Baca juga: Tilik Bahaya Bakteri E. Coli dalam Jajanan Anak, Cek Daftarnya

Berita terkait

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

4 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

2 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

2 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

4 hari lalu

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Cairan amnion dan substansi seperti verniks caseosa berperan dalam menciptakan aroma bayi yang khas.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

5 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

9 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

9 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

9 hari lalu

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

Berikut beberapa hewan yang kerap dijadikan hewan percobaan dalam penelitian:

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

10 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

11 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya