Ilustrasi tas belanja untuk mengurangi sampah (pixabay.com)
TEMPO.CO, Jakarta - Sampah telah menjadi masalah serius bagi kota-kota besar di dunia. DKI Jakarta saja bisa menghasilkan sampah sekitar 70 ribu ton setiap harinya. Bagaimana kalau setahun?
Persoalan sampah menjadi komitmen bersama, dimulai dari diri sendiri. Setiap orang diperkirakan menghasilkan sampah sekitar 0,7 ton per hari. Jumlah itu bisa dikurangi dengan menerapkan gaya hidup minim sampah, seperti yang dijalani Dwi Sasetyaningtyas atau Tyas.
Menurut penggiat gaya hidup minim sampah ini, kunci gaya hidup minim sampah terletak pada konsep conscious living atau hidup dengan kesadaran.
“Aku bisa bilang enggak ada orang yang tidak menghasilkan sampah tapi bagaimana kita bertanggung jawab pada sampah kita. Sampah bukan hanya plastik dan berbentuk padat. Tapi juga limbah dari detergen yang tidak kita ketahui kandungannya,” kata Tyas.
Kendati menjual beberapa produk yang mendukung gaya hidup minim sampah, Tyas mengingatkan untuk selalu membuat pertimbangan sebelum membeli sesuatu. “Aku sengaja membuat imbauan before you buy dalam blog aku. Aku ingin mengedukasi kalau kamu enggak perlu beli sedotan atau peralatan lain untuk memulai gaya hidup minim sampah,” kata blogger ini.
Tyas memilih menggunakan yang sudah ia miliki, misalnya tumbler dan tas yang bisa dipakai berkali-kali.
Tyas mengajak masyarakat Indonesia segera menerapkan gaya hidup minim sampah. “Mulai saja dulu, enggak usah berpikir ribet. Mulai dari yang kamu bisa dulu. Yang penting harus senang menjalaninya,” kata dia.
Misalnya, baru bisa membawa tumbler, jadikan itu kebiasaan sehari-hari. Setelah itu akan muncul kebiasaan baru lagi. “Biasanya orang enggak mau memulai dan bilang ribet karena belum mencoba. Setelah menjadi kebiasaan, pasti akan terasa mudah,” kata dia.
Pemerintah Kabupaten Sumbawa, membangun 3 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan 11 Tempat Pengolahan Sampah (TPS) Terpadu, sebagai upaya untuk meningkatkan pengelolaan sampah.