Jam Kerja 996 ala Jack Ma, Apa Risikonya untuk Kesehatan?

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Jumat, 19 April 2019 15:50 WIB

Ilustrasi orang bekerja di kantor. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri Alibaba Jack Ma menjadi sorotan dunia setelah pernyataannya tentang waktu kerja 996 atau 12 jam per hari, dari pukul 9 pagi hingga pukul 9 malam, selama 6 hari dalam sepekan. Ia mengatakan, jika ingin bergabung di Alibaba, orang harus siap bekerja 12 jam. Menurut dia, aturan kerja ini sudah banyak diberlakukan di Cina.

Baca: Trik Menjawab Pertanyaan Jebakan saat Wawancara Kerja

Pernyataan Jack Ma itu diunggah di akun resmi Alibaba di situs microblogging Cina Weibo. Seorang pengguna situs itu berkomentar bahwa para pemilik perusahaan wajar saja bekerja dengan durasi itu karena mereka melakukannya untuk diri sendiri. "Kami bekerja 996 karena kami dieksploitasi tanpa kompensasi lembur," tulis seorang pengguna di Weibo.

Di beberapa negara, jam kerja standar adalah 40 jam per minggu. Ini artinya, jam kerja ideal adalah 8 jam per hari selama lima hari dalam seminggu. Tapi pada kenyataannya memang banyak yang memilih bekerja lebih dari itu.

Bekerja dalam durasi panjang mungkin menguntungkan secara ekonomi. Tapi, menurut ahli, itu dapat mempengaruhi kesehatan mental, fisik, emosional, dan psikologis karyawan.

"Orang yang bekerja berjam-jam diketahui memiliki tingkat stres yang tinggi, keseimbangan kehidupan kerja yang buruk, kemungkinan kelelahan, perasaan tidak mampu dan kurangnya interaksi,” kata psikolog Kamna Chhibber, Head (Kesehatan Mental), Departemen Kesehatan Mental dan Perilaku Ilmu pengetahuan di Fortis Healthcare di India, seperti dikutip di Times of India.

Dampak dari kelelahan dan kurang tidur, kata Kamna, akan mempengaruhi konsentrasi dan kinerja seseorang. Penelitian telah membuktikan bahwa keseimbangan antara kehidupan pribadi dengan pekerjaan dapat menghasilkan kinerja yang lebih baik.

Bukan hanya mental, sejumlah penelitian membuktikan bahwa jam kerja berlebihan dapat meningkatkan risiko sejumlah penyakit. Sebuah penelitian dalam American Journal of Industrial Medicine menujukkan bahwa bekerja 61 hingga 70 jam seminggu meningkatkan risiko penyakit jantung koroner sebesar 42 persen, dan bekerja 71 hingga 80 jam meningkatkan risiko penyakit yang sama sebesar 63 persen.

Sebuah studi terpisah, yang diterbitkan dalam The Lancet, menemukan bahwa orang yang kelebihan durasi bekerja berjam-jam memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke daripada mereka yang bekerja dengan jam kerja standar. Tambahan jam kerja juga mungkin tidak mengarah pada peningkatan produktivitas karena justru dapat menurunkan efisiensi karyawan.

Jerman memiliki ekonomi terbesar di Eropa, namun rata-rata pekerja hanya menghabiskan 35,6 jam per minggu untuk bekerja. Swedia menjadi salah satu negara yang pertama bereksperimen dengan 6 jam kerja dan hasilnya dikabarkan menggembirakan.

Sementara, New Zealand sebuah perusahaan pernah mencoba 4 hari kerja dalam sehari untuk 240 karyawannya. Dan hasilnya menunjukkan bahwa pengurangan jam kerja membantu menurunkan tingkat stres karyawan, di samping menambah komitmen mereka untuk meningkatkan kinerja.

Baca: Kerja hingga Larut Malam Rawan Kanker Prostat, Intip Studi Ini

TIMES OF INDIA | WEB MD

Berita terkait

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

1 hari lalu

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

Bayi wajib melakukan imunisasi untuk mencegah bahaya kesehatan, terutama ketika berusia 1-2 bulan. Lantas, apa saja jenis imunisasi yang wajib dilakukan bayi?

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

1 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

1 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

2 hari lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

3 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

9 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

10 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

10 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

10 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya