Hari Buruh, Ini Risiko Kesehatan Jika Jam Kerja Terlalu Panjang

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Rabu, 1 Mei 2019 08:30 WIB

Ilustrasi wanita kerja terburu-buru. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Hari Buruh Internasional atau Mayday diperingati setiap 1 Mei. Peringatan ini berawal dari pergerakan orang Amerika di tahun 1800-an yang melakukan protes terhadap waktu kerja mereka yang begitu panjang. Ketika itu, rata-rata orang Amerika bekerja 12 jam sehari dan tujuh hari seminggu untuk dapat hidup.

Baca: Hari Buruh, Sering Lembur Bisa Menurunkan Produktivitas?

Kini, aturan jam kerja umumnya sepanjang 40 jam per minggu atau delapan jam sehari dan lima hari dalam sepekan. Tapi, pada kenyataannya banyak orang yang bekerja lebih dari itu. Bos Alibaba Jack Ma mendukung jam kerja 12 jam per hari dan 6 hari per minggu di Cina. Jadi total jam kerja sepanjang 72 jam per minggu. Bukan cuma pekerja, para bos besar juga banyak yang memilih bekerja dalam waktu panjang. Elon Musk, CEO SpaceX dan Tesla, misalnya, bekerja rata-rata 80-90 jam per minggu.

Bekerja dalam durasi panjang mungkin menguntungkan secara ekonomi. Tapi, menurut ahli, itu dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental karyawan.

Sebuah penelitian yang dimuat di American Journal of Industrial Medicine menunjukkan bahwa bekerja melampaui durasi standar secara konsisten dapat merusak kesehatan. Para peneliti menemukan bahwa bekerja 61 hingga 70 jam seminggu meningkatkan risiko penyakit jantung koroner sebesar 42 persen, dan bekerja 71 hingga 80 jam meningkatkannya sebesar 63 persen.

Sebuah studi terpisah, yang diterbitkan dalam The Lancet, menemukan bahwa orang yang bekerja lebih panjang berjam-jam memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke daripada mereka yang bekerja dengan jam kerja standar.

Selain fisik, kesehatan mental juga akan terganggu. Psikolog klinis di New Jersey, Randy Simon, mengatakan jam kerja panjang memicu kelelahan karena perjalanan panjang, tanggung jawab luar, lingkungan kerja, perasaan penghargaan, dan kepuasan kerja. "Jika pekerjaan menghabiskan waktu, sampai Anda tidak bisa cuti, itu tidak sehat, kata dia.

Sebuah penelitia di Inggris menemukan bahwa bekerja dalam waktu lebih lama di hari kerja meningkatkan gejala depresi, teruatama bagi wanita. Penulis laporan penelitian berhipotesis bahwa penyebabnya mungkin karena wanita yang bekerja berjam-jam mungkin merasakan tekanan norma sosial atau beban ganda apabila mereka bekerja di bidang yang didominasi pria.

Pria memang tidak mengalami gejala depresi seberat wanita ketika punya waktu kerja panjang di hari kerja, tetapi pria disebut menunjukkan gejala depresi ketika bekerja di akhir pekan.

Baca: May Day 2018, Kenapa Hari Buruh Menjadi Hari Libur?

THE CONVERSATION | WEB MD | HEALTHLINE | THE LADDERS

Advertising
Advertising

Berita terkait

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

1 hari lalu

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

Tiga belas orang hakim federal konservatif di AS memboikot lulusan Universitas Columbia karena protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

2 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Tiga Karyawan Tambang Nikel di Halmahera Selatan Dipecat usai Aksi Hari Buruh

3 hari lalu

Tiga Karyawan Tambang Nikel di Halmahera Selatan Dipecat usai Aksi Hari Buruh

Tiga karyawan PT Wanatiara Persada, perusahaan tambang nikel di Halmahera Selatan dipecat usai melakukan aksi Hari Buruh.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

4 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

5 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Hari Buruh Internasional, Berikut Profil 4 Tokoh Aktivis Buruh Indonesia dari Marsinah hingga Muchtar Pakpahan

6 hari lalu

Hari Buruh Internasional, Berikut Profil 4 Tokoh Aktivis Buruh Indonesia dari Marsinah hingga Muchtar Pakpahan

Berikut profil dari 4 tokoh hari buruh: Marsinah, Muchtar Pakpahan, Widji Thukul, dan Jacob Nuwa Wea

Baca Selengkapnya

Mengenal Serikat Pekerja Kampus: Pejuang Tercapainya Fungsi Pendidikan

6 hari lalu

Mengenal Serikat Pekerja Kampus: Pejuang Tercapainya Fungsi Pendidikan

SPK adalah serikat pekerja kampus mewadahi pekerja di bidang atau sektor pendidikan tinggi dengan meningkatkan kesejahteraan seluruh pekerja di kampus

Baca Selengkapnya

Hari Buruh Internasional dari Masa ke Masa di Indonesia, Kapan Mulai Jadi Hari Libur Nasional?

6 hari lalu

Hari Buruh Internasional dari Masa ke Masa di Indonesia, Kapan Mulai Jadi Hari Libur Nasional?

Hari Buruh diperingati setiap tahun pada 1 Mei. Kapan pertama kali diperingati di Indonesia, kapan pula ditetapkan sebagai hari libur nasional?

Baca Selengkapnya

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

6 hari lalu

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

Keberadaan UU Cipta Kerja tidak memberi jaminan dan semakin membuat buruh rentan.

Baca Selengkapnya

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

6 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya