Kiat agar Jemaah Haji di Arab Tak Panik dengar Kabar Gempa Banten
Reporter
Sarah Ervina Dara Siyahailatua
Editor
Yayuk Widiyarti
Sabtu, 3 Agustus 2019 11:53 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kabar mengenai gempa berkekuatan Magnitudo 7,4 yang terjadi di arah barat daya Sumur, Pandeglang, Banten pada 2 Agustus 2019 pukul 19.03 WIB tentu membuat banyak orang cemas, khususnya anggota keluarga yang berada jauh dengan keluarga dekat lokasi gempa, pasti ada rasa takut dan khawatir. Bahkan, para jemaah Haji di Arab Saudi sampai diimbau untuk tidak panik mendengar kabar gempa Banten ini dan tetap fokus beribadah.
Meski demikian, ada beberapa kiat yang bisa diterapkan agar tetap tenang dalam menghadapi musibah seperti ini. Situs Psychology Today dan Life Hack membagikan beberapa di antaranya.
#Tetap positif
Ketika situasi yang penuh kepanikan seperti gempa terjadi, pikiran mungkin telah dipenuhi oleh hal-hal negatif. Padahal, semakin banyak pemikiran yang mengembara, semakin sulit pula bagi Anda untuk tetap tenang. Jadi, hentikan diri dari awal untuk membayangkan skenario terburuk. Sebaliknya, lepaskan pikiran negatif dan fokuskan kembali pikiran pada sesuatu yang positif, sekecil apa pun.
#Hindari kafein
Saat berada di tengah-tengah situasi seperti gempa, Anda tentu berharap tidak tidur untuk mengetahui perkembangan terkini terkait keluarga yang jauh itu. Dengan demikian, cara mudah dan cepat agar tetap terjaga ialah dengan minum kopi atau teh. Sayangnya, ini tidak disarankan karena kandungan kafeinnya dapat memicu pelepasan adrenalin sehingga membuat menjadi lebih panik. Jadi, lebih baik hindari dan konsumsi air putih yang lebih menyehatkan dan menenangkan saja.
#Jangan pernah bertanya "bagaimana jika?"
Pertanyaan terburuk yang bisa ditanyakan pada diri sendiri di tengah kekacauan hati dalam menghadapi hal ini mungkin dimulai dengan "bagaimana jika?". Garis pertanyaan ini menimbulkan kepanikan belaka dan memaksa Anda untuk memproses situasi yang belum terjadi dan bahkan tidak akan pernah terjadi sehingga justru akan menambah ketakutan dan meningkatkan masalah. Jadi, sekarang hilangkan “Bagaimana jika terjadi sesuatu? Bagaimana jika anggota keluarga tak selamat? Bagaimana jika dia terluka?” dan sebagainya dari pikiran Anda.
#Menarik napas dalam dan panjang
Ketika tubuh sedang takut dan panik, sistem saraf simpatik dapat mengacaukan pernapasan sehingga tak heran Anda mungkin merasa sulit bernapas saat menghadapi masalah seperti gempa yang dialami anggota keluarga yang jauh itu. Jadi, sebaiknya penting untuk fokus mengambil napas yang dalam dan panjang. Sebab ini akan mengembalikan oksigen ke tubuh dan mengurangi laktat dalam aliran darah sehingga membuat Anda merasa lebih tenang dan santai.