Awas, Perfeksionisme Bisa Merusak Karir

Reporter

Tempo.co

Senin, 12 Agustus 2019 17:13 WIB

Ilustrasi pekerja di kantor (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Perfeksionisme bisa menjadi hal yang baik agar bisa menghasilkan karya yang bagus dalam bekerja. Namun, ternyata kebiasaan ini juga dapat memberikan efek buruk terhadap karir.

Sederhananya, berjuang untuk selalu berada di puncak setiap saat dapat menyebabkan kecemasan, depresi, dan kelelahan. Dr. Andrew Hill, profesor sekaligus kepala program pascasarjana di Universitas York St John dan Dr. Thomas Curran, dosen psikologi olahraga di Universitas Bath, menemukan bahwa perfeksionisme sangat terkait dengan stres yang kronis. Hal ini bisa berakibat pada kelelahan yang ekstrem, yang pada akhirnya mengurangi prestasi kerja.

"Sebagai masyarakat, kita cenderung menganggap perfeksionisme sebagai tanda kebaikan atau prestasi tinggi," kata Curran, dikutip dari Self. "Namun temuan kami menunjukkan bahwa perfeksionisme adalah sifat yang sangat merusak."

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Personality & Social Psychology Review ini menyarankan seseorang untuk menetapkan tujuan yang realistis, menerima, dan belajar dari kegagalan, dan memaafkan diri sendiri ketika sesuatu tidak berjalan sesuai keinginan.

Sulit bagi seorang perfeksionis untuk merasa baik-baik saja dengan hasil yang kurang sempurna. Jadi, jika ini terdengar seperti Anda, coba tenangkan diri dengan mencoba gerakan yoga yang sederhana untuk membantu diri tetap seimbang.

Advertising
Advertising

Berita terkait

PNM Mekaar Mendukung Penuh Karir dan Bakat Pegawainya

1 hari lalu

PNM Mekaar Mendukung Penuh Karir dan Bakat Pegawainya

PNM Mekaar beri dukungan pengembangan karir dan bakat bagi semua insan PNM.

Baca Selengkapnya

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

6 hari lalu

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

Merawat orang tua dengan demensia menyebabkan burnout, apalagi jika Anda harus merawat anak juga alias generasi sandwich. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Kalimat yang Pantang Diucapkan pada Bos meski Berteman

8 hari lalu

Kalimat yang Pantang Diucapkan pada Bos meski Berteman

Agar tak ada masalah dalam pekerjaan, cobalah hindari mengucapkan kalimat-kalimat berikut meski bos adalah teman sendiri.

Baca Selengkapnya

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

8 hari lalu

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.

Baca Selengkapnya

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

8 hari lalu

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.

Baca Selengkapnya

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

9 hari lalu

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.

Baca Selengkapnya

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

11 hari lalu

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

13 hari lalu

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

13 hari lalu

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.

Baca Selengkapnya

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

13 hari lalu

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.

Baca Selengkapnya