Rusuh di Papua, Redakan Emosi Negatif dengan Cara Ini

Selasa, 20 Agustus 2019 14:16 WIB

Petugas kepolisian bersama warga membersihkan ban yang dibakar seusai aksi di Jl.Essau Sesa Manokwari, Papua Barat, Senin, 19 Agustus 2019. Suasana Manokwari mulai kondusif pascaaksi kerusuhan akibat kemarahan mereka atas peristiwa yang dialami mahasiswa asal Papua di Surabaya, Malang dan Semarang. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Hanya dua hari setelah HUT RI ke-74 pada 17 Agustus 2019, aksi unjuk rasa yang berujung pada kerusuhan terjadi di Kota Manokwari, Papua Barat. Aksi yang digelar pada Senin pagi, 19 Agustus 2109, ini merupakan buntut dari kekerasan yang dialami oleh sejumlah mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya beberapa hari sebelumnya.

Tentunya bagi masyarakat yang bersangkutan, hal ini dapat memancing emosi negatif. Bukan hanya saat mendengar dan melihat kejadian saja, tapi emosi negatif juga bisa datang setelah membaca komentar di media sosial yang bertentangan dengan pendapat, atau faktor lain.

Sayangnya, emosi negatif ini bisa berdampak buruk pada kesehatan, terutama karena dapat memicu stres. Jika dibiarkan, stres bisa berujung pada penyakit serius, seperti diabetes, depresi, penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.

Psikolog Leon F. Seltzer Ph.D., seperti dilansir Psychology Today, menyarankan agar mengatur napas dan membuat tubuh menjadi rileks, saat seluruh tubuh terasa tegang karena kesal.

"Jadi, segera setelah Anda menyadari bahwa sesuatu yang negatif beresonansi kuat di dalam diri, ambil napas dalam-dalam dan lambat, mungkin sambil mengulangi kata 'tenang' atau 'santai' untuk diri sendiri," katanya.

Advertising
Advertising

Warga membersihkan sisa ban yang dibakar seusai aksi di Jl.Essau Sesa Manokwari, Papua Barat, Senin, 19 Agustus 2019. Suasana Manokwari mulai kondusif pascaaksi kerusuhan akibat kemarahan mereka atas peristiwa yang dialami mahasiswa asal Papua di Surabaya, Malang dan Semarang. ANTARA

Emosi paling baik dialami pada tingkat ringan atau sedang. Jadi, ketika mencapai level tinggi, Anda harus menurunkan intensitasnya. Memperlambat pernapasan merupakan langkah awal yang ideal.

Selain itu, mengubah posisi dan melihat pemandangan yang tenang, misalnya sambil berbaring lalu berimajinasi, bisa membantu mengurangi emosi. Bayangkan pemandangan yang tenang, misalnya berbaring dengan damai di pantai saat matahari dan udara yang hangat mengenai tubuh.

Semakin berhasil berfantasi dalam lingkungan yang begitu indah, maka Anda akan semakin cepat memahami situasi yang membuat marah, tidak berdaya, atau sedih. Ingat, satu bentuk relaksasi belum tentu lebih baik daripada yang lain.

Jadi, pertimbangkan juga aktivitas relaksasi lain seperti meditasi, self-hypnosis, yoga, tai-chi, atau bahkan sekadar mengintip ke akuarium.

Berita terkait

Polisi Sebut KKB Serang Jemaat Gereja yang Sedang Ibadah Minggu di Pegunungan Bintang Papua

4 jam lalu

Polisi Sebut KKB Serang Jemaat Gereja yang Sedang Ibadah Minggu di Pegunungan Bintang Papua

Polisi menyebut Kelompok Kriminal Bersenjata menyerang jemaat gereja yang tengah ibadah minggu di Distrik Borme, Pegunungan Bintang Papua.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

1 hari lalu

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

Aleksander Parapak tewas ditembak kelompok bersenjata TPNPB-OPM saat penyerangan Polsek Homeyo, Intan Jaya, Papua

Baca Selengkapnya

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

1 hari lalu

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

Polda Papua akan mengirim pasukan tambahan setelah penembakan dan pembakaran SD Inpres oleh TPNPB-OPM di Distrik Homeyo Intan Jaya.

Baca Selengkapnya

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

1 hari lalu

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

Aparat gabungan TNI-Polri kembali memburu kelompok TPNPB-OPM setelah mereka menembak warga sipil dan membakar SD Inpres di Intan Jaya Papua.

Baca Selengkapnya

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

2 hari lalu

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

Kehilangan orang yang disayangi memang berat. Tak jarang, kesedihan bisa berlangsung lama, bahkan sampai bertahun-tahun.

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

2 hari lalu

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

Ketua KPU Hasyim Asy'ari mengakui sistem noken pada pemilu 2024 agak aneh. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

2 hari lalu

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

Komnas HAM Papua berharap petugas keamanan tambahan benar-benar memahami kultur dan struktur sosial di masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

2 hari lalu

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

TPNPB-OPM mengaku bertanggung jawab atas pembakaran SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya pada Rabu lalu,

Baca Selengkapnya

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

2 hari lalu

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

Kapolres Paniai mengatakan, warga kampung Bibida yang sempat mengungsi saat baku tembak OPM dan TNI, sudah pulang ke rumah.

Baca Selengkapnya

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

2 hari lalu

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

Polda Papua menyatakan situasi di Kabupaten Paniai kembali aman paska penembakan OPM terhadap anggota TNI yang berpatroli.

Baca Selengkapnya