Awas, Penyakit Mematikan Mengintai Orang yang Kurang Aktivitas
Reporter
Antara
Editor
Yayuk Widiyarti
Kamis, 5 September 2019 07:07 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Saat ini, penyebab kematian terbanyak di Indonesia adalah penyakit tidak menular seperti stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus, dan hipertensi. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan proporsi penduduk Indonesia usia lebih dari 10 tahun yang kurang melakukan aktivitas fisik jumlahnya meningkat dari 26,1 persen pada 2013 menjadi 33,5 persen pada 2018.
Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga, Kartini Rustandi, mengatakan orang yang kurang aktivitas fisik berpotensi mengalami penyakit tidak menular seperti diabetes, stroke, penyakit jantung, dan lainnya. Kartini menekankan perlunya aktivitas fisik untuk meningkatkan kebugaran jantung, paru, kekuatan, dan daya tahan otot, serta menurunkan risiko penyakit tidak menular.
“Jalan kaki salah satu aktivitas fisik yang murah dan mudah dilakukan. Semua kegiatan aktivitas fisik mudah dilakukan tanpa biaya mahal, yang penting mau. Kalau ingin hasilnya baik berdampak harus teratur,” katanya.
Kartini menambahkan aktivitas fisik harus dilakukan minimal 30 menit agar hasil yang optimal dalam menjaga kebugaran tubuh. Sedangkan bagi anak-anak, aktivitas fisik dilakukan minimal 60 menit per hari karena anak-anak perlu banyak bergerak untuk menstimulasi pertumbuhan fisik.
Walaupun tergolong kegiatan mudah dan bermanfaat bagi kesehatan, aktivitas fisik, dalam hal ini olahraga, harus dilakukan dengan benar. Olahraga yang benar dilakukan secara bertahap, dimulai dengan pemanasan termasuk peregangan selama 5-10 menit, dilanjutkan dengan latihan inti 20-60 menit, diakhiri dengan pendinginan 5-10 menit.
“Olahraga teratur dilakukan tiga sampai lima kali seminggu selang sehari istirahat, dilakukan rutin di dalam atau di luar ruangan,” kata Kartini.
Spesialis kedokteran olahraga dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga, dr. Zaini K Saragih Sp.KO., mengatakan secara ilmiah ada empat jenis olahraga, yakni daya tahan, kekuatan, keseimbangan, dan fleksibilitas. Daya tahan berfungsi meningkatkan detak jantung. Manfaatnya untuk menjaga jantung, sistem peredaran darah, dan meningkatkan kebugaran. Kekuatan berfungsi untuk melatih otot, keseimbangan membantu mencegah terjatuh saat beraktivitas, dan fleksibilitas untuk melenturkan otot-otot yang tegang.
“Keempat itu untuk mengukur kebugaran tubuh,” kata dr Zaini. Hari Olahraga Nasional 2019 menjadi momen untuk mengajak masyarakat kembali melakukan aktivitas fisik. Perkembangan teknologi seperti penggunaan gawai untuk segala kebutuhan termasuk memesan makanan menjadi salah satu penyebab orang-orang kurang beraktivitas fisik. Kementerian Pemuda dan Olahraga melalui surat edaran ke kementerian dan lembaga mengajak untuk ikut memeriahkan Hari Olahraga Nasional 2019 ini.
“Di Kemenkes pada tanggal 6 September akan melakukan berbagai kegiatan olahraga. Ada basket, bulu tangkis, lari, line dance, panahan, dan pengecekan kebugaran. Dalam rangka Haornas, kita mengingatkan kembali, mengajak kembali masyarakat ayo aktivitas fisik,” kata Kartini.