Selain DB, Waspadai Leptospirosis pada Musim Pancaroba
Reporter
Antara
Editor
Yayuk Widiyarti
Sabtu, 2 November 2019 10:39 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Waspadai aneka penyakit selama musim pancaroba. Selain berpotensi penularan demam berdarah (DB), selama musim pancaroba hingga musim hujan, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai ancaman penyakit leptospirosis yang disebarkan melalui kencing tikus.
“Penyakit ini tidak hanya berpotensi muncul di wilayah yang berada di sepanjang bantaran sungai, tetapi merata di seluruh wilayah Kota Yogyakarta. Dengan demikian, kewaspadaan terhadap penyakit leptospirosis juga harus ditingkatkan,” kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Yudiria Amelia.
Ia mengatakan, salah satu aktivitas yang bisa menjadi awal penularan leptospirosis adalah membersihkan selokan yang dilakukan tanpa perlindungan diri yang cukup seperti alas kaki dan pelindung tangan.
“Bakteri leptospira bisa masuk melalui luka di tubuh meskipun hanya kecil sehingga cenderung disepelekan. Misalnya, luka karena menggunting kuku, atau luka lecet di kulit. Oleh karena itu, penggunaan alat pelindung diri sangat disarankan jika melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan,” katanya.
Selain penggunaan alat pelindung diri, Yudiria mengatakan kecepatan masyarakat untuk mengakses layanan kesehatan jika mengalami gejala awal leptospirosis juga sangat penting dilakukan sehingga penanganan penyakit bisa dilakukan lebih cepat.
“Karena penyakit ini disebabkan bakteri, maka pemberian antibiotik sebenarnya cukup jika pasien bisa ditangani lebih cepat,” katanya.
Hanya saja, masyarakat biasanya tidak memperhatikan gejala awal dan hanya menganggap penyakit yang dialaminya adalah demam biasa.
“Seharusnya, jika mengalami demam tinggi segera memeriksakan diri ke puskesmas,” katanya.
Sedangkan untuk demam berdarah (DB) hingga saat ini sudah tercatat 455 kasus atau mengalami kenaikan dibanding 2018 dengan 413 kasus hingga akhir tahun.
“Kasus demam berdarah biasanya mulai mengalami kenaikan saat musim pancaroba dan puncaknya pada Mei, baru kemudian turun lagi,” katanya.