Berminat Ikuti Diet Militer? Intip Risikonya

Reporter

Sehatq.com

Editor

Mitra Tarigan

Rabu, 6 November 2019 14:15 WIB

Ilustrasi diet. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Diet militer adalah diet untuk menguruskan berat badan, yang diklaim membantu mengurangi bobot hingga 4,5 kilogram (10 pon) selama satu sepekan. Diet militer atau military diet sering disebut sebagai diet 3 hari, karena diet ini membutuhkan perencanaan makan rendah kalori, untuk 3 hari.

Selama 3 hari, orang yang menjalani diet militer hanya mengonsumsi jenis-jenis makanan tertentu, dengan total kalori harian yang dibatasi. Sementara itu, Anda bisa mengonsumsi makanan sehat seperti biasanya, selama sisa 4 hari dalam minggu tersebut.

Siklus pembagian fase dalam diet militer atau military diet di atas, terus diterapkan, hingga individu yang melaksanakannya mencapai bobot yang diidamkan. Diet ini menggunakan kata ‘militer’, karena pendukungnya mengklaim diet ini dirancang oleh ahli gizi di institusi militer Amerika Serikat. Masih dari klaim pendukungnya, diet militer awalnya bertujuan membentuk badan tentara dan anggota militer menjadi proporsional.

Walau begitu, klaim tersebut belum bisa dipastikan kebenarannya.

Dalam prinsip diet militer, jumlah kalori yang diperbolehkan untuk masuk ke tubuh selama 3 hari yaitu 1.100-1.400 kalori, tiap harinya. Rentang kalori ini berada di bawah kebutuhan kalori harian orang dewasa rata-rata. Selama 3 hari dalam diet militer, Anda tidak boleh sembarangan mengonsumsi makanan. Beberapa jenis makanan yang diperbolehan dalam diet militer seperti pisang, roti gandum utuh dalam porsi sedikit, wortel, kopi, telur, anggur, hot dogs, es krim, daging, biskuit asin, teh, tuna.

Sementara itu beberapa jenis makanan, yang jadi pantangan dalam diet militer adalah pemanis buatan, krimer, jus buah, susu, jeruk, dan gula.

Advertising
Advertising

Belum banyak studi ilmiah yang membuktikan keberhasilan diet militer. Walau begitu, untuk jangka pendek, diet militer memang berpotensi untuk menurunkan berat badan. Sebab, diet militer ini membatasi kalori yang masuk ke tubuh. Namun, diet militer tidak mampu untuk mempertahankan bobot yang turun tersebut, karena tidak berakar pada perubahan kebiasaan makan.

Berat badan yang turun selama menerapkan diet ini, sebagian besar dipicu oleh hilangnya air dari badan Anda, bukan lemak. Anda juga berisiko untuk kembali mengalami kenaikan berat badan, setelah berhenti menjalani diet militer.

Untuk menurunkan bobot dalam waktu singkat, diet militer dapat membantu. Akan tetapi, diet militer diet bukanlah metode yang tepat untuk penurunan berat badan yang berkelanjutan.

Terlihat menggiurkan, diet militer tetap memiliki sejumlah potensi risiko dan bahaya. Salah satu potensi risiko tersebut, adalah minimnya nutrisi yang masuk ke tubuh, termasuk serat, vitamin, dan zat mineral. Semua nutrisi tersebut dibutuhkan dalam fungsi tubuh yang normal. Beberapa makanan dalam diet militer juga mengandung garam, gula, dan lemak jenuh yang tinggi. Misalnya, hot dogs mengandung lemak jenuh dan garam yang tinggi. Kedua zat tersebut, meningkatkan risiko Anda terhadap penyakit jantung.

Menurunkan 4,5 kilogram dalam satu pekan, juga meningkatkan risiko seseorang untuk menderita penyakit batu empedu. Batu empedu adalah material mirip batu, yang terbentuk dari kolesterol di kantung empedu tubuh. Kondisi ini dapat terjadi, karena organ hati melepaskan kolesterol tambahan ke empedu, saat terjadi penurunan bobot yang drastis. Penurunan bobot yang sehat pun sebenarnya berada di rentang 0,5-0,9 kilogram, dalam satu pekan.

SEHATQ

Berita terkait

Istirahat Tak Sekadar Bersantai, Apa Itu Rest Day?

10 jam lalu

Istirahat Tak Sekadar Bersantai, Apa Itu Rest Day?

Kebugaran dan kesehatan tubuh tak hanya soal olahraga rutin, tapi juga istirahat yang tepat

Baca Selengkapnya

Waspada Dampak Obesitas pada Anak

2 hari lalu

Waspada Dampak Obesitas pada Anak

Dampak obesitas pada anak terhadap harapan hidup sangat besar.

Baca Selengkapnya

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

2 hari lalu

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

Banyak pula orang yang baru mulai olahraga setelah divonis mengalami penyakit tertentu.

Baca Selengkapnya

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

7 hari lalu

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot

Baca Selengkapnya

Diet Mediterania dan Konsumsi Minyak Zaitun Bantu Kurangi Risiko Demensia

9 hari lalu

Diet Mediterania dan Konsumsi Minyak Zaitun Bantu Kurangi Risiko Demensia

Diet Mediterania yang mengkonsumsi biji-bijian utuh, kacang-kacangan, sayuran, ikan, produk susu, dan minyak zaitun bantu kurangi risiko demensia.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

13 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

15 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

16 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

21 hari lalu

Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

Penelitian mengklaim olahraga pada malam hari bisa memberi lebih banyak manfaat kesehatan bagi orang obesitas dan diabetes tipe 2.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

23 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya