Diet Hipnoterapi ala Dewi Hughes, Apa Itu?

Reporter

Sehatq.com

Editor

Mitra Tarigan

Selasa, 19 November 2019 11:05 WIB

Dewi Hughes. Instagram

TEMPO.CO, Jakarta - Dewi Hughes dikenal sebagai salah satu presenter senior di industri hiburan Indonesia. Dulu, ia sempat memiliki berat badan yang mencapai 150 kg. Akan tetapi, demi tubuh yang sehat, Dewi Hughes melakukan diet yang membuat berat badannya turun 90 kg, hanya dalam waktu 15 bulan. Tentu saja, pasti banyak orang yang ingin tahu rahasianya.

Salah satu diet yang dijalani Dewi Hughes ialah diet hipnoterapi. Ia memang pernah menekuni bidang hipnoterapi, bahkan memiliki gelar master di bidang itu. Sampai akhirnya ia memutuskan untuk menghipnotis dirinya sendiri, agar bisa konsisten menjalani diet sehat.

Hipnoterapi biasanya melibatkan seorang terapis, untuk melakukan hipnotis kepada pasiennya. Hipnotis dianggap bisa membantu seseorang untuk mencapai keadaan relaksasi total. Dengan begitu, pikiran seseorang akan “terbuka” dan mampu menerima perubahan dalam hidupnya, mulai dari perilaku, perasaan, hingga kebiasaan. Salah satunya, diet sehat yang konsisten.

Diet hipnoterapi bekerja saat perhatian pasien, dapat dipengaruhi untuk mengubah kebiasaan buruk, seperti makan terlalu banyak. Selain itu, ketika seseorang berada dalam pengaruh hipnotis, perhatiannya akan sangat fokus, dan menjadi lebih responsif terhadap sugesti, termasuk perubahaan kebiasaan, yang mampu membantunya menurunkan berat badan.

Karena Dewi Hughes sudah ahli dalam hipnoterapi, akhirnya ia menghipnotis dirinya sendiri, agar konsisten diet sehat, dan berpegang teguh pada pendiriannya. Mungkin, Dewi Hughes menjadi contoh keberhasilan diet hipnoterapi. Namun, apakah diet hipnoterapi, benar-benar efektif untuk semua orang yang melakukannya?

Advertising
Advertising

Perlu diakui, penurunan berat badan dengan diet hipnoterapi, masih diperdebatkan. Walau begitu, hipnoterapi telah terbukti bisa menghentikan kebiasaan buruk lainnya, seperti kebiasaan dalam merokok dan menyalahgunakan narkoba.

Dalam sebuah studi, sekitar 286 perokok menjalani hipnoterapi dan konseling standar. Hasilnya, 26 persen perokok dari grup hipnoterapi, berhasil menghentikan kebiasaan merokok. Sementara itu, grup konseling biasa, hanya berhasil membuat sekitar 18 persen perokok berhenti.

Penelitian menemukan bahwa diet hipnoterapi bisa saja membantu seseorang menurunkan berat badannya. Dalam sebuah penelitian, sekitar 60 responden yang mengidap obesitas dengan sleep apnea, menjalani berbagai macam cara untuk menurunkan berat badan; konseling diet, hipnoterapi untuk redakan stres, hingga hipnoterapi untuk mengurangi konsumsi kalori.

Setelah 3 bulan, ketiga cara untuk menurunkan berat badan itu, berhasil menurunkan berat badan ke-60 partisipan. Namun, hanya mereka yang menjalani hipnoterapi untuk redakan stres saja, yang berhasil “menjaga” diet sehatnya. Dalam sebuah studi lainnya, 109 responden mengikuti “perawatan perilaku” untuk menurunkan berat badan, dengan hipnoterapi ataupun tanpanya.

Setelah 2 tahun, grup yang menjalani diet hipnoterapi, berhasil menurunkan berat badan. Namun, partisipan lain yang tidak mengikutinya, hanya menunjukkan sedikit perubahan pada berat badan mereka.

Lebih dari itu, analisis sejumlah studi menemukan, memasukkan metode diet hipnoterapi, untuk menurunkan berat badan lewat perubahan perilaku kognitif, berhasil menunjukkan keberhasilan dua kali lipat. Akan tetapi, penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan, untuk melihat seberapa efektif diet hipnoterapi, terhadap penurunan berat badan.

Berita terkait

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

16 hari lalu

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

Diet sayur dan rendah gula, yang dikenal sebagai diet EAT-Lancet, membantu mengurangi risiko gagal jantung. Bagaimana hubungannya?

Baca Selengkapnya

Tips Aman Konsumsi Makanan buat Penderita Diabetes saat Lebaran

33 hari lalu

Tips Aman Konsumsi Makanan buat Penderita Diabetes saat Lebaran

Ahli gizi dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo membagikan kiat konsumsi makanan yang aman bagi pengidap diabetes saat hari raya lebaran.

Baca Selengkapnya

Bagus untuk Kesehatan Jantung, Apa Saja Manfaat Alpukat

37 hari lalu

Bagus untuk Kesehatan Jantung, Apa Saja Manfaat Alpukat

Alpukat dikenal karena sifat anti-inflamasi dan baik untuk kesehatan jantung. Apa lagi manfaat alpukat yang perlu Anda ketahui?

Baca Selengkapnya

6 Fakta Puasa Ramadan Bisa Sekaligus Diet

52 hari lalu

6 Fakta Puasa Ramadan Bisa Sekaligus Diet

Selain manfaat rohani, puasa Ramadan yang juga dapat mendukung upaya diet dan kesehatan seseorang.

Baca Selengkapnya

Beda Diet Atlantik dan Mediterania, Cek Juga Kemiripannya

59 hari lalu

Beda Diet Atlantik dan Mediterania, Cek Juga Kemiripannya

Diet Atlantik dan Mediterania sebenarnya punya banyak kemiripan tapi ada juga bedanya. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Diet Flexitarian?

29 Februari 2024

Apa Itu Diet Flexitarian?

Diet flexitarian dikaitkan dengan risiko kardiovaskular yang lebih rendah dibandingkan pola makan omnivora.

Baca Selengkapnya

Tips Bersantap di Restoran saat Sedang Diet

23 Februari 2024

Tips Bersantap di Restoran saat Sedang Diet

Berikut tips dan teknik memesan makanan di restoran saat Anda tengah diet dan berpegang teguh pada rencana makan sehat.

Baca Selengkapnya

Bisakah Hasil Hipnosis Diandalkan? Simak Penjelasan Berikut

16 Februari 2024

Bisakah Hasil Hipnosis Diandalkan? Simak Penjelasan Berikut

Hipnosis bisa digunakan untuk membantu mengatasi rasa sakit atau kecemasan, bisa juga membantu mengubah perilaku berbahaya. Optimalkah hasilnya?

Baca Selengkapnya

Hasil Riset: Diet Atlantik Bisa Kurangi Risiko Sindrom Metabolik

11 Februari 2024

Hasil Riset: Diet Atlantik Bisa Kurangi Risiko Sindrom Metabolik

Para peneliti menemukan bahwa Diet Atlantik yang menjadi pola diet tradisional di Portugal dan Galisia dapat mengurangi risiko sindrom metabolik.

Baca Selengkapnya

5 Makanan Terbaik untuk Diet Golongan Darah O

8 Februari 2024

5 Makanan Terbaik untuk Diet Golongan Darah O

Diet golongan darah O D'Adamo fokus pada daging organik tanpa lemak, buah-buahan, dan sayuran, serta menghindari produk susu, gandum, alkohol, dan kafein.

Baca Selengkapnya