3 Tantangan Utama Pengobatan Kanker Paru di Indonesia

Senin, 25 November 2019 15:00 WIB

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Kanker paru masih menduduki peringkat pertama sebagai penyakit terbanyak yang diderita oleh masyarakat di seluruh dunia. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia pada tahun 2018, sebanyak 2,1 juta orang atau 11,6 persen dari beban kejadian kanker terjadi pada paru-paru.

Di Indonesia kasus kanker paru juga semakin memprihatinkan. Menurut data Globocan 2018, Indonesia berada di urutan ke-8 di Asia Tenggara dan kasusnya telah meningkat sebanyak 10,85 persen dalam lima tahun terakhir. Sayangnya dari segi pengobatan, berbagai tantangan masih harus dihadapi oleh pasien di Indonesia.

Menurut dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Kanker Pusat Dharmais, Arif R. Hanafi, salah satu tantangan itu berupa minimnya pengetahuan masyarakat akan gejala dan bentuk pengobatan kanker paru. “Ini membuat pasien yang datang ke kami sudah stadium akhir sehingga pengobatan sulit dilakukan dan angka kematian juga tinggi,” katanya dalam acara Memahami Imunoterapi Kanker di Jakarta pada Sabtu, 23 November 2019.

Permasalahan lain berupa biaya pengobatan kanker paru yang sangat mahal. Memang menurut Arif, untuk mendapatkan obat dan terapi yang maksimal, seseorang harus mengeluarkan uang banyak. Padahal kanker paru banyak dialami pekerja kasar (buruh) yang umumnya merokok. “Saya berharap agar pemerintah melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial bisa membantu masyarakat. Sampai saat ini kan pengobatan hanya dicover sebagian,” katanya.

Akses pengobatan yang terbatas juga masih menjadi kendala di Indonesia. Arif mengatakan bukan saja jenis pengobatan yang ditawarkan, namun juga dari segi harga. Baru-baru ini untungnya Indonesia menghadirkan inovasi terbaru untuk kanker paru, yakni imunoterapi. Secara umum, terapi ini menggunakan sel imun kita untuk membunuh sel kanker. “Biayanya memang masih mahal dan belum dibantu oleh BPJS. Semoga nantinya pemerintah bisa menolong karena efektif daripada kemoterapi atau terapi target,” katanya.

Advertising
Advertising

SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA

Berita terkait

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

2 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

2 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

4 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

4 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

5 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

5 hari lalu

Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa Indonesia kehilangan devisa US$ 11,5 Miliar atau Rp 180 triliun per tahun. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

5 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

5 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

8 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

9 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya