Hari AIDS Sedunia, Yuk Hidup Bermasyarakat dengan Para Penyintas

Reporter

Tempo.co

Editor

Mitra Tarigan

Minggu, 1 Desember 2019 15:16 WIB

Sejumlah mahasiswa melakukan aksi teatrikal dalam memperingati hari AIDS Sedunia di Palu, Sulawesi Tengah, 1 Desember 2018. Dalam aksi tersebut, mahasiswa juga menyerukan bagamaimana pencegahan HIV Aids. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Siapa pun dapat berisiko terkena HIV. Penanganan serta pencegahan persebaran penyakit ini harus bermula dari dukungan dan pemahaman terhadap ODHIV. Infeksi HIV merupakan masalah kesehatan global. Pada 2016, Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan terdapat sekitar 1 juta penderita HIV meninggal di seluruh dunia. Untuk meningkatkan pemahaman tentang HIV dan AIDS, yuk pahami bagaimana bermasyarakat dengan para penyintas bertepatan dengan Hari AIDS Sedunia.

Berdasarkan data yang didapatkan dari UNAIDS (United Nations Program on HIV/AIDS) di tahun 2016, terdapat sekitar 620 ribu penderita infeksi HIV (ODHIV) di Indonesia. 3200 kasus terjadi pada anak-anak, dan angka kematian akibat penyakit ini mencapai 40 ribu kasus.

Tidak hanya berusaha untuk tetap hidup sehat, ODHIV menghadapi tantangan lain yang tidak kalah berat: stigma dan diskriminasi. Tidak sedikit ODHIV yang kehilangan pekerjaan, ditolak oleh keluarga dan teman-temannya, atau bahkan menjadi korban kekerasan. Data dari UNAIDS menyebutkan bahwa 62,8 persen masyarakat di Indonesia enggan berinteraksi dengan ODHIV.

Ada beberapa hal yang melatarbelakangi stigma dan diskriminasi terhadap ODHIV. Beberapa alasannya adalah HIV adalah penyakit yang ditakuti, namun tidak sepenuhnya dipahami oleh banyak orang. Sebagian orang masih memercayai hal yang salah, bahwa HIV dapat menyebar melalui kontak fisik seperti bersentuhan atau sebatas berbagi gelas. Hal ini membuat ODHIV cenderung dijauhi.

HIV dan AIDS sering diidentikkan dengan pelaku perilaku tertentu seperti pengguna obat terlarang dan pelaku seks bebas. Stigma ini membuat orang beranggapan bahwa virus tersebut diidap karena lemahnya moral ODHIV. Dengan stigma sosial, muncullah diskriminasi terhadap ODHIV, seperti dikeluarkan dari kantor atau sekolah karena mengungkapkan diri sebagai ODHIV atau tidak diperkenankan menggunakan fasilitas umum seperti tempat ibadah.

Pemerintah dan profesional medis tentunya berperan penting dalam mengurangi stigma masyarakat umum terhadap ODHIV. Edukasi mengenai ODHIV dapat meningkatkan pengertian masyarakat tentang penyakit ini. Berikut beberapa cara meningkatkan pemahaman tentang HIV/AIDS seperti dilansir Alodokter pada 1 Desember 2019.

1. Memberi Tahu Orang Lain
Stigma-stigma dan diskriminasi di atas sering membuat ODHIV enggan untuk mengungkapkan kondisinya kepada orang lain. Tapi menginformasikan kepada orang-orang tertentu bahwa Anda mengidap HIV sebenarnya membawa banyak manfaat. Beberapa manfaatnya adalah Anda tidak lagi sendirian menjalani hidup dengan HIV. Ada dukungan dan kasih sayang dari orang-orang terdekat yang membuat Anda percaya diri. Manfaat lain, Anda lebih berpeluang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan.

<!--more-->

Advertising
Advertising

Kemudian, Anda juga turut berkontribusi mencegah kemungkinan persebaran virus kepada orang lain, terutama pasangan. Meski demikian, begitu terdiagnosis, Anda tidak harus segera memberitahu kondisi Anda kepada semua orang. Ambil waktu dan bersikaplah selektif dalam menentukan siapa yang perlu tahu situasi Anda.

Ada baiknya Anda mulai memberi tahu orang terdekat dan yang paling Anda percaya terlebih dahulu seperti pasangan. Ketahui alasan kuat kenapa Anda perlu memberitahukan kondisi Anda ke orang tersebut. Anda pun perlu bersiap untuk reaksi terkejut atau bahkan reaksi buruk yang mungkin Anda terima. Lengkapi diri dengan informasi lebih dalam tentang HIV. Orang yang Anda beritahu mungkin akan menanyakan beberapa hal tentang penyakit Anda.

Tidak sekadar memberitahu, Anda mungkin ingin menyampaikan rencana pengobatan dan beberapa perubahan yang perlu dilakukan untuk menangani HIV. Jika memutuskan untuk bicara pada atasan, sertakan surat keterangan dari dokter dan informasikan apakah kondisi Anda akan berpengaruh pada pekerjaan Anda. Pada beberapa kasus, menginformasikan kondisi Anda bukanlah pilihan, melainkan sebuah keharusan. Misalnya pada pengelola asuransi kesehatan dan jiwa.

2. Menyadari Konsekuensi dan Mengurangi Risiko
Mengidap HIV membuat Anda tidak lagi dapat melakukan beberapa hal seperti mendonorkan darah. Selain menjaga kesehatan diri, Anda berkewajiban untuk tidak menularkan HIV kepada orang lain.

HIV menyebar melalui cairan tubuh seperti air mani, darah, cairan vagina, dan air susu ibu (ASI). Penularan virus ini paling umum terjadi dalam hubungan seksual tanpa proteksi, sehingga menggunakan kondom menjadi salah satu solusi untuk mengurangi risiko penularan pada pasangan Anda. Selain itu, seorang ibu berisiko meneruskan virus melalui kandungan, saat proses persalinan, atau melalui pemberian ASI. Tapi dengan langkah pengobatan yang ada, seorang wanita bisa hamil dan bersalin tanpa menularkan HIV ke anaknya.

Berbagi alat perlengkapan menyuntik dapat meningkatkan risiko penyebaran karena peralihan darah yang mengandung HIV. Hindari juga berbagi alat suntik untuk konsumsi obat-obatan.

3. Mencari Dukungan
Anda tidak sendiri. Menurut data UNAIDS 2015, terdapat sekitar 690 ribu ODHIV di Indonesia. Selain dengan paramedis dan kerabat dekat, Anda dapat berbagi informasi dengan sesama ODHIV untuk mendapatkan dukungan dan penanganan yang tepat. Anda dapat bergabung dengan Komunitas AIDS Indonesia dan menemukan institusi yang memberikan tes dan pelayanan bagi ODHIV di kota Anda. Forum tentang berbagai informasi seputar HIV juga dapat diakses di Yayasan Spiritia.

Berita terkait

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

2 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

2 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

2 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

9 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

10 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

10 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

11 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

11 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

12 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Sosiolog Ungkap Masalah yang Masih Dialami Perempuan

15 hari lalu

Hari Kartini, Sosiolog Ungkap Masalah yang Masih Dialami Perempuan

Hari Kartini merupakan momentum refleksi masih banyak persoalan terkait perempuan dan anak. Ini harapan sosiolog.

Baca Selengkapnya