Pakar Sebut Kaitan Produksi Susu Formula dan Kerusakan Lingkungan

Reporter

Bisnis.com

Selasa, 3 Desember 2019 21:00 WIB

Susu Formula (ilustrasi: Unay Sunardi)

TEMPO.CO, Jakarta - Industri makanan, khususnya produksi susu dan daging, menyumbang sekitar 30 persen dari gas rumah kaca global. Kebanyakan susu formula berbahan dasar susu sapi bubuk. Metana dari ternak adalah gas rumah kaca yang kuat dan signifikan. Sedangkan produksi susu sapi membutuhkan air hingga 4.700 liter per kilogram bubuk.

Terlebih lagi, susu formula bayi harus dibuat dengan dengan air yang telah dipanaskan hingga setidaknya 70 derajat Celcius, menambah penggunaan energi yang setara dengan pengisian 200 juta ponsel setiap tahun. Setengah dari gas rumah kaca terkait dari produksi susu formula berasal dari formula lanjutan, yang tidak perlu dan berpotensi berbahaya menurut regulator.

"Produksi susu formula bayi yang tidak perlu akan memperburuk kerusakan lingkungan dan harus menjadi masalah yang meningkatkan kepedulian global," kata para ahli di The Brtish Medical Journal, dilansir Science Daily.

Lebih lanjut, Natalie Shenker, Future Leaders Fellow UKRI di Imperial College London, dan rekannya menyoroti penelitian yang menunjukkan bahwa menyusui selama enam bulan menghemat sekitar 95-153 kg CO2 per bayi dibandingkan dengan pemberian susu formula.

Di Inggris saja, penghematan emisi karbon yang diperoleh dengan mendukung ibu menyusui akan sama dengan mengurangi antara 50.000 dan 77.500 mobil setiap tahun. Oleh karena itu, para peneliti menyerukan tindakan mendesak pemerintah untuk mendukung pemberian ASI sebagai bagian dari komitmen global mengurangi jejak karbon di setiap bidang kehidupan.

Advertising
Advertising

Dalam hal limbah, penelitian pada 2009 juga menunjukkan bahwa 550 juta kaleng susu formula bayi, yang terdiri atas 86.000 ton logam dan 364.000 ton kertas ditambahkan ke tempat pembuangan sampah setiap tahun. Lebih lanjut, karena susu sapi bubuk tidak cukup gizi untuk bayi yang sedang berkembang, susu formula ditambah dengan aditif seperti minyak kelapa, kelapa, biji rami, dan biji bunga matahari, minyak jamur, alga, ikan, mineral, dan vitamin.

Meskipun masih belum jelas apakah suplemen ini cukup nutrisi dan perkembangan, produksi mereka memiliki efek yang tak terbantahkan terhadap lingkungan. Dampak lain untuk lingkungan yakni penggunaan kertas, limbah plastik, dan transportasi pada berbagai tahap dalam produksi, pemasaran, dan penjualan pengganti ASI. Dampak lingkungan dari banyak aspek produksi susu formula, seperti transportasi, tidak didokumentasikan.

Sebaliknya, menyusui menggunakan sedikit sumber daya dan menghasilkan limbah minimal atau nol. Namun mereka menunjukkan bahwa secara global, hanya 41 persen dari 141 juta bayi yang lahir setiap tahun secara eksklusif diberi ASI hingga 6 bulan. Inggris termasuk dari beberapa negara dengan tingkat menyusui terendah di dunia dan salah satu penggunaan tertinggi formula per kapita, meskipun lebih dari 85 persen wanita hamil ingin menyusui.

Mereka mengatakan pendekatan multi-target diperlukan, termasuk peningkatan dukungan untuk para ibu, akses yang lebih baik untuk menyaring susu donor dari bank susu, yang diatur ketika suplementasi diperlukan, yang dapat mendukung pemberian ASI, dan peningkatan jumlah konsultan spesialis laktasi di seluruh negeri. Perubahan budaya juga lama tertunda untuk menghilangkan banyak sekali hambatan untuk menyusui, yang dihadapi oleh ibu baru.

"Pemerintah Inggris baru-baru ini membuka konsultasi publik untuk membantu meningkatkan angka menyusui, yang menawarkan kesempatan bagi kita semua untuk bertindak," tulis mereka.

"Kita perlu mengakui bahwa rumah kita sedang terbakar dan bahwa generasi berikutnya mengharuskan kita untuk bertindak cepat mengurangi jejak karbon di setiap bidang kehidupan. Menyusui adalah bagian dari teka-teki ini, dan investasi mendesak diperlukan di seluruh sektor," mereka menyimpulkan.

Berita terkait

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

21 jam lalu

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

Pemerintah Indonesia bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris Greg Hands MP untuk membahas sejumlah kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan.

Baca Selengkapnya

Susu Sapi Vs Susu Kerbau: Mana yang Lebih Sehat?

6 hari lalu

Susu Sapi Vs Susu Kerbau: Mana yang Lebih Sehat?

Memilih antara susu sapi dan susu kerbau bergantung pada preferensi individu, kebutuhan nutrisi, dan pertimbangan pola makan.

Baca Selengkapnya

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

30 hari lalu

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

Kasus dugaan korupsi di PT Timah, yang melibatkan 16 tersangka, diduga merugikan negara sampai Rp271 triliun. Terbesar akibat kerusakan lingkungan.

Baca Selengkapnya

5 Tanda-tanda Kucing akan Melahirkan

36 hari lalu

5 Tanda-tanda Kucing akan Melahirkan

Setidaknya ada lima tanda-tanda kucing akan melahirkan. Di antaranya terjadi perubahan perilaku dan nafsu makan.

Baca Selengkapnya

3 Resep Olahan Susu untuk Sahur dan Berbuka Puasa

42 hari lalu

3 Resep Olahan Susu untuk Sahur dan Berbuka Puasa

Susu pilihan yang sempurna untuk memenuhi kebutuhan nutrisi selama puasa karena mengandung protein, kalsium, vitamin D, dan nutrisi penting lainnya.

Baca Selengkapnya

5 Manfaat Susu untuk Kesehatan Tubuh

44 hari lalu

5 Manfaat Susu untuk Kesehatan Tubuh

Selama ribuan tahun, susu telah menjadi bagian dari diet global, terutama susu yang berasal dari sapi, domba, dan kambing.

Baca Selengkapnya

Bebelac Hadirkan Pojok Susu di 3001 Gerai Alfamart

51 hari lalu

Bebelac Hadirkan Pojok Susu di 3001 Gerai Alfamart

Pojok Susu di Flagship Store Alfamart dihadirkan untuk memberikan pengalaman belanja yang menyenangkan dan premium bagi si Kecil dan Ibu

Baca Selengkapnya

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

4 Maret 2024

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

BKSDA Sumatera Selatan mencatat sebanyak 127 kasus konflik buaya dan manusia terjadi di Bangka Belitung dalam lima tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Program Makan Siang Gratis Berpotensi Kerek Harga Kebutuhan Pokok, Ini Alasannya

25 Februari 2024

Program Makan Siang Gratis Berpotensi Kerek Harga Kebutuhan Pokok, Ini Alasannya

Program makan siang gratis dianggap bisa berpotensi meningkatkan harga sejumlah barang kebutuhan pokok. Mengapa?

Baca Selengkapnya

Perhatikan 4 Hal Ini Saat Memilih Susu Anak

21 Februari 2024

Perhatikan 4 Hal Ini Saat Memilih Susu Anak

Permasalahan gizi seperti kekurangan zat besi masih menghantui anak-anak Indonesia. Simak 4 tips memilih susu untuk anak.

Baca Selengkapnya