Sebab Isolasi WNI dari Wuhan ke Kapal Perang Berbahaya

Sabtu, 8 Februari 2020 10:39 WIB

Dokter kepolisian memeriksa tensi warga pada pemeriksaan kesehatan gratis di Kota Tua Penagi, Natuna, Kepulauan Riau, Kamis, 6 Februari 2020. Pelayanan kesehatan tersebut sebagai bentuk kepedulian bagi warga yang berada sekitar satu kilometer dari tempat diobservasinya 238 WNI pascaevakuasi dari Wuhan, Hubei, Cina. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Virus corona yang mewabah di Wuhan, Cina, membuat pemerintah Indonesia memulangkan para WNI ke Tanah Air. Berbicara tentang lokasi isolasi agar risiko tertular rendah di Indonesia, salah satu anggota DPR meminta agar mereka dipindah dari Natuna ke sebuah kapal perang.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan Kementerian Kesehatan tidak dapat memenuhi permintaan tersebut. Alasannya?

"Coba bayangkan kalau di kapal perang. Kita enggak manusiawi,” katanya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IX DPR di Gedung DPR/MPR, seperti yang dikutip Antara.

Dari sisi medis, dokter spesialis paru di Rumah Sakit Persahabatan, Erlina Burhan, juga tidak setuju dengan hal tersebut. Menurutnya, ini justru akan memperburuk keadaan sebab kapal perang umumnya sangat tertutup sehingga virus corona dapat berkembang dengan cepat.

“Kalau nyatanya ada virus yang tersembunyi, dia bisa berkembang dan menyerang salah satu WNI,” katanya dalam acara Media Briefing di Jakarta pada Kamis, 6 Februari 2020.

Advertising
Advertising

Sebaliknya, ia lebih setuju jika WNI tetap di isolasi di Natuna lantaran lokasinya terbuka. Erlina menerangkan dengan tempat terbuka, virus yang tersembunyi dan terkena paparan sinar matahari pun bisa mati. Itu berarti, risiko WNI yang diisolasi untuk terjangkit virus corona pun minim.

“Virus di udara 23 derajat pasti mati. Kalau di kapal, pengap, panas lebih mudah berkembang,” katanya.

Ia juga mengimbau agar masyarakat Natuna tidak khawatir lantaran jarak isolasi yang dilakukan pemerintah sejauh 2 kilometer dari warga sedangkan virus corona hanya bisa menyebar lewat kontak erat dengan pasien.

“Kalau kita ngobrol atau sedang sama-sama dengan jarak dua meter, itu baru berisiko. Karena droplets (percikan) bisa sampai pas kita dekat dengan yang sakit. Dua kilometer jauh sekali,” katanya.

Berita terkait

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

4 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

7 hari lalu

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.

Baca Selengkapnya

Luhut Optimistis Pengalihan FIR dari Singapura ke Indonesia Berdampak Positif

35 hari lalu

Luhut Optimistis Pengalihan FIR dari Singapura ke Indonesia Berdampak Positif

Menteri Luhut Binsar Pandjaitan optimistis bahwa pengalihan FIR dari Singapura ke Indonesia berdampak positif.

Baca Selengkapnya

Ambil Alih Pengaturan Ruang Udara di Natuna dari Singapura, RI Masih Kuasai FIR Australia dan Timor Leste

35 hari lalu

Ambil Alih Pengaturan Ruang Udara di Natuna dari Singapura, RI Masih Kuasai FIR Australia dan Timor Leste

Indonesia mengambil alih pengaturan ruang udara di Kepri dan Natuna dari Singapura, namun masih menguasai FIR wilayah Australia dan Timor Leste

Baca Selengkapnya

Pengaturan Ruang Udara Kepri dan Natuna Ditangani Indonesia setelah 78 Tahun Dikelola SIngapura

35 hari lalu

Pengaturan Ruang Udara Kepri dan Natuna Ditangani Indonesia setelah 78 Tahun Dikelola SIngapura

Pengaturan ruang udara dan informasi penerbangannya (FIR) di wilayah Kepulauan Riau dan Natuna resmi diatur Indonesia setelah 78 ditangani Singapura

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

47 hari lalu

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

48 hari lalu

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

53 hari lalu

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

54 hari lalu

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

Genap 4 tahun pasca kasus Covid-19 teridentifikasi pertama kali di Indonesia pada 2 Maret 2020 diikuti sebaran virus yang terus meluas.

Baca Selengkapnya

BMKG: Gelombang Tinggi hingga 6 Meter Masih Berpotensi di Perairan Natuna

13 Februari 2024

BMKG: Gelombang Tinggi hingga 6 Meter Masih Berpotensi di Perairan Natuna

Gelombang tinggi kisaran 4-6 meter berpeluang terjadi di Laut Natuna Utara dan perairan utara Kepulauan Natuna.

Baca Selengkapnya