Kenali 5 Gangguan Pencernaan yang Sering Diderita Anak
Reporter
Sarah Ervina Dara Siyahailatua
Editor
Yayuk Widiyarti
Kamis, 27 Februari 2020 19:17 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Saluran cerna adalah salah satu organ yang penting bagi tubuh sebab bertugas memproses dan menyerap sari makanan yang nantinya akan dibagikan sebagai energi ke seluruh tubuh. Jadi, selalu waspadai gangguan pencernaan.
Dokter spesialis anak konsultan gastroenterologi hepatologi, Frieda Handayani Kawanto, mengatakan ada beberapa masalah kesehatan terkait pencernaan yang sering menyerang anak. Sebagai bentuk edukasi dan pengetahuan, berikut lima di antaranya.
Diare
Diare adalah suatu kondisi yang ditandai dengan tinja yang encer. Frieda menjelaskan diare terjadi akibat makanan ataupun minuman yang terpapar virus dan bakteri. Apabila anak buang air besar dengan tekstur cairan dan diikuti dengan mulas, lemas, dan pusing, maka orang tua wajib bertindak.
“Untuk anak, segera bawa ke dokter karena bisa dehidrasi dan membuatnya mudah hilang kesadaran karena kurangnya cairan ke otak,” katanya dalam acara Media Briefing di Jakarta pada Kamis, 27 Februari 2020.
Sembelit
Anak dapat dikategorikan sembelit atau sulit buang air besar apabila frekuensi BAB-nya kurang dari dua kali seminggu. Biasanya, ini disebabkan oleh pola makan yang salah, seperti kurangnya serat dan terlalu banyak mengonsumsi makanan tinggi pengawet.
“Peran orang tua adalah mengubah pola makan itu menjadi lebih sehat dan seimbang dengan mengonsumsi semua jenis makanan, termasuk sayur dan buah,” ungkapnya.
GERD
GERD bukan hanya dialami oleh orang dewasa, juga anak-anak. Menurut Freida, ini disebabkan oleh kurangnya aktivitas fisik anak atau otot kerongkongannya belum kuat. Beberapa tanda GERD pada anak yang wajib diwaspadai termasuk sakit saat menelan, sering batuk, bersendawa berlebihan, hingga mual.
“Kalau sudah begini, coba buat anak dalam posisi tidur dan tinggikan kepalanya selama dua jam setelah makan. Ini bisa menjadi penanganan pertama,” jelasnya.
Intoleransi laktosa
Anak kecil senang minum susu. Namun, sebagai orang tua, Anda patut waspada agar susu tidak terlalu banyak diberikan kepada anaksebab bisa membuatnya mengalami intoleransi laktosa.
“Gejala yang harus diwaspadai itu termasuk diare profus, kembung, nyeri perut, muntah, kemerahan pada daerah anus, dan tinja berbau asam. Kalau begini, sudah tidak boleh diberi susu lagi walaupun susu tinggi nutrisi,” tegasnya.
Asam lambung
Gastritis atau asam lambung adalah kondisi di mana faktor penyerang lambung lebih unggul daripada faktor pelindung. Ini bisa disebabkan oleh stres dan makanan terlalu pedas. Pada anak, gejalanya berupa sakit perut, mual-mual, dan muntah.
“Harus konsultasi ke dokter untuk menentukan pengobatan yang tepat. Biasanya obat antasida atau ranitidin,” paparnya.