Terapi Urine Sudah Ada Sejak Ribuan Tahun, Yakin Bikin Sehat?

Reporter

Sehatq.com

Editor

Mitra Tarigan

Rabu, 4 Maret 2020 21:30 WIB

Ilustrasi urine (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Pernah dengar orang yang minum air kencingnya sendiri untuk menyembuhkan penyakit? Ini mungkin terdengar menjijikkan. Namun nyatanya, metode yang disebut terapi urine ini sudah dicoba banyak orang dan bahkan berakar sejak ribuan tahun yang lalu. Orang yang menjalaninya percaya, bahwa manfaat air kencing untuk kesehatan bukanlah isapan jempol belaka.

Masalahnya, apakah terapi urine benar-benar aman dilakukan? Pasalnya hingga saat ini belum ada penelitian yang menyebutkan secara jelas manfaat terapi urine. Justru minum air seni bisa meningkatkan risiko masuknya bakteri, racun, dan zat berbahaya lainnya ke dalam aliran darah.

Terapi urine ternyata sudah mulai dilakukan sejak ribuan tahun lalu. Menurut catatan yang ada, memanfaatkan air kencing sebagai obat telah digunakan sejak kerajaan Yunani, Mesir, dan Romawi masih berkuasa.

Mereka percaya, mengonsumsi air seni sendiri bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. Sebab, urine yang keluar dari dalam tubuh disebut mengandung berbagai zat yang bermanfaat.

Padahal nyatanya, sebagian besar urine terdiri dari air. Selain air, urine juga mengandung urea, asam urat, kreatinin, elektrolit, fosfat, dan asam organik dalam jumlah yang tidak terlalu besar. Cairan ini mengandung protein, tapi jumlahnya sangat sedikit dan tidak signifikan untuk mempengaruhi fungsi apapun di tubuh.

Advertising
Advertising

Orang yang menjalani terapi urine pun mengklaim bahwa air seni yang keluar dari dalam tubuh kita dalam kondisi steril. Hal tersebut tidak tepat. Memang, saat urine berada di dalam ginjal, kondisinya masih steril. Namun begitu urine tersebut sudah keluar dari tubuh, cairan ini tidak lagi steril.

Meski tidak beracun, urine pun menjadi tidak steril dan bersih setelah berada di luar tubuh. Sebab, sebersih apapun area genital kita, tetap saja ada bakteri-bakteri yang memang secara normal memang menetap di sana.

Klaim yang ada seputar manfaat terapi urine terdengar begitu mentereng. Bahkan, metode ini disebut dapat menyembuhkan berbagai penyakit berbahaya. Beberapa kondisi lain yang dipercaya dapat disembuhkan dengan terapi urine antara lain alergi, jerawat, kanker, penyakit jantung, infeksi, luka, hidung tersumbat, ruam merah atau gangguan lainnya di kulit serta sengatan binatang.

Melihat manfaat di atas, tidak mengherankan banyak orang yang tertarik untuk menjalaninya. Namun sekali lagi, belum ada penelitian yang bisa membuktikan efek positif terapi urine untuk kesehatan.

Urine yang keluar dari tubuh memang tidak beracun. Namun, tergantung dari kondisi tubuh Anda, urine yang keluar bisa saja mengandung berbagai zat yang justru bisa berbahaya bagi kesehatan, seperti:

1. Bakteri
Tubuh kita itu sarang bakteri, bakteri baik maupun bakteri penyebab penyakit. Tidak terkecuali saluran kencing yang juga mengandung berbagai jenis bakteri. Pada kondisi normal, bakteri tersebut tidak berbahaya. Namun saat jumlahnya berlebih, bisa lain cerita.

Saat urine keluar dari saluran kencing, maka cairan ini otomatis akan terpapar bakteri yang ada di saluran maupun bakteri di sekitar area genital. Jika urine tersebut kemudian diminum, maka urine yang sudah terpapar bakteri itu akan masuk ke tubuh, menambah jumlah bakteri dan meningkatkan risiko terjadinya infeksi atau gangguan pencernaan.

2. Zat sisa
Tubuh mengeluarkan urine bukan tanpa alasan. Tentu, karena zat yang ada di dalam urine tidak lagi dibutuhkan tubuh. Urine mengandung produk sisa metabolisme yang disaring dari darah di dalam tubuh. Produk sisa metabolisme memang harus dikeluarkan dari tubuh. Sebab jika tetap ada di dalam, sisa metabolisme ini bisa memicu terjadinya penyakit.

Jika urine tersebut kembali Anda minum, maka zat yang seharusnya sudah keluar dari tubuh tadi kembali masuk. Sehingga, lagi-lagi ginjal harus menyaringnya keluar. Hal ini justru akan memperberat kerja ginjal.

3. Obat-obatan
Minum air kencing juga tidak disarankan apalagi jika Anda rutin mengonsumsi obat-obatan. Obat yang masuk ke tubuh akan menjalani proses pengolahan agar bisa diserap. Sementara itu, sisa-sisa bahan metabolisme yang tidak diserap akan dikeluarkan melalui urine.

Sehingga, jika Anda minum cairan tersebut, maka tandanya Anda kembali mengonsumsi bahan-bahan obat yang sudah dikeluarkan. Akibatnya, dosis obat di dalam tubuh jadi berubah, sehingga kerjanya tidak efektif.

Bagi Anda yang ingin menjalani terapi urine atau mencoba manfaat air kencing, sebaiknya pikir dua kali. Jangan sampai usaha untuk menjadi lebih sehat justru memberikan hasil sebaliknya.

SEHATQ

Berita terkait

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

17 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

2 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

2 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Parto Patrio Operasi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Penyebab Batu Ginjal

8 hari lalu

Parto Patrio Operasi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Penyebab Batu Ginjal

Komedian Parto Patrio sedang menjalani pemulihan usai operasi batu ginjal. Lantas, apa yang menyebabkan dan tanda-tanda dari penyakit ini?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

10 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

11 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

11 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

12 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

12 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

12 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya