Wabah Virus Corona, Perokok dan Lansia Paling Berisiko
Reporter
Bisnis.com
Editor
Yayuk Widiyarti
Senin, 9 Maret 2020 09:37 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Michael Mina, asisten profesor epidemiologi di Harvard T.H, Sekolah Kesehatan Masyarakat Chan, mengatakan dari data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Cina, sebagian besar kasus virus corona di negara tersebut didominasi pria. Angka kematian pun dua kali lipat daripada wanita yang terinfeksi.
Mina menyebut kemungkinan penyebabnya karena pria Cina merupakan perokok aktif. Dari studi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2019 menemukan 47,6 persen pria Cina adalah perokok, sementara 1,8 persen adalah wanita. Lagipula, kekebalan tubuh wanita umumnya lebih kuat daripada pria.
Mina menambahkan faktor usia juga mempengaruhi infeksi virus corona. Dia melihat angka kematian mereka yang berusia 35 tahun ke bawah terbilang hampir tidak ada.
"Ketika orang bertambah usia dari 40-an hingga 80-an, kita melihat peningkatan kematian," ujarnya.
Studi The Journal of American Medical Association yang meneliti 45.000 kasus pertama di Cina menemukan 80 persen dari kasus wabah virus corona yang dilaporkan terbilang ringan, 20 persen lain didiagnosis memiliki gejala sedang, berat, atau kritis, termasuk sulit bernapas, radang paru-paru, dan kegagalan organ. Sekitar 2,3 persen menyebabkan kematian.
Dari hasil penelitian juga disebutkan sejauh ini hanya 1 persen anak-anak usia 1-9 tahun di Cina yang terinfeksi, 1 persen lain berusia 10-19 tahun dan tanpa kematian. Sementara itu, 8 persen orang yang berusia 70-an tahun dan hampir 15 persen dari mereka yang berusia 80 tahun ke atas, meninggal dunia.
"Seseorang berusia 80-an memiliki risiko yang cukup tinggi untuk tidak meninggalkan rumah sakit," kata Mina.
Selain itu, dari hasil penelitian pula disampaikan orang dengan masalah jantung, diabetes, atau paru-paru, seperti penyakit paru obstruktif kronis (Chronic Obstructive Pulmonary Disease/COPD) juga berisiko lebih tinggi meninggal setelah terinfeksi corona.