Dianggap Solusi, Ini Plus Minus Diterapkannya Herd Immunity

Rabu, 20 Mei 2020 16:10 WIB

Ilustrasi virus Corona atau Covid-19. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Status pandemi Covid-19 telah diiringi dengan berbagai cara untuk mengatasinya. Salah satu solusi yang tengah menjadi perhatian publik kali ini ialah herd immunity. Apa itu?

Melansir dari situs Health, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat menjelaskan bahwa herd immunity adalah suatu kondisi dimana masyarakat dapat secara kolektif mencegah infeksi. Ini terjadi jika sebagian besar populasi memiliki kekebalan terhadap suatu penyakit.

Adapun dalam penerapannya, masyarakat diperbolehkan untuk melakukan aktivitas seperti biasa. Memang ini meningkatkan risiko untuk terjangkit virus, namun tujuan utamanya ialah agar tubuh yang terinfeksi dapat mereplikasi patogen virus.

Kondisi ini kemudian dianalisis oleh sistem kekebalan tubuh sehingga nantinya bisa memberikan respon berupa perlawanan dari penyakit serupa. “Tentunya ini merupakan poin positif dari keberhasilan herd immunity dalam menghentikan penyebaran penyakit,” kata ahli virologi asal Inggris Jeremy Roseman.

Namun dari sisi negatif, herd immunity sangat membahayakan. Roseman mengatakan bahwa ini bisa meningkatkan angka kematian akibat membludaknya pasien di rumah sakit. Sebab, kondisi fisik setiap orang dalam menghadapi infeksi berbeda-beda.

Advertising
Advertising

“Ketika dibuat uji coba seluruh orang berisiko terjangkit virus corona, kita tidak pernah tahu kondisi fisik mereka. Jika tidak kuat terlebih lansia, dokter di rumah sakit akan kerepotan untuk memberi penanganan. Akibatnya angka kematian ikut meroket tinggi,” katanya.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga tidak merekomendasikan herd immunity sebagai solusi dari pandemi Covid-19. Melansir dari situs Business Insider, penelitian telah membuktikan efektivitas herd immunity akan virus corona di New York, Amerika Serikat.

Terbukti bahwa tidak lebih dari lima persen pasien Covid-19 berhasil mengembangkan antibodi. Sementara 95 persen lainnya dipastikan meninggal dunia. “Konsep herd immunity bukanlah solusi yang baik,” kata direktur eksekutif WHO, Mike Ryan.

SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | HEALTH.COM | BUSINESSINSIDER

Berita terkait

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

3 hari lalu

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

Jangan memberi obat penurun demam seperti parasetamol saat anak mengalami demam usai imunisasi. Dokter anak sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

7 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

8 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

8 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

9 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

9 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

9 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

12 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

16 hari lalu

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.

Baca Selengkapnya

7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

17 hari lalu

7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

Dehidrasi terjadi ketika kucing kehilangan lebih banyak cairan dari yang mereka konsumsi.

Baca Selengkapnya