THR Masih Ada Sisa, Coba Investasikan dengan Cara Berikut

Reporter

Bisnis.com

Kamis, 21 Mei 2020 19:50 WIB

Ilustrasi Tunjangan Hari Raya (THR). Foto : humasprovkaltara

TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian pekerja masih beruntung bisa menerima tunjangan hari raya atau THR karena tak sedikit yang tidak menerimanya menjelang Idul Fitri 2020 buntut dari ekonomi sulit karena wabah virus corona. Setelah mengalokasikan THR ke berbagai pos, seperti kewajiban membayar zakat dan keperluan Lebaran, tak ada salahnya menyisihkan sebagian untuk investasi.

Adapun, salah satu opsi investasi yang dapat menjadi pilihan adalah reksa dana, mengingat pembelian instrumen investasi satu ini sangat mudah dilakukan dan jumlah dana yang disetorkan bisa dimulai dari nominal sangat kecil.

Chief Investment Officer PT Principal Asset Management, Ni Made Muliartini, mengatakan pada dasarnya tidak ada perbedaan signifikan antara mengelola portfolio menjelang Lebaran dibandingkan dengan hari-hari lainnya.

Namun, mengingat kebutuhan dana yang cukup tinggi di hari-hari menjelang Hari Raya, maka dia menyarankan agar investor memilih instrumen yang cukup likuid. Untuk di reksa dana, opsi utamanya adalah produk reksa dana pasar uang.

“Jadi sebaiknya pilih produk yang memang cukup likuid untuk diambil dananya sewaktu-waktu jika diperlukan,” tuturnya.

Senada, Head of Market Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana, juga merekomendasikan produk reksa dana pasar uang sebagai pilihan untuk menginvestasikan dana segar seperti THR. Pasalnya, selain karena kebutuhan likuiditas yang tinggi jelang Lebaran, momentum tahun ini juga dibarengi dengan kondisi sosial-ekonomi yang sangat berbeda sebagai buntut dari pandemi Covid-19.

Menurut Wawan, sebagai instrumen investasi, produk reksa dana pasar uang cenderung memiliki risiko yang sangat minim sehingga investor masih bisa mengharapkan keuntungan dari investasi tanpa terlalu khawatir akan risiko yang timbul. Produk ini pun sangat likuid.

“Pandemi Covid-19 ini kan kita tidak tahu akan sampai kapan, jadi kalau tiba-tiba butuh dana darurat bisa langsung dicairkan,” katanya.

Berita terkait

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

1 hari lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

1 hari lalu

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

Kejaksaan Tinggi membuka peluang mengembangkan kasus dugaan pemerasan Bendesa Adat di Bali.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

1 hari lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

2 hari lalu

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

Kejaksaan Tinggi Bali menangkap seorang Bendesa Adat karena diduga telah memeras seorang pengusaha untuk rekomendasi izin investasi.

Baca Selengkapnya

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

3 hari lalu

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan groundbreaking keenam di IKN dilakukan akhir Mei atau awal Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

3 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

3 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

3 hari lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

3 hari lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

4 hari lalu

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

Rencana investasi Microsoft itu diumumkan melalui agenda Microsoft Build: AI Day yang digelar di Jakarta.

Baca Selengkapnya