28 Persen Perokok Pemula Dipengaruhi Teman Sebaya

Reporter

Tempo.co

Jumat, 12 Juni 2020 13:08 WIB

Ilustrasi larangan merokok. Ulrich Baumgarten/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Remaja yang menjajal sebagai perokok pemula tenyata gampang dipengaruhi dari pergaulannya dengan teman sebaya.

“Data Profil Anak 2019, 28 persennya dipengaruh saat berkumpul dengan teman sebayanya,” kata Lenny N. Rosalin, Deputi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Bidang Tumbuh Kembang Anak dalam webinar Bersama Kita Bisa Mengalahkan Pandemi yang digelar Union pada Rabu, 10 Juni 2020.

Lenny menjelaskan, pemerintah, masyarakat, keluarga, dan orang tua atau wali wajib melindungi anak. Saat ini, jumlah anak Indonesia mencapai 79,5 juta atau sekitar 30 persen dari total penduduk Indonesia.

“Ada 4,1 persen dari total jumlah anak Indonesia usia 10 sampai 14 tahun sudah merokok,” katanya. Angka itu terdiri dari 0,7 merokok setiap hari, 1,4 persen merokok kadang-kadang, dan 2 persen mantan perokok,” ujar Lenny.

Tak mengherankan jika prevalensi merokok anak dari tahun ke tahun terus meningkat. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar, prevalensi konsumsi tembakau anak dari 7,2 persen pada 2013, meningkat menjadi 9,1 persen pada 2018. Padahal, semula pemerintah menargetkan prevalensi merokok anak pada 2019 menjadi 5,4 persen.

Advertising
Advertising

Ilustrasi larangan merokok. NIGEL TREBLIN/AFP/Getty Images

“Dengan kondisi anak masih rentan terpapar rokok, target itu susah dicapai,” katanya dengan mengakui belum tahu berapa capaian target dari prevalensi merokok anak ini. Ia menambahkan, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, pemerintah menarketkan penurunan angka merokok penduduk usia 10-18 tahun menjadi 8,7 persen pada 2024.

Lenny menjelaskan, untuk mencapai target itu, pemerintah getol menggalakkan kabupaten/kota layak anak. Tujuannya untuk melindungi Kesehatan anak dari paparan rokok dengan menekan pemerintah daerah menciptakan kota atau kabupaten layak anak.

Pemerintah pusat sendiri, kata dia, sudah menerbitkan 24 indikator kabupaten atau kota yang layak anak. Salah satu indikatornya adalah kewajiban pemerintah daerah menerapkan Kawasan Tanpa Rokok dan Tidak ada iklan, promosi, dan sponsor rokok. “Jika salah satu indikator tidak terpenuhi, maka daerah itu tidak bisa menjadi kabupaten atau kota yang layak anak,” ujar Lenny.

Menurut Lenny, evaluasi tahun lalu, dari 514 kabupaten/kota di Indonesia, sudah ada 266 kota/kabupaten atau sekitar 51,75 memiliki kebijakan KTR dalam bentuk Peraturan Daerah. Lenny menjelaskan, saat ini, ada sebanyak 27,04 persennya tidak memiliki kebijakan dan 21,21 persennya memiliki kebijakan tapi tidak dalam bentuk peraturan daerah,” katanya.

“Dengan kata lain, ada sebanyak 48,25 persen dari jumlah kota/kabupaten yang tidak layak anak,” kata dia.

Selain itu, kata Lenny, diketahui pula bahwa sebanyak 428 dari 514 kabupaten kota, atau sekitar 83,27 persennya masih bekerja sama dengan perusahaan rokok dalam bentuk CSR. “Apapun bentuk kerja samanya, selagi masih bekerja sama dengan perusahaan rokok, tetap sulit mencapai indikator kota sukses,” ujarnya.

Berita terkait

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

11 hari lalu

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

16 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Selama Libur Lebaran, Ratusan Wisatawan di Malioboro Ditegur Petugas Karena Merokok Sembarangan

18 hari lalu

Selama Libur Lebaran, Ratusan Wisatawan di Malioboro Ditegur Petugas Karena Merokok Sembarangan

Wisatawan banyak yang belum mengetahui bahwa Malioboro termasuk kawasan tanpa rokok sejak 2018.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Penyakit Pneumotoraks yang Diderita Winter Aespa?

21 hari lalu

Apa Itu Penyakit Pneumotoraks yang Diderita Winter Aespa?

SM Entertainment secara resmi mengkonfirmasi laporan bahwa Winter Aespa telah menjalani operasi untuk pneumotoraks. Penyakit apa itu?

Baca Selengkapnya

Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

25 hari lalu

Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

Bukan hanya perokok, mereka yang tak pernah merokok sepanjang hidupnya pun bisa terkena kanker paru. Berikut sederet penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

26 hari lalu

Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

Gejala kanker paru pada bukan perokok bisa berbeda dari yang merokok. Berikut beberapa gejala yang perlu diwaspadai.

Baca Selengkapnya

Sederet Aktivitas Terlarang di Malioboro Saat Libur Lebaran, PKL Liar Sampai Merokok Sembarangan

34 hari lalu

Sederet Aktivitas Terlarang di Malioboro Saat Libur Lebaran, PKL Liar Sampai Merokok Sembarangan

Satpol PP Kota Yogyakarta mendirikan Posko Jogoboro untuk pengawasan aktivitas libur Lebaran khusus di kawasan Malioboro mulai 8 hingga 15 April 2024

Baca Selengkapnya

Cara Jaga Kesehatan Paru-paru yang Dianjurkan Pulmonolog

37 hari lalu

Cara Jaga Kesehatan Paru-paru yang Dianjurkan Pulmonolog

Pulmonolog membagi tips untuk menjaga kesehatan paru-paru dan sistem pernapasan sepanjang hayat. Berikut di antaranya.

Baca Selengkapnya

Pemudik Musiman Lebaran Harap Perhatikan, Nekat Merokok di Dalam Kereta Api Bakal Diturunkan Paksa

38 hari lalu

Pemudik Musiman Lebaran Harap Perhatikan, Nekat Merokok di Dalam Kereta Api Bakal Diturunkan Paksa

Sejak Januari hingga Maret 2024 setidaknya sudah ada 11 penumpang Kereta Api yang diturunkan paksa karena kedapatan merokok di dalam kereta.

Baca Selengkapnya

Buka Puasa dengan Merokok Bisa Akibatkan Kelelahan, Mual Hingga Penurunan Fungsi jantung

42 hari lalu

Buka Puasa dengan Merokok Bisa Akibatkan Kelelahan, Mual Hingga Penurunan Fungsi jantung

Pakar kesehatan mengingatkan masyarakat untuk tak buka puasa dengan merokok. Apa saja efek buruknya?

Baca Selengkapnya