Pandemi Virus Corona, Sindrom Patah Hati pun Melonjak

Reporter

Bisnis.com

Senin, 13 Juli 2020 16:15 WIB

Ilustrasi Patah Hati (Pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Para peneliti mengatakan tekanan emosional yang hebat selama pandemi virus corona berdampak buruk pada kesehatan jantung. Dari kegelisahan, masalah kesehatan terkait pandemi, dan perjuangan ekonomi, hingga kemarahan dan kesedihan atas pembunuhan polisi yang rasis, tingkat stres telah meningkat selama beberapa bulan terakhir.

Para ahli medis memperhatikan peningkatan sindrom patah hati selama karantina. Sindrom patah hati atau dikenal sebagai stres kardiomiopati atau kardiomiopati Takotsubo, bisa terasa seperti serangan jantung. Ditandai dengan berkeringat, mual, sesak napas, jantung berdebar, dan nyeri dada, sindrom patah hati tidak membunuh sel-sel jantung seperti halnya serangan jantung.

Dikutip dari Bustle, menurut Johns Hopkins Medical, lonjakan hormon stres seperti adrenalin membuat hati seperti tersengat. Stres kardiomiopati jarang berakibat fatal, tetapi masih merupakan masalah besar, dan pandemi ini bahkan membuatnya menjadi lebih umum.

Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Network Open, tingkat sindrom patah hati di antara pasien dengan kondisi jantung meningkat menjadi 7,8 persen, dibandingkan dengan 1,7 persen dari pasien yang didiagnosis dengan stres kardiomiopati sebelum pandemi. Para peneliti membandingkan jumlah diagnosis hampir 2.000 pasien sebelum dan selama pandemi.

Mereka menentukan di samping meningkatnya insiden jantung itu sendiri, rata-rata orang yang dirawat di rumah sakit karena stres kardiomiopati lebih lama daripada pada prapandemi. Tingkat kematian akibat sindrom patah hati belum meningkat selama pandemi.

Advertising
Advertising

Bila menggunakan obat-obatan, orang bisa pulih dari stres kardiomiopati tetapi muncul risiko kerusakan pada jantung. Menurut American College of Cardiology, tekanan finansial, trauma fisik, kekerasan, kesedihan, dan bentuk lain dari tekanan emosional yang ekstrem dapat memicu stres kardiomiopati.

Meskipun ada banyak peristiwa kehidupan yang penuh tekanan yang tidak dapat dikendalikan oleh individu, terutama selama pandemi, mengelola kesehatan mental dapat membantu mencegah kerusakan jantung, begitu menurut Asosiasi Jantung Amerika.

Jika Anda memiliki kondisi yang mendasari, seperti masalah kesehatan jantung sebelumnya atau diabetes, waspadalah terhadap kesehatan emosional dan jaga sistem kardiovaskular agar tidak kewalahan.

Berkonsultasi dengan tenaga kesehatan mental dan ahli jantung, serta menyusun rencana perawatan diri yang komprehensif dan berkelanjutan, dapat membantu melewati pandemi dengan kesehatan jantung yang baik.

Berita terkait

Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

3 hari lalu

Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

Peneliti menyebut amarah buruk buat fungsi pembuluh darah, mengganggu fungsi arteri, yang selanjutnya terkait risiko serangan jantung.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

12 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Apakah Jantung Bocor Bisa Disembuhkan?

12 hari lalu

Apakah Jantung Bocor Bisa Disembuhkan?

Jantung bocor terjadi ketika salah satu dari empat katup di jantung Anda tidak menutup rapat.

Baca Selengkapnya

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

19 hari lalu

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

Diet sayur dan rendah gula, yang dikenal sebagai diet EAT-Lancet, membantu mengurangi risiko gagal jantung. Bagaimana hubungannya?

Baca Selengkapnya

7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

20 hari lalu

7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

Dehidrasi terjadi ketika kucing kehilangan lebih banyak cairan dari yang mereka konsumsi.

Baca Selengkapnya

Gejala Penyakit Jantung yang Biasa Muncul saat Bangun Tidur

25 hari lalu

Gejala Penyakit Jantung yang Biasa Muncul saat Bangun Tidur

Penelitian baru-baru ini menemukan gejala penyakit jantung yang biasanya terjadi di pagi hari. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Olahraga, Cara Ampuh Cegah Varises. Simak Saran Dokter Jantung

30 hari lalu

Olahraga, Cara Ampuh Cegah Varises. Simak Saran Dokter Jantung

Olahraga merupakan cara ampuh mencegah varises karena dapat melancarkan sirkulasi darah dari kaki ke jantung. Ini jenis yang dianjurkan.

Baca Selengkapnya

Saran BKKBN untuk Ibu Hamil Berumur di Atas 35 Tahun

33 hari lalu

Saran BKKBN untuk Ibu Hamil Berumur di Atas 35 Tahun

Ibu hamil berusia 35 tahun atau lebih diimbau rutin cek kesehatan mulai dari gula darah, tekanan darah, hingga jantung karena risiko lebih tinggi.

Baca Selengkapnya

Bahaya Hipoglikemia Berulang, Stroke hingga Gangguan Jantung

36 hari lalu

Bahaya Hipoglikemia Berulang, Stroke hingga Gangguan Jantung

Hipoglikemia jangan sampai terjadi secara berulang karena tidak baik bagi kesehatan otak dan jantung.

Baca Selengkapnya

Sering Sempoyongan, Dokter Jantung Ingatkan Gejala Atrial Fibrilasi

39 hari lalu

Sering Sempoyongan, Dokter Jantung Ingatkan Gejala Atrial Fibrilasi

Spesialis jantung meminta mewaspadai gangguan atrial fibrilasi bila sering merasa sempoyongan. Apa itu?

Baca Selengkapnya