Masker Buatan Sendiri, Seberapa Aman Cegah Virus Corona?

Reporter

Antara

Editor

Mitra Tarigan

Selasa, 14 Juli 2020 16:05 WIB

Ilustrasi bertamu mengenakan masker. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Mengenakan masker adalah salah satu cara untuk menghindari paparan virus di tengah pandemi COVID-19 yang sampai sekarang belum juga bisa bisa diatasi di banyak negara. Masker N99 dan N95 memang paling jitu dalam menangkal paparan virus berdasarkan banyak penelitian, tapi bagaimana dengan masker buatan sendiri?

Amanda Wilson, seorang kandidat doktor ilmu kesehatan lingkungan di Universitas Arizona, Amerika Serikat, melakukan penelitian bersama rekan-rekannya mengenai efektivitas penggunaan masker di lingkungan terkontaminasi.

Dalam Journal of Hospital Infection mereka memaparkan hasil studinya bahwa risiko seseorang terpapar virus akan sangat tergantung pada masker yang dikenakan dan berapa lama ia berada di lingkungan terkontaminasi.

Ketika para peneliti membandingkan memakai masker dengan tidak menggunakan perlindungan selama paparan virus 20 menit 30 detik, mereka menemukan bahwa risiko infeksi berkurang 24-94 persen atau 44-99 persen tergantung pada masker dan durasi paparan.

Mereka juga menemukan pengurangan risiko menurun ketika durasi paparan meningkat. “Masker N99, yang bahkan lebih efisien dalam menyaring partikel udara daripada masker N95, jelas merupakan salah satu opsi terbaik untuk memblokir virus, karena mereka dapat mengurangi risiko rata-rata sebesar 94-99 persen untuk paparan 20 - 30 detik," katanya.

Advertising
Advertising

"Tetapi masker jenis itu bisa sulit didapat, dan ada pertimbangan etis seperti membiarkan itu tersedia bagi para profesional medis,” kata Wilson, dikutip dari Scitech Daily, Senin 13 Juli 2020.

Selain N99 dan N95, para peneliti juga menguji masker dari bahan lain yang di antaranya banyak dibuat sendiri di rumah tangga maupun industri rumahan. Menurut studi mereka, masker dari bahan seperti sejenis penyaring teh, kain katun-campuran, dan sarung bantal antimikroba adalah yang terbaik setelah masker N99 untuk perlindungan.

Kain selendang, yang mengurangi risiko infeksi sebesar 44 persen setelah 30 detik dan 24 persen setelah 20 menit, dan kaos katun keefektifannya hanya sedikit lebih baik daripada tidak memakai masker sama sekali, mereka menemukan. "Kami tahu bahwa masker berfungsi, tetapi kami ingin tahu seberapa baik dan membandingkan berbagai efek bahan pada hasil kesehatan," kata Wilson, yang berspesialisasi dalam penilaian risiko mikroba kuantitatif.

Wilson dan timnya mengumpulkan data dari berbagai penelitian tentang efektivitas masker dan menciptakan model komputer untuk mensimulasikan risiko infeksi, dengan mempertimbangkan berbagai faktor. “Salah satu komponen besar risiko adalah berapa lama Anda (di lingkungan) terpapar. Kami membandingkan risiko infeksi pada 30 detik dan 20 menit di lingkungan yang sangat terkontaminasi," katanya.

Kondisi lain yang berdampak pada risiko infeksi adalah jumlah orang di sekitar Anda dan jarak mereka dari Anda. Ukuran tetesan (droplet) pengangkut virus dari bersin, batuk atau bahkan bicara juga merupakan faktor yang sangat penting. Tetesan yang lebih besar dan lebih berat membawa virus keluar dari udara lebih cepat daripada tetesan yang lebih kecil dan lebih ringan. Itulah salah satu alasan jarak membantu mengurangi paparan.

"Ukuran aerosol juga dapat dipengaruhi oleh kelembaban," kata Wilson. “Jika udaranya lebih kering, maka aerosol menjadi lebih cepat lebih kecil. Jika kelembaban lebih tinggi, maka aerosol akan tetap lebih besar untuk periode waktu yang lebih lama."

"Itu mungkin terdengar bagus pada awalnya, tapi kemudian aerosol itu jatuh di permukaan, dan objek itu menjadi rute paparan potensial lainnya.”

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa semakin banyak waktu yang dihabiskan seseorang dalam lingkungan di mana virus hadir, masker menjadi kurang efektif.

"Itu tidak berarti melepaskan masker Anda setelah 20 menit," kata Wilson, "tetapi itu berarti bahwa masker tidak dapat mengurangi risiko Anda menjadi nol.

"Jangan pergi ke bar selama empat jam dan berpikir Anda berisiko nol karena Anda mengenakan masker. Tetap di rumah sebanyak mungkin, sering-seringlah mencuci tangan, memakai masker saat Anda keluar dan jangan menyentuh wajah Anda."

Masker melindungi pemakainya dan orang lain dalam sejumlah cara berbeda. Wilson mengatakan ada dua 'cara intuitif' masker menyaring aerosol: intersepsi mekanik dan impaksi inersia.

“Semakin padat serat suatu material, semakin baik saringannya. Itu sebabnya jumlah utas yang lebih tinggi mengarah pada kemanjuran yang lebih tinggi," katanya.

"Tetapi beberapa masker (seperti yang terbuat dari sutra) juga memiliki sifat elektrostatik, yang dapat menarik partikel yang lebih kecil dan mencegah mereka melewati masker juga."

Model yang dikembangkan oleh Wilson dan rekan-rekannya termasuk parameter seperti tingkat inhalasi--volume udara yang dihirup dari waktu ke waktu--dan konsentrasi virus di udara. "Kami mengambil banyak data penelitian, memasukkannya ke dalam model matematika dan menghubungkan titik-titik data itu satu sama lain," kata Wilson.

Wilson juga mengatakan penting bagi masker untuk memiliki segel yang baik yang menjepit di hidung, dan dia mencatat bahwa orang tidak boleh memakai masker di bawah hidung atau menyelipkannya di bawah dagu ketika tidak digunakan. "Penggunaan masker yang tepat sangat penting," kata Wilson.

“Selain itu, kami fokus pada masker yang melindungi pemakainya, tetapi mereka paling penting untuk melindungi orang lain di sekitar Anda jika Anda terinfeksi. Jika Anda menempatkan lebih sedikit virus di udara, Anda menciptakan lingkungan yang kurang terkontaminasi di sekitar Anda."

Berita terkait

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

1 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

2 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

2 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

9 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

10 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

10 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

11 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

11 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

12 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

15 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya