Pilihan Teknik Atasi Batu Tanduk Rusa pada Ginjal

Rabu, 29 Juli 2020 15:44 WIB

Ilustrasi ginjal. thestatesman.com

TEMPO.CO, Jakarta - Ginjal adalah salah satu organ yang berperan penting dalam membuang racun pada tubuh. Sayangnya jika tidak dijaga dengan baik, ginjal pun bisa mengalami berbagai masalah. Salah satu masalahnya adalah batu berukuran besar yang sering disebut tanduk rusa atau staghorn stone.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013, prevalensi pasien dengan penyakit ini di Indonesia telah mencapai 0,6 persen atau setara dengan 1,2 juta orang. Jika tidak segera diatasi, batu ginjal tersebut pun dapat merusak fungsi organ tubuh lainnya hingga menurunkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Di Indonesia, masyarakat mungkin sudah tidak asing lagi dengan pengobatan batu tanduk rusa pada ginjal melalui teknik Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL) x-ray. Ini merupakan prosedur yang menggunakan radiasi x-ray dalam proses pencitraan untuk menilai apakah akses ke ginjal sudah tercapai. Setelah akses tercapai saluran kemih dilebarkan dengan dilator (alat untuk melemaskan otot) dan dimasukkan kamera untuk melihat struktur ginjal, batu pun dihancurkan.

Meski efektif, Dokter Spesialis Urologi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Ponco Birowo mengatakan bahwa terdapat berbagai kekurangan dari teknik PCNL dengn x-ray. “PCNL dengan x-ray sudah lama digunakan untuk mengatasi batu tanduk rusa. Tapi ini membuat pasien mengalami luka lebih besar, berisiko karena paparan radiasi, ada kemungkinan komplikasi hingga relatif lebih mahal karena menggunakan ballon dilator (salah satu prosedur kateterisasi),” katanya dalam online media briefing pada 29 Juli 2020.

Untungnya seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, Ponco menerangkan bahwa kini telah dikembangkan PCNL tanpa x-ray, melainkan dengan bantuan USG. PCNL tanpa X-Ray tidak menggunakan radiasi x-ray sama sekali dalam proses pencitraan, sehingga dapat mengurangi paparan radiasi bagi pasien, juga operator.

Advertising
Advertising

“Hal ini sangat berguna bagi pasien yang memang sensitif pada kontras, cairan yang digunakan untuk membantu memvisualisasikan struktur organ yang diperiksa. Pasien yang memiliki riwayat azotemia (peningkatan produk nitrogen di darah) juga dapat memilih prosedur ini, karena kontras dapat memicu azotemia,” katanya.

Pada pasien dengan penyakit ginjal polikistik, penggunaan USG juga memperkecil kemungkinan komplikasi karena ini dapat mempermudah prosedur tindakan. “PCNL merupakan teknik pembedahan minimal invasif untuk menghancurkan batu ginjal yang menggunakan jarum dan guidewire. Jarum itu ditusukkan ke punggung pasien pada kulit dekat ginjal untuk mengakses ginjal dan saluran kemih bagian atas. Luka operasi pada teknik ini sekitar satu sentimeter,” katanya.

Usai tindakan PCNL dengan USG, pasien juga tidak perlu berlama-lama istirahat. Ponco mengatakan bahwa umumnya mereka hanya akan dirawat di rumah sakit selama 3-5 hari saja. Kemudian setelah sampai di rumah, istirahat hanya dibutuhkan satu minggu saja. “Pasien bisa kembali beraktivitas seperti sedia kala tanpa adaptasi dengan rasa sakit sehingga produktivitas mereka tak akan terganggu,” katanya.

Berita terkait

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

1 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

1 hari lalu

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

Bayi wajib melakukan imunisasi untuk mencegah bahaya kesehatan, terutama ketika berusia 1-2 bulan. Lantas, apa saja jenis imunisasi yang wajib dilakukan bayi?

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

1 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

1 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

2 hari lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

3 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Alasan Penderita Asam Urat Wajib Hindari Ikan Tongkol

5 hari lalu

Alasan Penderita Asam Urat Wajib Hindari Ikan Tongkol

Bagi penderita asam urat harus menghindari makanan laut, seperti ikan tongkol. Lantas, mengapa demikian?

Baca Selengkapnya

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

6 hari lalu

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

Ini strategi Bethsaida Hospital untuk menarik pasien berobat di dalam negeri

Baca Selengkapnya

Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

12 hari lalu

Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

Bawang merah merupakan komoditi penting yang dibutuhkan masyarakat. Apa saja manfaatnya untuk kesehatan?

Baca Selengkapnya