Awas, Hand Sanitizer Bisa Bikin Bakteri Kebal dan Muncul Jenis Super

Reporter

Bisnis.com

Senin, 31 Agustus 2020 11:38 WIB

Ilustrasi hand sanitizer. Pixabay

TEMPO.CO, Jakarta - Penggunaan cairan pembersih tangan atau hand sanitizer secara masif dapat menciptakan bakteri super yang tak terbendung. Andrew Kemp, Kepala Dewan Penasihat Ilmiah di British Institute of Cleaning Science, mengatakan gel tangan berbasis alkohol masih belum terbukti membunuh virus corona pada kulit.

Selain itu, akademisi itu juga menyebut penggunaan gel berlebihan akan memungkinkan bakteri lain yang biasanya ada di tangan manusia belajar untuk bertahan dari zat-zat kimia yang ada pada gel tersebut. Jika bakteri yang kebal antibiotik beradaptasi untuk bertahan hidup terhadap alkohol, hal tersebut akan menyebabkan situasi yang tak baik. Dia menyebutnya dengan kondisi armageddon, yakni ketika bakteri dalam bertahan dari antibiotik yang ada.

Dia menekankan kebersihan tangan sangat penting untuk mengatasi penyebaran Covid-19 dan mencuci tangan adalah senjata yang ampuh. Namun, dia juga memperingatkan pembersih yang paling kuat sekalipun tidak menghancurkan seluruh virus dan bakteri yang ada.

Penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Biomedical Science and Research tersebut akan dipresentasikan pada konferensi terkemuka tentang bakteri atau virus super. Hal ini diharapkan meningkatkan kewaspadaan pejabat kesehatan yang telah menganjurkan penggunaan hand sanitizer.

Sebagaimana diketahui, pembersih tangan telah terjual secara masif di seluruh dunia pada awal pandemi dan sekarang menjadi barang rutin yang digunakan oleh masyarakat luas, bahkan disediakan di sejumlah tempat dan fasilitas publik. Kemp mengatakan gel tersebut seharusnya tidak lagi terlalu diandalkan untuk membantu mengatasi pandemi Covid-19. Upayanya harus lebih difokuskan pada mencuci tangan menggunakan air untuk membilas virus.

Advertising
Advertising

“Gel tangan sebaiknya hanya digunakan sebagai upaya terakhir dan sebagai tindakan sementara jangka pendek atau menghentikan celah jika sabun dan air tidak tersedia,” katanya, seperti dikutip Express.

Dia melanjutkan banyak produk yang mengklaim dapat membunuh 99,9 persen bakteri adalah hal yang tidak benar. Menurutnya, yang dimaksudkan oleh para produsen dengan klaim tersebut adalah gel bisa membunuh 99,9 persen bakteri yang diuji, bukan spesifik virus corona baru.

Dengan ada lebih dari 1 juta bakteri di tangan manusia pada satu waktu, bahkan angka 99,9 persen berarti masih meninggalkan sekitar 10.000 bakteri hidup setelah melakukan sanitasi. Hal tersebut akan menjadi residu gula dan protein yang bisa menjadi sarana kembang biak dari beberapa spesies bakteri.

“Penelitian terbaru menunjukkan bakteri yang masih hidup dan tidak terbunuh oleh gel alkohol adalah patogen yang sangat berbahaya dan dapat meningkat jumlahnya. Ini berarti penggunaan gel secara rutin pada akhirnya dapat menyebabkan lebih banyak kerugian,” tandasnya.

Adapun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan untuk mencuci tangan teratur dengan sabun dan air. Mereka menyarankan penggunaan pembersih tangan berbasis alkohol hanya jika tidak ada akses terhadap sabun dan air.

WHO sebelumnya telah menyatakan tidak ada bukti kuat yang menunjukkan gel atau cairan pembersih tangan dapat mengarah pada bakteri super. Akan tetapi, penelitian yang dilakukan pad 2018 telah menunjukkan bahkan bakteri semakin kebal terhadap kandungan alkohol.

Sementara itu, para ilmuwan baru-baru ini sedang mengembangkan disinfektan tangan dan permukaan baru yang didasarkan pada asam hipoklorit, bagian dari sistem kekebalan tubuh sendiri. Ini dipercaya dapat membunuh virus dan bakteri tanpa meningkatkan risiko resistensi.

Berita terkait

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

5 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

23 hari lalu

Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

Penelitian menyebut kebiasaan main ponsel di toilet tentu saja tidak baik karena membuat tubuh lebih mudah terpapar bakteri dan kuman berbahaya.

Baca Selengkapnya

Awas, Ini Tempat yang Diklaim Paling Berkuman di Kantor

35 hari lalu

Awas, Ini Tempat yang Diklaim Paling Berkuman di Kantor

Beberapa titik bisa menjadi tempat berkumpulnya kuman dan bakteri di kantor sehingga Anda harus selalu menjaga kebersihan diri setelah menyentuhnya.

Baca Selengkapnya

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

40 hari lalu

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?

Baca Selengkapnya

Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

40 hari lalu

Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

Anak penderita TBC harus menjalani pengobatan sampai tuntas agar bakteri penyebab infeksi bisa dibasmi sampai habis.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

54 hari lalu

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

55 hari lalu

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

7 Maret 2024

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

Bekukan Celana Jins untuk Usir Bakteri dan Bau tanpa Dicuci, Mitos atau Fakta?

27 Februari 2024

Bekukan Celana Jins untuk Usir Bakteri dan Bau tanpa Dicuci, Mitos atau Fakta?

Membekukan celana jins di dalam freezer diklaim bisa membuatnya segar dan bebas bau tak sedap tanpa perlu dicuci. Bagaimana faktanya?

Baca Selengkapnya

Bikin Tubuh Kesulitan Menyerap Nutrisi dari Makanan, Kenali Penyakit Whipple

25 Februari 2024

Bikin Tubuh Kesulitan Menyerap Nutrisi dari Makanan, Kenali Penyakit Whipple

Penyakit Whipple mengganggu pencernaan normal dengan mengganggu pemecahan makanan dan menghambat kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi.

Baca Selengkapnya