Kenali 4 Faktor Waham, Keyakinan Keliru Pada Penderita Skizofrenia

Reporter

Bisnis.com

Editor

Mitra Tarigan

Minggu, 27 September 2020 12:48 WIB

Ilustrasi skizofrenia (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Waham adalah salah satu tanda yang bisa ditemukan pada pengidap skizofrenia. Menurut Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Riskesdas) 2018, jumlah prevalensi penderita skizofrenia di dalam rumah tangga adalah 7 permil. Artinya di dalam seribu rumah tangga, ada 7 rumah tangga yang memiliki anggota keluarga dengan skizofrenia.

Skizofrenia adalah masalah kejiwaan yang membuat orang mengartikan kenyataan dengan cara yang tidak akurat. Menurut American Psychiatric Association, selain waham, pengidap skizofrenia juga mengalami halusinasi, kekacauan pikiran, bicara tidak teratur, kesulitan berpikir, dan kehilangan motivasi. Waham serupa dengan penyakit pada umumnya. Waham memiliki penyebab maupun gejalanya. Namun, sebelum mengerti lebih lanjut mengenai waham, kenali pengertian waham terlebih dahulu.

Waham adalah keyakinan keliru yang dianut penderita gangguan jiwa. Meski banyak bukti nyata yang menunjukkan adanya kesalahan, pengidap waham tetap bersikukuh bahwa apa yang dianut atau dipercayai itu benar. Menurut buku Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), waham adalah kepercayaan keliru dan dianut dengan kuat, yang diakibatkan kesalahan mengambil kesimpulan tentang kenyataan. Keyakinan ngawur ini dipegang teguh terlepas dari kenyataan dan apa yang diketahui pasti oleh hampir semua orang serta didukung bukti-bukti kuat yang tidak terbantahkan. Waham dapat dikategorikan sebagai gangguan psikotik, yaitu adanya kesulitan untuk mengenali dan membedakan kenyataan dan khayalan.

Waham memiliki faktor-faktor penyebabnya, sama seperti gangguan kesehatan pada umumnya. Secara umum, waham ditimbulkan akibat adanya faktor keturunan, kondisi otak, psikologis, dan lingkungan.

  1. Genetik
    Waham dipengaruhi oleh genetik
    Menurut hasil penelitian yang diterbitkan pada jurnal American Journal of Medical Genetics memaparkan, waham ataupun gangguan psikotik pada umumnya bisa disebabkan akibat faktor genetik.Jika ada kerabat generasi pertama, seperti hubungan orang tua dan anak ataupun saudara kandung, maka hal tersebut merupakan faktor menetap penyebab munculnya risiko waham pada seseorang.

  2. Kelainan pada otak
    Kelainan pada otak mampu memicu waham
    Penelitian yang dikemukakan pada jurnal CNS Neuroscience and Therapeutics menemukan, penderita waham memiliki kelainan pada otak. Kelainan yang ditunjukkan adalah adanya permasalahan pada interaksi di bagian otak tertentu. Selain itu, zat otak dopamin pun juga menunjukkan aktivitas yang abnormal pada penderita waham.Penyintas penyakit stroke juga mampu meningkatkan faktor penyebab waham. Sebab, stroke mampu merusak otak belahan kanan. Pada penelitian ini menunjukkan, waham muncul setelah adanya kerusakan otak bagian kanan.Waham pasca-stroke ini bisa muncul tanpa riwayat riwayat masalah kesadaran, seperti delirium ataupun gangguan intelektual, seperti demensia.

  3. Trauma
    Gejala PTSD akibat trauma meningkatkan risiko waham
    Penelitian yang diterbitkan BMC Psychiatry menemukan fakta bahwa orang yang memiliki trauma di masa lalu juga menyebabkan munculnya waham. Penelitian ini memaparkan, sebelum merasakan waham, mereka terlebih dahulu terdiagnosis dengan gangguan kejiwaan PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder).Penyintas trauma yang mengidap PTSD terus-menerus menunjukkan gejala tambahan, seperti gejala psikotik, seperti waham. Hal ini menyebabkan mereka mengidap PTSD dengan fitur Psikotik Sekunder (PTSD-SP). Waham yang kambuh biasanya berkaitan dengan trauma di masa lalu.

  4. Lingkungan
    Orang yang tinggal dan hidup dengan orang dengan waham juga rentan terkena risiko waham. Bahkan, hal ini menimbulkan fenomena shared psychotic disorders.Biasanya, hal ini kerap terjadi pada pasangan yang telah hidup bersama menahun. Namun, penderita shared psychotic disorders cenderung pasif. Bisa juga seseorang menderita waham jika berada di satu kelompok dengan pemimpin yang juga waham. Stres dan merasa terisolasi di lingkungan sosial pun menjadi pemicu shared psychotic disorder ini.

    SEHATQ

Berita terkait

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Depan Rumah Warga

3 hari lalu

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Depan Rumah Warga

Seorang suami memutilasi istrinya. Pelaku diduga mengalami gangguan jiwa.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

7 hari lalu

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

Artis Rio Reifan kelima kali ditangkap polisi karena kasus narkoba. Apa itu sabu dan bahaya menggunakannya?

Baca Selengkapnya

3P Ciri Orang Alami Gangguan Jiwa, Ini yang Perlu Dilakukan

8 hari lalu

3P Ciri Orang Alami Gangguan Jiwa, Ini yang Perlu Dilakukan

Psikiater menyebut ciri-ciri orang dengan gangguan jiwa yang butuh pertolongan medis. Ciri-ciri gangguan jiwa itu diistilahkan dengan 3P.

Baca Selengkapnya

Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

11 hari lalu

Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

Hoarding disorder adalah gangguan kesehatan mental yang membuat orang ingin terus mengumpulkan barang hingga menumpuk.

Baca Selengkapnya

Polisi Tetap Proses Hukum Ibu Bunuh Anak di Bekasi Meski Pelaku Terindikasi Skizofrenia

57 hari lalu

Polisi Tetap Proses Hukum Ibu Bunuh Anak di Bekasi Meski Pelaku Terindikasi Skizofrenia

Polisi pastikan proses hukum kasus ibu bunuh anak di Bekasi tetap dilanjutkan, meski pelaku terindikasi mengidap penyakit jiwa skizofrenia.

Baca Selengkapnya

Polisi Sebut Ibu Pembunuh Anak Terindikasi Skizofrenia, Gangguan Mental Macam Apa?

57 hari lalu

Polisi Sebut Ibu Pembunuh Anak Terindikasi Skizofrenia, Gangguan Mental Macam Apa?

Skizofrenia memiliki korelasi pada tindakan-tindakan tragis, seperti pembunuhan. Polisi sebut ibu pembunuh anak di Bekasi Utara pun terindikasi itu.

Baca Selengkapnya

Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Polisi Kesulitan Gali Motif Lantaran Keterangan Pelaku Berubah-ubah

58 hari lalu

Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Polisi Kesulitan Gali Motif Lantaran Keterangan Pelaku Berubah-ubah

Polisi menyebut ibu bunuh anak di perumahan Bekasi mengalami halusinasi.

Baca Selengkapnya

Ibu Bunuh Anak di Bekasi karena Bisikan Gaib, KPAI Minta Gangguan Kejiwaan Jangan Dianggap Aib

58 hari lalu

Ibu Bunuh Anak di Bekasi karena Bisikan Gaib, KPAI Minta Gangguan Kejiwaan Jangan Dianggap Aib

Kasus ibu bunuh anak di Bekasi menambah catatan anak menjadi korban saat diasuh orang dengan gangguan kejiwaan

Baca Selengkapnya

Ibu Muda Bunuh Anak di Bekasi Idap Penyakit Jiwa Skizofrenia

59 hari lalu

Ibu Muda Bunuh Anak di Bekasi Idap Penyakit Jiwa Skizofrenia

Siti Nurul Fazila, 26 tahun, membunuh anaknya, AAMS, 5 tahun, di rumahnya, perumahan Burgundy Summarecon Bekasi, Kota Bekasi.

Baca Selengkapnya

Gejala Awal Orang dengan Gangguan Jiwa yang Perlu Diperhatikan

18 Februari 2024

Gejala Awal Orang dengan Gangguan Jiwa yang Perlu Diperhatikan

Psikolog mengatakan umumnya gejala awal orang dengan gangguan jiwa ialah perubahan emosi maupun perilaku yang mendadak dan cenderung ekstrem.

Baca Selengkapnya