Sepertiga Pasien COVID-19 di Amerika Serikat Alami Masalah Mental

Reporter

Antara

Editor

Mitra Tarigan

Selasa, 6 Oktober 2020 16:15 WIB

Ilustrasi manfaat puasa bagi kesehatan mental. boldsky.com

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi menemukan bahwa sepertiga pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit di Amerika Serikat mengalami tanda-tanda perubahan kondisi mental mulai dari fungsi neurologis yang memburuk seperti kebingungan hingga tidak responsif mirip koma.

Pasien yang mengalami perubahan fungsi mental memiliki hasil medis yang jauh lebih buruk. Hal itu menurut penelitian, yang diterbitkan pada hari Senin di Annals of Clinical and Translational Neurology.

Studi mempelajari catatan 509 pasien virus corona pertama yang dirawat di rumah sakit, dari 5 Maret hingga 6 April, di 10 rumah sakit dalam sistem kesehatan Kedokteran Barat Laut di daerah Chicago, Amerika Serikat.

Pasien-pasien tersebut dirawat di rumah sakit sebagai pasien tanpa perubahan fungsi mental. Setelah mereka dipulangkan, hanya 32 persen pasien dengan perubahan fungsi mental, mereka masih dapat menangani kegiatan rutin sehari-hari seperti memasak dan membayar tagihan, kata Igor Koralnik, penulis senior studi dan kepala penyakit menular saraf dan neurologi global di Northwestern Medicine.

Sebaliknya, 89 persen pasien tanpa perubahan fungsi mental mampu mengelola kegiatan tersebut tanpa bantuan.

Advertising
Advertising

Pasien dengan perubahan fungsi mental - istilah medisnya adalah ensefalopati - juga hampir tujuh kali lebih mungkin meninggal dibanding yang tidak memiliki jenis masalah itu. "Ensefalopati adalah istilah generik yang berarti ada sesuatu yang salah dengan otak," kata Dr. Koralnik.

Deskripsi ensefalopati dapat mencakup masalah dengan perhatian dan konsentrasi, hilangnya memori jangka pendek, disorientasi, stupor dan tidak responsif mendalam atau tingkat kesadaran seperti koma.

"Ensefalopati dikaitkan dengan hasil klinis terburuk dalam hal kemampuan untuk mengurus urusan mereka sendiri setelah meninggalkan rumah sakit, dan kami juga melihat itu terkait dengan kematian yang lebih tinggi, terlepas dari tingkat keparahan penyakit pernapasan mereka," katanya.

Para peneliti tidak mengidentifikasi penyebab ensefalopati, yang dapat terjadi dengan penyakit lain, terutama pada pasien yang lebih tua, dan dapat dipicu oleh beberapa faktor yang berbeda termasuk peradangan dan efek pada sirkulasi darah, kata Dr. Koralnik, yang juga mengawasi Klinik Neuro COVID-19 di Northwestern Memorial Hospital.

Ada sangat sedikit bukti sejauh ini bahwa virus secara langsung menyerang sel-sel otak, dan sebagian besar ahli mengatakan efek neurologis mungkin dipicu oleh respons peradangan dan sistem kekebalan tubuh yang sering mempengaruhi organ lain, serta otak.

Dalam penelitian ini, 162 pasien dengan ensefalopati lebih cenderung terjadi pada pasien yang berusia lebih tua dan laki-laki.

Mereka juga lebih cenderung memiliki kondisi medis yang mendasarinya, termasuk riwayat gangguan neurologis, kanker, penyakit serebrovaskular, penyakit ginjal kronis, diabetes, kolesterol tinggi, gagal jantung, hipertensi atau merokok.

Perubahan fungsi mental bukan satu-satunya komplikasi neurologis yang ditemukan studi Northwestern. Secara keseluruhan, 82 persen pasien yang dirawat di rumah sakit memiliki gejala neurologis.

Itu adalah tingkat yang lebih tinggi daripada apa yang telah dilaporkan dalam studi dari Cina dan Spanyol, tetapi para peneliti mengatakan bahwa mungkin karena faktor genetik atau bahwa rumah sakit Northwestern mungkin memiliki lebih banyak waktu untuk mengidentifikasi masalah neurologis karena mereka tidak kewalahan dengan pasien seperti rumah sakit lainnya.

Di antara gejala neurologis, nyeri otot terjadi pada sekitar 45 persen pasien dan sakit kepala di sekitar 38 persen.

Sekitar 30 persen pusing. Persentase yang lebih kecil memiliki gangguan rasa atau bau.

Pasien yang lebih muda lebih cenderung mengembangkan gejala neurologis, kecuali untuk ensefalopati, yang lebih umum pada orang yang lebih tua, kata penelitian itu.

Studi juga menemukan bahwa pasien berkulit hitam dan orang latin tidak begitu mengalami gejala neurologis. Hal itu seperti dilansir New Yorl Times pada Selasa demikian New York Times dikutip Selasa.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

14 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

23 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

1 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

1 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

1 hari lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

1 hari lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya