Risiko Tinggi Terpapar Covid-19, Pasien Hipertensi Penting Pantau Tekanan Darah

Reporter

Antara

Editor

Mitra Tarigan

Rabu, 14 Oktober 2020 21:52 WIB

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Perhimpunan Hipertensi Indonesia (Indonesian Society of Hypertension) menekankan hipertensi adalah salah satu penyakit bawaan (komorbid) yang berbahaya pada pasien COVID-19 dan merekomendasikan orang-orang untuk memonitor tekanan darah mereka lebih sering selama pandemi. “Panduan dari American Heart Association (AHA) menekankan bahwa penderita hipertensi akan menghadapi risiko komplikasi yang lebih parah jika mereka terinfeksi virus COVID-19,” kata Ketua Umum Indonesian Society of Hypertension (InaSH) sekaligus dokter spesialis penyakit dalam Tunggul Situmorang, dalam OMRON & InaSH Virtual Media Briefing, Rabu 14 Oktober 2020.

Tunggul menganjurkan agar orang-orang lebih memperhatikan risiko hipertensi dengan melakukan pengecekan tekanan darah di rumah secara lebih teratur. Kementerian Kesehatan mengungkapkan 13,3 persen pasien COVID-19 dengan penyakit bawaan atau komorbid hipertensi atau tekanan darah tinggi meninggal dunia.

Penyakit hipertensi menjadi faktor risiko paling tinggi menyebabkan pasien COVID-19 meninggal dunia diikuti oleh penyakit komorbid lainnya seperti diabetes, jantung koroner, dan gagal ginjal. Dari 1.641 orang pasien COVID-19, sebagian besar berpenyakit bawaan hipertensi dengan persentase 50,8 persen.

Tunggul mengatakan, banyak pengidap hipertensi yang tidak mengalami gejala apa pun sehingga merasa dirinya dalam kondisi sehat. "Oleh karena itu, harus sering mengukur tekanan darah," kata dia.

Dokter spesialis Neurologi Yuda Turana menambahkan, rutin mengukur tekanan darah di rumah bermanfaat untuk menghindari stroke dan serangan jantung. "Pengukuran tekanan darah di rumah memprediksi kerusakan organ lebih baik daripada pengukuran tekanan darah klinik," kata Yuda, Anggota Dewan Pembina dan Badan Pengawas Perhimpunan Hipertensi Indonesia.

Advertising
Advertising

Dia mengatakan, pasien yang memantau tekanan darah di rumah punya kecenderungan untuk melakukan pengobatan secara teratur. Kepatuhan ini penting, sebab tanpa ada kepatuhan, obat terbaik pun takkan ada hasilnya.

Ada beberapa hal yang harus dilakukan sebelum mengukur tekanan darah, di antaranya adalah tidak merokok, berolahraga dan mengonsumsi kafein minimal 30 menit sebelumnya. Sebaiknya jangan makan sebelum mengecek tekanan darah serta kosongkan dulu kantong kemih.

Ketika mengukur tekanan darah di rumah, Yuda menyarankan agar mengukur lebih dari satu kali, kemudian mencatat semua hasilnya. "Setidaknya dua atau tiga kali, jarak antar pengukuran kurang lebih satu menit," ujar dia.

Pencatatan harus dilakukan rutin pada pagi hari sebelum pengobatan, lalu malam hari sebelum tidur. Yuda menjelaskan, walau pengukuran tekanan darah di klinik tetap menjadi landasan manajemen hipertensi, mengukur sendiri di rumah juga tambahan informasi penting. "Selain meningkatkan kontrol hipertensi, cek tekanan darah di rumah lebih unggul daripada cek tekanan darah di klinik dalam memprediksi kejadian penyakit kardiovaskuler di masa depan," kata Yuda.

Berita terkait

Penyebab dan Gejala Penyakit Hemofilia yang Perlu Diketahui

1 hari lalu

Penyebab dan Gejala Penyakit Hemofilia yang Perlu Diketahui

Hemofilia merupakan penyakit kelaianan pada fungsi pembekuan darah. Sebagian besar penyebabnya terjadi karena keturunan.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

3 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

3 hari lalu

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

Bayi wajib melakukan imunisasi untuk mencegah bahaya kesehatan, terutama ketika berusia 1-2 bulan. Lantas, apa saja jenis imunisasi yang wajib dilakukan bayi?

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

3 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

4 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

4 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

4 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

5 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

5 hari lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya