Perlunya Swab Test untuk Bedakan Pneumonia dan Covid-19

Reporter

Antara

Kamis, 5 November 2020 18:48 WIB

Ilustrasi pneumonia. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi Covid-19, banyak hal yang harus jadi perhatian, termasuk penyakit. Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. dr. Nastiti Kaswandani, mengatakan relatif sulit mengenali gejala pneumonia yang disebabkan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 atau bakteri seperti streptococcus pneumoniae, sehingga untuk memastikannya perlu dilakukan tes swab.

"Pneumonia mengenai paru, sifatnya akut, bisa menyebabkan kematian. Infeksi pneumonia bisa karena berbagai macam bakteri dan virus, dari gejala mirip. Harus dilakukan swab test untuk membedakannya," ujarnya dalam talk show virtual bertema "Selamatkan Anak dari Bahaya Pneumonia di Masa Pandemi", Kamis, 5 Oktober 2020.

Pada tes swab, dokter akan mengambil sampel lendir untuk diperiksa menggunakan metode PCR (Polymerase Chain Reaction). Hasil akhir pemeriksaan ini akan menunjukkan ada tidaknya virus SARS-CoV-2 dalam tubuh. Selain swab, tes darah mungkin juga menunjukkan tanda-tanda pneumonia COVID-19.

Dari sisi gejala, dokter spesialis paru dan pernapasan di RS Pondok Indah-Bintaro Jaya, Feni Fitriani, pernah mengungkapkan, pneumonia akibat virus corona sama seperti gejala penyakit pneumonia biasa, yakni demam berlanjut, infeksi saluran pernapasan dengan gejala batuk kering, pilek, sesak napas, dan lesu. Selain itu, napas penderita bisa tampak sangat cepat dari biasanya.

Lebih lanjut, gejala pneumonia ini bisa berlangsung selama 14 hari atau kurang dari itu. Laman WebMD mencatat siapa saja bisa terkena pneumonia COVID-19 namun umumnya lebih rentan dialami lansia atau orang berusia 65 tahun ke atas. Mereka yang merawat orang dengan masalah kesehatan seperti asma, penyakit paru, hipertensi, diabetes, penyakit hati, jantung, lalu orang yang sistem imunnya lemah juga rentan terkena penyakit ini.

Advertising
Advertising

Di masa pandemi COVID-19, selain menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), untuk mencegah terkena pneumonia, termasuk anak, disarankan tak bepergian kecuali untuk keperluan mendesak, seperti pengobatan atau imunisasi untuk anak.

"Kuncinya di era pandemi, IDAI imbau anak tidak keluar rumah kecuali untuk hal mendesak, misalnya imunisasi ke rumah sakit, anak tidak dibawa ke tempat ramai, paling baik di rumah. Kalau harus ke rumah sakit atau untuk urusan mendesak, terapkan protokol kesehatan," kata Nastiti.

Lalu, jika terlanjur terkena, adakah penanganan khusus untuk pneumonia COVID-19? Penderita mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit dengan oksigen, ventilator untuk membantu bernapas, dan cairan intravena (IV) untuk mencegah dehidrasi.

*Artikel ini merupakan kerja sama Tempo.co dengan #SatgasCovid-19 demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Tegakkan protokol kesehatan, ingat selalu #pesanibu dengan #pakaimasker, #jagajarakhindarikerumunan, dan #cucitanganpakaisabun.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

4 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

4 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

4 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

7 hari lalu

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

10 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

11 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

11 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya