Dokter Ingatkan Potensi Penularan Covid-19 di Acara Keagamaan

Reporter

Bisnis.com

Rabu, 18 November 2020 10:30 WIB

Massa dari Jalan Petamburan 4 ingin menuju lokasi Maulid Nabi Muhammad yang diselenggarakan Front Pembela Islam di Jalan Petamburan 3, Jakarta Pusat, 14 November 2020. Tempo/Imam Hamdi

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa hari terakhir berita didominasi kerumunan massa penjemput seorang tokoh agama di bandara Soekarno-Hatta, banyaknya kegiatan keagamaan, dan rencana untuk diadakannya reuni keagamaan, dan semua kegiatan rencananya berpotensi memunculkan kerumunan. Berita dan rencana tersebut memunculkan kekhawatiran banyak orang karena dikhawatirkan akan meningkatkan penularan Covid-19.

Adam Prabata, dokter umum lulusan Universitas Indonesia yang saat ini sedang menempuh pendidikan Ph.D kardiovaskular di Universitas Kobe, Jepang, memaparkan risikonya. Menurutnya, 38 persen penurunan potensi peningkatan kasus Covid-19 melalui kebijakan untuk mengurangi atau meniadakan kerumunan di masyarakat.

"Negara-negara yang membatasi munculnya kerumunan massa mampu menurunkan angka penularan Covid-19,” tuturnya dikutip dari Instagramnya @adamprabata.

Bersuara keras dan berteriak juga meningkatkan risiko penyebaran Covid-19 karena meningkatkan jumlah droplet. Risiko menularkan meningkat bila ternyata orang tersebut terinfeksi Covid-19, penularan utama Covid-19 adalah melalui droplet, yang terutama ditularkan pada jarak kurang dari 1 meter.

“Ketika berada dalam kerumunan, menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain cukup sulit dilakukan. Risiko menulari dan tertular meningkat pada orang di dalam kerumunan. Ada juga risiko adanya pasien Covid-19 tanpa gejala yang hadir di acara berkumpulnya massa karena 40-45 persen pasien Covid-19 tidak bergejala sama sekali,” katanya.

Advertising
Advertising

Sebagai contoh, tabligh akbar di Sri Petaling, Malaysia, pada 27 Februari-1 Maret 2020 menimbulkan 35 persen kasus baru Covid-19 di Malaysia pada Maret 2020. Penularan dari tabligh akbar tersebut menyebar hingga ke negara sekitar Malaysia.

“Silakan disimpulkan sendiri apakah kegiatan keagamaan yang sudah atau berpotensi menimbulkan kerumunan massa itu berisiko atau tidak dalam situasi pandemi Covid-19 saat ini, apalagi bila dilakukan tanpa mematuhi protokol kesehatan,” tuturnya.

*Ini adalah konten kerja sama Tempo.co dengan #SatgasCovid-19 demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Tegakkan protokol kesehatan, ingat selalu #pesanibu dengan #pakaimasker, #jagajarakhindarikerumunan, dan #cucitanganpakaisabun.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

4 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

9 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

10 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

11 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

14 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya