Main Kartu Demi Mencegah Stunting

Reporter

Tempo.co

Editor

Mitra Tarigan

Jumat, 1 Januari 2021 00:08 WIB

Filnitris Arwiwin Ule (Kiri) bermain kartu dengan Maria Rume Lahat (yang menggendong anak) demi mencegah stunting di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur pada 24 November 2020.Tempo/Mitra Tarigan

TEMPO.CO, Manggarai Barat - Bak peramal kartu tarot, Filnitris Arwiwin Ule menggelar 18 kartu di depan Maria Rume Lahat. Dia meminta Maria memilih satu kartu. Maria membuka kartu pilihannya, gambar alat suntik. "Apa gunan jarum suntik? (jarum suntik ini untuk apa?)," kata Filnitris kepada Maria pada akhir November 2020.

Begitu terus sampai Maria memilih kartu dengan gambar lain. Seperti bermain teka-teki, Filnitris selalu bertanya setiap kali Maria membuka kartu. Inilah cara Filtrinis berbagi pengetahuan tentang pencegahan stunting kepada masyarakat. Durasi permainan kartu ini tidak lama, tak sampai 15 menit karena para pesertanya bermain sambil mengendong anak, menyusui, masak, dan melakukan pekerjaan rumah lainnya.

Filnitris adalah bidan yang 1 tahun terakhir bertugas di Puskesmas Warsawe, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Siang itu untuk pertama kalinya ia membawa 18 kartu yang memiliki 6 gambar berbeda saat berkunjung ke rumah Maria, seorang ibu dengan 3 anak. Selain gambar jarum suntik, ada pula gambar sayur buah, ibu menyusui, tablet penambah darah, vitamin a dan obat cacing, serta terakhir gambar cuci tangan.

Walaupun gambar yang terbuka ada yang berulang, namun Filnitris dengan sabar meminta Maria menjawab makna semua kartu. Pengulangan gambar yang disajikan di kartu harapannya bisa membuat Maria lebih ingat soal pentingnya 6 langkah pencegahan stunting untuk buah hati.

Selain kartu itu, Filnitris juga membawa sebuah poster pintar yang bisa ditempel di dinding rumah Maria. 6 gambar dalam permainan kartu itu pun ada di poster pintar. Poster pintar sendiri berisi ukuran tinggi anak dari 0 hingga 2 tahun. Ada bagian ukuran tinggi anak yang disesuaikan dengan usianya. Selain bermain tebak-tebakan kartu, Maria diharapkan bisa mengukur tinggi anaknya yang masih berusia 1 tahun secara berkala.

Sebuah keluarga bermain kartu di atas poster pintar pada 23 November 2020. Kegiatan ini diinisiasi 1000 Days Fund dan diukung oleh Roche Indonesia. Tempo/Mitra Tarigan

Advertising
Advertising

Mengukur tinggi badan dan usia anak merupakan salah satu acuan menentukan apakah anak mengalami stunting alias gagal tumbuh. Masalah kesehatan stunting menjadi sorotan di Nusa Tenggara Timur. Maklum, jumlah penderita stunting di NTT mencapai 43,20 persen. Jauh lebih tinggi dibanding angka stunting nasional sebanyak 27,67 persen. Bahkan menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) angka stunting di atas 20 persen sudah tergolong kronis.

<!--more-->

Ada berbagai faktor tingginya angka stunting di daerah itu. Bupati Manggarai Barat Agutinus CH Dula mengakui ada beberapa faktor stunting yang terjadi di daerahnya. Seperti rendahnya asupan gizi, masalah lingkungan sosial soal praktik pemberian makanan bayi dan anak, akses terhadap pelayanan kesehatan untuk pencegahan dan pengobatan (kesehatan). "Serta faktor kesehatan lingkungan yang meliputi tersedianya sarana air bersih dan sanitasi," kata Agusta saat peresmian Stunting Center of Excellence (Stunting CoE) di Labuan Bajo, NTT pada akhir November 2020.

Permainan kartu dan poster pintar itu diperkenalkan oleh organisasi 1000 Days Fund, sebuah lembaga swadaya masyarakat yang fokus dalam hal pencegahan stunting. Gambar pada kartu dan poster sudah mengalami revisi hingga 13 kali sejak diluncurkan 2 tahun lalu. Harapannya agar informasi soal stunting, semakin membumi bagi masyarakat NTT. Lead Strategist 1000 Days Fund Zack Petersen mengatakan permainan dengan kartu bisa diharapkan bisa membuat percakapan di antara petugas kesehatan atau kader dengan para ibu. "Bila ada percakapan dan tanya jawab itu, maka informasi soal stunting ini akan menempel di kepala. Permainan itu bisa jadi kegiatan yang menyenangkan bila dilakukan dengan seluruh keluarga," kata Zack berharap tidak hanya ibu, namun juga suami atau nenek di keluarga bisa lebih paham soal pencegahan stunting.

Alat peraga diharapkan bisa mempermudah para kader dan tenaga kesehatan dalam menyampaikan pesan pencegahan stunting. Zack yakin, sebenarnya para petugas kesehatan sudah sangat paham soal ilmu stunting. Namun yang perlu dilatih adalah cara penyampaian kepada masyarakat. Riset soal kampanye pencegahan stunting dengan poster pintar pernah dilakukan oleh World Bank pada 2019. Saat itu 1000 Days fund menyebarkan poster pintar ke 159 rumah di tiga pulau Provinsi NTT, Pulau Komodo, Pulau Messah, dan Pulau Rinca. Setelah sekitar enam bulan implementasi, 65 persen pengasuh anak (mayoritas ibu-ibu) mampu mendefinisikan stunting dan 48 persen mampu menjelaskan mengapa stunting penting. Jumlah itu meningkat dari awalnya hanya 4 persen ibu yang paham soal stunting. Para petugas kesehatan pun merasa dimudahkan dengan adanya alat peraga. Data riset Bank Dunia itu menyebutkan pada mulanya hanya 35 persen merasa percaya diri menjelaskan soal cara pencegahan stunting, angka ini berlipat dua kali menjadi 73 persen setelah 6 bulan.

Untuk mempermudah pelatihan para tenaga kesehatan dalam kampanye pencegahan stunting, ada Stunting Center of Excellence (Stunting CoE) yang baru diresmikan pada 23 November 2020 di Puskesmas Labuan Bajo. Stunting CoE akan menjadi pusat pelatihan tenaga kesehatan yang dilengkapi dengan alat peraga yang berbasis bukti ilmiah. Filnitris dan dua rekannya dari Puskesmas Warsawe sempat mengikuti pelatihan pencegahan stunting dengan permainan kartu dan poster itu. "Selama ini promosi kesehatan yang dilakukan hanya dengan bicara saja. Alat peraga menjadi inovasi baru," kata Aleksandri Satrio Jema, petugas promosi kesehatan Puskesmas Warsawe. Menurutnya sering sekali warga hanya menjawab 'iya' bila diberi imbauan pencegahan stunting padahal sebenarnya kurang paham.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Doddy Izwardy mengatakan penyelesaian masalah stunting membutuhkan kerja sama antar pihak demi perubahan perilaku hingga tingkat rumah tangga. "Kerja sama antar sektoral ini, harus didorong," kata Doddy yang menyambut baik promosi kesehatan dengan alat peraga itu.

Doddy mengingatkan stunting harus jadi fokus utama. "Kalau tidak fokus, nanti 2030 Indonesia bisa alami lost generation sehingga menguras ekonomi. Makanya harus ada pendekatan hingga tingkat keluarga," kata Doddy.

Peresmian Stunting Center of Excellence (Stunting CoE) di Puskesmas Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur pada 23 November 2020. Tempo/Mitra Tarigan

Presiden Direktur Roche Indonesia Ait-Allah Mejri meyakini bahwa anak harus tumbuh dengan baik, karena itu adalah salah satu hak asasi manusia. "Perlu ada bukti kuat bahwa pelatihan tenaga kesehatan di Stuting CoE ini memberikan dampak yang besar sehingga bisa dicontoh di tempat lain," kata Mejri yang ikut mendukung pembangunan pusat pelatihan itu.

Permainan kartu dan poster pintar harapannya bisa jadi jembatan ilmu antara petugas kesehatan atau kader kesehatan dengan warga dengan cara yang menyenangkan. "Sehingga masyarakat bisa mengambil keputusan terbaik untuk anak-anak mereka," kata Zack.

Berita terkait

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

1 hari lalu

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

Ibu hamil untuk menjaga nutrisi dan rutin memeriksakan kandungan untuk cegah stunting. Berikut saran yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Percepat Penyaluran Bansos Stunting

3 hari lalu

Pemerintah Percepat Penyaluran Bansos Stunting

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyatakan pemerintah akan mempercepat penyaluran Bansos atau bantuan pangan untuk penurunan stunting.

Baca Selengkapnya

Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

5 hari lalu

Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

DP seorang anak wanita berusia 15 tahun menjadi korban dugaan persetubuhan anak di bawah umur. Pelaku diduga pemilik sebuah BAR.

Baca Selengkapnya

Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

5 hari lalu

Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

Menjawab itu, Isnar mengatakan putra Syahrul Yasin Limpo, Redindo juga pernah meminta uang kepadanya.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

5 hari lalu

Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

Ibu cerdas perlu mengetahui bahasa kasih sayang agar bisa disampaikan kepada keluarga dan anak.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

5 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

6 hari lalu

OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

toritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan para ibu agar tidak menciptakan generasi sandwich. Apa itu?

Baca Selengkapnya

Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

10 hari lalu

Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan ketika mendapati anak berbohong.

Baca Selengkapnya

7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

15 hari lalu

7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat

Baca Selengkapnya

Israel Klaim Bunuh Anak dan Cucu Ismail Haniyeh Tanpa Konsultasi dengan Netanyahu

17 hari lalu

Israel Klaim Bunuh Anak dan Cucu Ismail Haniyeh Tanpa Konsultasi dengan Netanyahu

Pasukan Israel membunuh tiga putra pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dalam serangan udara di Gaza tanpa berkonsultasi dengan PM Benyamin Netanyahu

Baca Selengkapnya