Perlunya Gizi Seimbang pada Penderita Anemia Menurut Pakar

Reporter

Antara

Jumat, 22 Januari 2021 21:17 WIB

Ilustrasi pria makan-makanan sehat. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Penderita anemia jumlahnya cukup tinggi di Indonesia. Pakar gizi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Prof. dr. Endang Achadi pun mengatakan asupan gizi seimbang sangat penting.

"Kalau mau melengkapi kebutuhan semua zat gizi di dalam tubuh, maka pola makannya harus seimbang," kata Endang dalam temu media secara virtual untuk memperingati Hari Gizi Nasional, Jakarta, Jumat, 22 Januari 2021.

Ia mengatakan berdasarkan data, lebih dari seperempat anak Indonesia usia 12 bulan-12 tahun menderita anemia, jumlah yang cukup tinggi di negara yang sebenarnya kaya sumber pangan bergizi. Selain pada anak usia 12 bulan sampai 12 tahun, penderita anemia pada remaja usia 13-18 tahun juga tinggi, di antaranya pada pria sebanyak 12,4 persen dan remaja putri 22,7 persen, hampir dua kali lipat dibandingkan remaja putra.

Persentase anemia yang cukup tinggi pada remaja putri itu terutama disebabkan oleh keluarnya banyak darah saat menstruasi yang tidak disertai dengan pola makan bergizi seimbang. Adapun pada ibu hamil, persentase penderita amemia juga meningkat dari 37,1 persen pada 2013 menjadi 48,9 persen pada 2018.

"Ini karena sebelum hamil itu sudah menderita anemia. Walaupun ada yang tidak anemia, mereka sudah kekurangan zat besi sehingga pada saat hamil, pada saat kebutuhan terhadap zat besi itu meningkat, baik untuk dirinya maupun anaknya, ternyata tidak ada zat besi yang cukup, sehingga menjadi anemia pada saat hamil," kata Endang.

Advertising
Advertising

Baca juga: Orang Tua Sering Terlambat Sadari Anemia pada Anak, Ini Gejalanya

Di Indonesia, sebagian besar anemia terjadi akibat kekurangan zat besi dalam sumber pangan. Sumber zat besi yang paling baik adalah yang berasal dari pangan hewani, seperti daging, ikan, unggas, atau disebut sebagai besi heme. Sementara pada sebagian besar masyarakat Indonesia, bahan makanan yang dikonsumsi sebagian besar berasal dari nabati atau yang lebih banyak mengandung besi nonheme.

Meski banyak mengonsumsi bahan makanan yang mengandung zat besi nonheme, zat besi tersebut sulit sekali untuk diserap oleh tubuh.

"Bisa seperberapa puluh kalinya dibandingkan dengan zat heme. Jadi, walaupun makanan kita mengandung banyak sayur yang mengandung zat besi nonheme, karena zat besinya sulit diserap, maka besi yang masuk ke dalam tubuh sangat sedikit," katanya.

Oleh karena pola makan pangan hewani di Indonesia cukup rendah dibandingkan pangan nabati, maka setiap hari secara terus menerus masyarakat Indonesia kekurangan asupan zat besi sehingga untuk mengatasinya masyarakat perlu mengonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang untuk memenuhi semua kebutuhan gizi tubuh.

"Gizi seimbang akan menjadi hal yang sangat penting karena kita tidak cukup hanya karbohidrat saja, tidak cukup hanya protein hewani saja, tidak cukup hanya protein nabati saja, tidak cukup hanya buah-buahan dan sayur saja, tetapi harus semua karena berbagai macam zat gizi ada di berbagai macam makanan," papar Endang.

Berita terkait

Cegah Krisis Pangan ala Gang 8 Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur

6 hari lalu

Cegah Krisis Pangan ala Gang 8 Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur

Inisiatif lokal untuk mitigasi krisis pangan lahir di jalan gang di Kelurahan Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur. Berbekal dana operasional RT.

Baca Selengkapnya

Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

16 hari lalu

Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, suatu kondisi yang mengakibatkan kurangnya sel darah merah yang sehat.

Baca Selengkapnya

Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit Langka yang Diidap Mendiang Babe Cabita

20 hari lalu

Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit Langka yang Diidap Mendiang Babe Cabita

Anemia aplastik merupakan penyakit langka yang terjadi ketika sumsum tulang tidak dapat memproduksi sel darah dan trombosit yang cukup.

Baca Selengkapnya

Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

20 hari lalu

Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

Hati ayam dalam sambal goreng kentang ati, makan khas ketika lebaran, ternyata memiliki manfaat kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pentingnya Pemenuhan Nutrisi Keluarga Selama Puasa

27 hari lalu

Pentingnya Pemenuhan Nutrisi Keluarga Selama Puasa

Nutrisi dengan gizi seimbang tidak hanya dibutuhkan anak kecil. Namun seluruh keluarga membutuhkan nutrisi seimbang di Bulan Ramadan.

Baca Selengkapnya

Mengenal Neuroferritinopathy, Penyakit Genetik yang Hanya Dimiliki Sekitar 100 Orang di Dunia

36 hari lalu

Mengenal Neuroferritinopathy, Penyakit Genetik yang Hanya Dimiliki Sekitar 100 Orang di Dunia

Neuroferritinopathy penyakit genetik yang hanya dimiliki sekitar 100 orang di dunia. Bagaimana gejala dan pengobatannya?

Baca Selengkapnya

Pilihan Camilan Sehat di Malam Hari Saat Bulan Puasa

41 hari lalu

Pilihan Camilan Sehat di Malam Hari Saat Bulan Puasa

Dokter gizi sarankan makan camilan pada malam hari untuk memenuhi kebutuhan gizi dalam sehari di kala berpuasa. Ini pilihan camilannya.

Baca Selengkapnya

9 Cara Mengatasi Mata Berkunang-kunang

43 hari lalu

9 Cara Mengatasi Mata Berkunang-kunang

Mengikuti langkah-langkah ini, Anda dapat mengurangi risiko terjadinya mata berkunang-kunang dan menjaga kesehatan mata Anda secara keseluruhan.

Baca Selengkapnya

7 Penyebab Mata Berkunang-Kunang yang Harus Diketahui

44 hari lalu

7 Penyebab Mata Berkunang-Kunang yang Harus Diketahui

Mata berkunang-kunang terkadang terasa seperti sedang melihat bintang, kilatan cahaya, atau aura.

Baca Selengkapnya

Saran Pola Makan Sehat selama Ramadan dari Ahli Gizi

45 hari lalu

Saran Pola Makan Sehat selama Ramadan dari Ahli Gizi

Ahli gizi mengatakan selama Ramadan harus selalu mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan lengkap. Apa saja yang harus dipenuhi?

Baca Selengkapnya